Pasar Optimistis AS-China Segera Teken Kesepakatan Dangang, Ini Prospek IHSG

Bareksa • 04 Apr 2019

an image
Pengunjung melintasi layar elektronik pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. IHSG menguat dengan ditopang sektor mining, property dan basic industry. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay

Kinerja bursa saham utama kawasan Asia kemarin menghijau seiring pelaku pasar optimistis atas negosiasi dagang AS-China

Bareksa.com -  Pada perdagangan Rabu 3 April 2019, pasar saham Indonesia diliburkan bertepatan dengan peringatan Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad Shollallahu ‘Alahi Wasallam. Andai saja perdagangan bursa saham domestik tetap berlangsung kemarin, mungkin pergerakan IHSG akan positif senada dengan kinerja bursa saham utama kawasan Asia.

Pada penutupan kemarin, Indeks Nikkei (Jepang) menguat 0,97 persen, Indeks Shanghai (China) melesat 1,24 persen, Indeks Hang Seng (Hong Kong) melaju 1,22 persen, Indeks Straits Times (Singapura) naik 0,96 persen, dan Indeks Kospi bertambah 1,2 persen.

Optimisme Amerika Serikat (AS) dan China akan segera meneken kesepakatan dagang membuat instrumen saham menjadi buruan investor. Selasa (02/04/2019) waktu setempat, Penasihat Ekonomi Gedung Putih Larry Kudlow mengatakan AS dan China berharap akan membuat lebih banyak kemajuan dalam negosiasi dagang pekan ini.

"Kami berharap untuk membuat lebih banyak kemajuan. Saya tak bisa melaporkan detilnya, namun ini adalah diskusi yang lebih besar, lebih menyeluruh dibandingkan diskusi yang pernah kita lakukan sebelumnya," papar Kudlow di hadapan anggota Kamar Dagang AS, dikutip dari Reuters.

Negosiasi dagang AS-China di Washington dimulai kemarin waktu setempat. Sebelumnya pada pekan lalu, negosiasi telah digelar di Beijing selama 2 hari.

Dalam negosiasi pekan ini di Washington, delegasi AS masih akan dipimpin oleh Kepala Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer dan Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin, sementara delegasi China tetap akan dikomandoi oleh Liu He yang merupakan Wakil Perdana Menteri.

Pasca-negosiasi selama 2 hari pada pekan lalu selesai, China memutuskan untuk menunda kenaikan bea masuk atas produk otomotif dan suku cadang asal AS yang semestinya berlaku pada 2 April. Sejatinya, bea masuk atas produk tersebut akan naik dari 10 persen menjadi 25 persen, tetapi diputuskan ditunda.

"Langkah ini bertujuan untuk melanjutkan atmosfer positif dari perundingan kedua negara. Ini merupakan langkah konkret China untuk mendorong negosiasi perdagangan bilateral. Kami berharap AS bisa bekerja sama dengan China untuk mempercepat proses negosiasi dan mencapai tujuan menghapus ketegangan dagang," papar keterangan tertulis dari kantor Dewan Negara China, seperti dikutip dari Reuters.

Selain karena optimisme bahwa AS-China akan segera meneken kesepakatan dagang, aksi beli di bursa saham regional juga dilakukan investor seiring dengan rilis data ekonomi China yang menggembirakan.

Kemarin pagi, Composite PMI periode Maret 2019 versi Caixin diumumkan di level 52,9, di atas capaian bulan sebelumnya yang sebesar 50,7. Sementara itu, Services PMI periode Maret 2019 versi Caixin diumumkan di level 54,4, mengalahkan capaian bulan Februari yang sebesar 51,1.

Jika kesepakatan dagang dengan AS bisa segera diteken, tentu perekonomian China, berikut perekonomian dunia, tentu akan bisa dipacu untuk lebih cepat lagi.

Adapun sehari sebelumnya pada Selasa, 2 April 2019, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,36 persen berakhir di level 6.476,07. Aktivitas transaksi pada perdagangan kemarin berlangsung cukup ramai, di mana tercatat 14,58 miliar saham diperdagangkan dengan nilai transaksi yang hanya mencapai Rp8,46 triliun.

Beberapa saham yang menopang kenaikan IHSG pada Selasa :

1. Saham ASII (2,4 persen)
2. Saham HMSP (1,3 persen)
3. Saham UNVR (1,1 persen)
4. Saham BBCA (0,5 persen)
5. Saham MEGA (7 persen)

Sebanyak 185 saham menguat, 206 saham melemah, dan 141 saham tidak mengalami perubahan harga. Di sisi lain, investor asing mencatatkan pembelian bersih (net buy) di seluruh pasar pada perdagangan Selasa senilai Rp226,48 miliar.

Saham-saham yang terbanyak diburu investor asing :

1. Saham BBRI (Rp101,7 miliar)
2. Saham BBNI (Rp41,8 miliar)
3. Saham ASII (Rp40,2 miliar)
4. Saham CTRA (Rp32,5 miliar)
5. Saham TLKM (Rp22,9 miliar)

Analisis Teknikal IHSG


Sumber: Bareksa

Menurut analisis Bareksa, secara teknikal candle IHSG pada perdagangan Selasa membentuk doji yang menggambarkan bahwa pergerakan IHSG cenderung bervariatif namun akhirnya mampu menempatkan diri pada zona hijau.

Kenaikan yang relatif terbatas pada perdagangan Selasa semakin menggambarkan IHSG sedang dalam fase konsolidasi jangka pendeknya serta berada di sekitar garis middle bollinger band.

Selain itu, indikator relative strength index (RSI) terpantau sedikit bergerak naik, mengindikasikan adanya momentum penguatan dalam jangka pendek. Dilihat dari sudut pandang teknikal, pergerakan IHSG pada hari ini berpotensi bergerak mixed dengan kecenderungan menguat.

Di sisi lain, kondisi bursa saham Wall Street yang ditutup kompak berakhir di zona hijau pada perdagangan kemarin diharapkan bisa menjadi sentimen positif yang kembali mendorong laju IHSG pada perdagangan hari ini.

Indeks Dow Jones menguat 0,15 persen, kemudian S&P 500 naik 0,21 persen, dan Nasdaq Composite bertambah 0,6 persen.

(KA01/AM)

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui saham mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami kinerja keuangan saham tersebut.