Perang Dagang AS-Uni Eropa Memanas, Bagaimana Nasib IHSG?

Bareksa • 25 Apr 2019

an image
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump saat mengumumkan serangan udara ke Suriah, di Gedung Putih, AS, 14 April 2018. (sumber : www.whitehouse.gov)

Kegaduhan AS - Uni Eropa di bidang perdagangan menjadi faktor utama yang membuat bursa saham Benua Kuning jatuh

Bareksa.com - Setelah mengalami kenaikan cukup signifikan pada Selasa, pasar saham Indonesia terpantau mengalami koreksi pada perdagangan Rabu kemarin.

Performa bursa saham domestik senada dengan mayoritas bursa saham utama kawasan Asia yang ditutup di zona merah. Indeks Nikkei (Jepang) turun 0,27 persen, Indeks Hang Seng (Hong Kong) melemah 0,53 persen, dan Indeks Kospi (Korea) merosot 0,88 persen.

Kegaduhan Amerika Serikat (AS) dengan Uni Eropa di bidang perdagangan menjadi faktor utama yang membuat bursa saham Benua Kuning jatuh. Adapun Indeks Shanghai (China) masih mampu menguat tipis 0,09 persen dan Indeks Straits Times (Singapura) naik 0,27 persen.

Melalui sebuah cuitan di Twitter, Presiden AS Donald Trump mengungkapkan kegeramannya kepada Uni Eropa seiring dengan anjloknya laba bersih pabrikan motor Harley Davidson pada kuartal I 2019 yang nyaris mencapai 27 persen.

Harley Davidson menyatakan menurunnya permintaan, biaya impor bahan baku yang lebih tinggi (karena bea masuk yang dikenakan AS terhadap negara lain), serta bea masuk yang dikenakan Uni Eropa terhadap produk perusahaan merupakan tiga faktor utama yang menekan laba bersih mereka.

"Sangat tidak adil bagi AS. Kami akan membalas!" tegas Trump.

Lantas, kondisi tersebut membuat perang dagang AS - Uni Eropa semakin menjadi sebuah keniscayaan. Pasalnya, saling tebar ancaman mengenakan bea masuk bukan kali ini saja terjadi.

Beberapa waktu lalu, Trump mengungkapkan rencana untuk memberlakukan bea masuk bagi impor produk Uni Eropa senilai US$11 miliar.

Rencana tersebut dilandasi oleh kekesalannya yang menuding Uni Eropa memberikan subsidi yang terlalu besar kepada Airbus, yang dinilainya sebagai praktik persaingan tidak sehat.

"Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) menemukan Uni Eropa memberikan subsidi kepada Airbus yang kemudian mempengaruhi AS. Kami akan menerapkan bea masuk kepada (impor) produk Uni Eropa senilai US$11 miliar. Uni Eropa sudah mengambil keuntungan dari perdagangan dengan AS selama bertahun-tahun. Ini akan segera berakhir!" keluh Trump di Twitter pada 9 April.

Di sisi lain, sejatinya ada rilis data ekonomi yang menggembirakan dan bisa mengerek kinerja bursa saham regional. Kemarin, pembacaan akhir untuk data Coincident Index Jepang periode Februari 2019 diumumkan di level 100,4, mengalahkan konsensus 98,8, seperti dilansir Trading Economics.

Data ini merupakan statistik yang menggambarkan kondisi perekonomian Jepang. Semakin tinggi angkanya, maka perekonomian Jepang dikatakan berada dalam kondisi yang semakin kuat, begitupun sebaliknya.

Namun apa mau dikata, ribut-ribut AS dengan Uni Eropa di bidang perdagangan terbukti lebih dominan dalam mendikte jalannya perdagangan di bursa saham Benua Kuning.

Pada perdagangan Rabu, 24 April 2019 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 0,23 persen berakhir di level 6.447,89. Aktivitas transaksi pada perdagangan kemarin berlangsung cukup ramai, di mana tercatat 14,44 miliar saham diperdagangkan dengan nilai transaksi mencapai Rp8,48 triliun.

Secara sektoral, hampir seluruhnya berakhir di zona merah pada perdagangan kemarin, kecuali sektor properti dan perdagangan yang masing-masing menguat 0,49 persen dan 0,41 persen.

Sementara itu, tiga sektor yang mengalami penurunan terdalam yakni pertanian (-1,93 persen), industri dasar (-1,5 persen), dan manufaktur (-0,42 persen)

Beberapa saham yang memberatkan IHSG kemarin :

1. Saham CPIN (-7 persen)
2. Saham UNVR (-1,2 persen)
3. Saham BBRI (-0,7 persen)
4. Saham BDMN (-3,2 persen)
5. Saham HMSP (-0,6 persen)

Sebanyak 187 saham menguat, 213 saham melemah, dan 134 saham tidak mengalami perubahan harga. Di sisi lain, investor asing mencatatkan penjualan bersih (net sell) di seluruh pasar pada perdagangan kemarin senilai Rp620,43 miliar.

Saham-saham yang terbanyak dilepas investor asing :

1. Saham BBRI (Rp379,45 miliar)
2. Saham GGRM (Rp78,24 miliar)
3. Saham BMRI (Rp68,06 miliar)
4. Saham BBCA (Rp42,15miliar)
5. Saham PTBA (Rp41,89 miliar)

Analisis Teknikal IHSG


Sumber: Bareksa

Menurut analisis Bareksa, secara teknikal candle IHSG pada perdagangan kemarin membentuk bearish spinning top yang menggambarkan pergerakan IHSG cukup bervariatif namun lebih dominan berada di zona merah.

Koreksi kemarin masih tergolong cukup sehat meskipun posisi IHSG terlihat sedikit berada di bawah garis middle bollinger band.

Indikator relative strength index (RSI) terpantau sedikit bergerak turun, mengindikasikan adanya momentum kenaikan yang sedang tertahan. Dilihat dari sudut pandang teknikal, pergerakan IHSG pada hari ini berpotensi bergerak mixed dengan kecenderungan melemah.

Di sisi lain, kondisi bursa saham Wall Street yang ditutup kompak berakhir di zona merah pada perdagangan kemarin diperkirakan bisa menjadi sentimen negatif yang memberatkan laju IHSG pada perdagangan hari ini.

Indeks Dow Jones turun 0,22 persen, kemudian S&P 500 melemah 0,22 persen, dan Nasdaq Composite berkurang 0,23 persen.

(KA01/AM)

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui saham mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami kinerja keuangan saham tersebut.