Bareksa.com - Berikut reksa dana dengan return tertinggi dalam sebulan terakhir:
1) Reksa Dana Saham: Pacific Equity Fund (10,23%)
2) Reksa Dana Saham Syariah: Avrist Equity-Amar Syariah (0,40%)
3) Reksa Dana Campuran: Pacific Balance Fund (14,66%)
4) Reksa Dana Campuran Syariah: Pacific Balance Syariah (1,54%)
5) Reksa Dana Pendapatan Tetap: Lautandhana Fixed Income (5,99%)
6) Reksa Dana Pendapatan Tetap Syariah: I-Hajj Syariah Fund (0,97%)
7) Reksa Dana Pasar Uang: CIMB-Principal Cash Fund (0,72%)
8) Reksa Dana Pasar Uang Syariah: BNI AM Dana Lancar Syariah (0,56%)
Benchmark Reksa Dana:
- Inflasi November: 0,21%
- Bunga Deposito Desember Setelah Dikurangi Pajak: 0,41%
- IHSG: 0,93%
- Indeks Reksa Dana Saham: -1,70%
- Indeks Reksa Dana Saham Syariah: -1,25%
- Indeks Reksa Dana Campuran: 0,07%
- Indeks Reksa Dana Campuran Syariah: -0,58%
- Indeks Reksa Dana Pendapatan Tetap: -0,52%
- Indeks Reksa Dana Pendapatan Tetap Syariah: -0,50%
- Indeks Reksa Dana Pasar Uang: 0,02%
- Indeks Reksa Dana Pasar Uang Syariah: 0,17%
Summary
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan kemarin ditutup menguat 1,68 persen ke level 4.483,45 seiring dengan penguatan bursa saham regional. Pasar saham mencatatkan pembelian bersih investor asing sebanyak Rp302,2 miliar. Penguatan pasar saham tersebut juga mendorong kinerja reksa dana saham dan campuran.
Indeks reksa dana saham masih mencatatkan return negatif, tapi penurunan return reksa dana saham berkurang menjadi minus 1,7 persen. Sementara reksa dana campuran telah mencatatkan return positif dalam sebulan terakhir, padahal sebelumnya masih mencatatatkan return negatif.
Seiring dengan penguatan pada pasar saham, pasar obligasi kemarin juga mulai ramai. Yield obligasi benchmark 10 tahun kembali bergerak turun ke level 8,91 persen dari perdagangan sebelumnya yang sempat sentuh level 9,03 persen.
Turunnya yield obligasi yang berarti terjadi peningkatan pada harga obligasi, juga mempengaruhi pergerakan reksa dana pendapatan tetap. Reksa dana pendapatan tetap diprediksi akan membaik pada tahun depan.
Pada perdagangan hari ini, dolar Amerika justru melemah terhadap mata uang regional pasca pengumuman The Fed menaikkan suku bunga acuannya (Fed rate) sebesar 25 basis poin (bps). Nilai tukar rupiah pada pagi ini pada pasar spot menguat 0,28 persen ke level Rp14.031,3 per dolar Amerika.
Kenaikan Fed rate tersebut akan memperkecil spread obligasi Indonesia dengan Amerika. Namun, yield yang ditawarkan obligasi di Indonesia dinilai masih menarik sehingga pasar obligasi berpotensi naik dalam jangka waktu dekat.
Menguatnya nilai tukar rupiah juga berpotensi akan mendorong kenaikan pada pasar obligasi hari ini. Itu berarti kinerja reksa dana pendapatan tetap juga berpotensi naik.