
Bareksa.com - Juru Bicara Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Sekar Putih Djarot menyatakan OJK berfokus pada perluasan kemudahan akses layanan keuangan masyarakat untuk mencapai target inklusi keuangan 90 persen pada 2024. "OJK menjalankan sejumlah program peningkatan inklusi keuangan secara kolaboratif dengan berbagai pemangku kepentingan seperti program satu rekening satu pelajar (Kejar) dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bersama Kementerian Agama, serta menerbitkan buku literasi keuangan tingkat PAUD untuk menanamkan budaya menabung sejak dini," ungkap Sekar dalam keterangannya (14/10/2020).
Menurut Sekar, OJK juga telah menginisiasi generic model program kredit/pembiayaan melawan rentenir (K/PMR) untuk membuka akses pembiayaan bagi masyarakat dan UMKM bersinergi dengan pemerintah daerah dan industri jasa keuangan. "Ke depan OJK akan terus mendorong pengembangan produk dan kualitas layanan berbasis digital agar akses keuangan terbuka dan mampu menjangkau seluruh lapisan masyarakat," ujar Sekar.
Sekar menyatakan ada 3 alasan pentingnya inklusi keuangan :
1. Inklusi keuangan berkolerasi dengan pertumbuhan ekonomi.
Meluasnya akses keuangan dapat mengurangi ketimpangan kesejahteraan masyarakat Pada 2019, tingkat inklusi keuangan nasional mencapai 76,19 persen atau berhasil melewati target awal yaitu 75 persen. Sekar menyatakan Presiden RI Joko Widodo menetapkan pencapaian target inklusi keuangan 90 persen pada 2024.
"Untuk mencapai hal tersebut, OJK fokus melakukan intensifikasi edukasi dan literasi keuangan terutama kepada generasi muda agar lebih memahami dan mengerti produk/jasa keuangan. OJK bersama Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta Kementerian Agama meluncurkan Program Satu Rekening Satu Pelajar (KEJAR) di Bulan Inklusi Keuangan 2020 ini," Sekar mengungkapkan.
2. Mendorong proses pemulihan ekonomi
Sekar menyatakan inklusi keuangan dapat berperan sebagai enabler kelancaran pembiayaan financial support bagi seluruh lapisan masyarakat dan pelaku usaha.
"Berbagai upaya telah dilakukan OJK untuk membuka akses pembiayaan bagi masyarakat dan UMKM di daerah melalui upaya bersinergi bersama pihak pemerintah daerah maupun Industri Jasa Keuangan melalui berbagai inisiatif seperti Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD), Badan Wakaf Mikro (BWM), laku pandai hingga pilot project KUR klaster," kata Sekar.
3. Berperan pada stabilitas ekonomi masyarakat
Dia menambahkan inklusi keuangan dapat mendukung resiliensi/ketahanan ekonomi masyarakat dalam berbagai situasi dan kondisi. Peningkatan kemampuan keuangan dan keterampilan pengelolaan keuangan yang solid dan mumpuni akan membantu masyarakat dan pelaku usaha (terutama segmen UMKM) bertahan dalam menghadapi tekanan ekonomi dan memungkinkan mereka untuk lebih bersiap diri dalam menavigasi krisis keuangan yang sedang dan akan dihadapi.
***
Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana