Tembus Level Psikologis 6.500, IHSG akan Terus Menguat Seiring Sentimen The Fed?

Bareksa • 22 Mar 2019

an image
Pelajar melintas di dekat papan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (6/2). IHSG ditutup melemah 111,13 poin atau turun 1,69 persen ke level 6.478,54. (ANTARA FOTO/Aprillio Akbar)

Pada pembukaan perdagangan pagi ini, Jumat (22/03) pukul 09.24 WIB, IHSG menguat 0,2 persen di level 6.515

Bareksa.com - Indeks Harga Saham Gabungan dibuka menghijau pada perdagangan hari ini, Jumat, 22 Maret 2019. Pada pukul 09.24 WIB, IHSG menguat 0,2 persen di level 6.515 dibandingkan penutupan perdagangan Kamis. Penguatan itu melanjutkan kenaikan pada perdagangan kemarin. 

Setelah cenderung stagnan pada perdagangan Rabu, pasar saham Indonesia terpantau bergerak positif dengan mencatatkan kenaikan sekaligus berhasil ditutup di atas level psikologis 6.500 pada perdagangan kemarin.

Performa bursa saham Tanah Air senada dengan mayoritas bursa saham utama kawasan Asia yang ditutup di zona hijau pada perdagangan kemarin. Indeks Shanghai (China) naik 0,35 persen, Indeks Straits Times (Singapura) naik tipis 0,19 persen, dan Indeks Kospi (Korea) menguat 0,36 persen, sedangkan Indeks Hang Seng (Hong Kong) turun 0,85 persen.

Pelaku pasar tampaknya bisa leluasa untuk memburu instrumen di Benua Kuning setelah Bank Sentral Amerika Serikat (AS), The Federal Reserve (The Fed) akhirnya memutuskan untuk memilih sikap kalem (dovish), bahkan tidak menaikkan bunga acuan hingga akhir tahun.

Dini hari kemarin, The Fed telah resmi memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan di level 2,25-2,5 persen dan level ini diperkirakan akan bertahan hingga akhir tahun 2019, seperti dilansir Reuters. Keputusan ini diambil Gubernur The Fed yaitu Jerome Powell, setelah melihat indikasi perlambatan ekonomi.

Ada perlambatan belanja rumah tangga dan investasi pada kuartal I 2019. Selain itu di tahun 2018, inflasi AS secara keseluruhan turun terutama di sektor energi, seperti dilansir Reuters.

Selain itu, produksi industri Negeri Adidaya periode Februari 2019 diumumkan hanya tumbuh tipis 0,1 persen MoM, jauh di bawah konsensus yang memperkirakan pertumbuhan 0,4 persen MoM, seperti dikutip dari Forex Factory.

Kemudian indeks perumahan NAHB pada Maret 2019 berada di angka 62, tidak berubah dibandingkan bulan sebelumnya. Pencapaian Maret tersebut berada di bawah konsensus pasar yang memperkirakan kenaikan menjadi 63.

"Saya dan rekan saya menganggap bahwa skenario ini sesuai dengan kondisi perekonomian saat ini, dan kami percaya bahwa kami harus bersabar untuk melihat jika ada kebutuhan untuk mengubah kebijakan. Sabar berarti kami tidak perlu terburu-buru untuk mengambil keputusan," ujar Powell, mengutip press release The Fed.

Keputusan tersebut tentu dimanfaatkan oleh pelaku pasar, karena tanpa backing yang kuat (tidak ada kenaikan suku bunga), tentunya investasi di instrumen berbasis dolar AS tidak akan menarik. Arus modal pun akhirnya menyebar ke segala penjuru, termasuk Benua Kuning.

Pada Kamis, 21Maret 2019 IHSG ditutup menguat 0,29 persen berakhir di level 6.501,78. Aktivitas transaksi pada perdagangan kemarin berlangsung cukup ramai, di mana tercatat 15,25 miliar saham diperdagangkan dengan nilai transaksi mencapai Rp8,75 triliun.

Secara sektoral,mayoritas berakhir di zona hijau pada perdagangan kemarin, kecuali empat sektor yang berakhir di zona merah yakni pertanian (-1,11 persen), konsumer (-0,31 persen), aneka industri (-0,09 persen), dan perdagangan (-0,06 persen).

Sementara itu, tiga sektor yang mengalami kenaikan tertinggi yakni industri dasar (2,44 persen), properti (1,30 persen), dan manufaktur (0,46 persen)

Beberapa saham yang mendorong kenaikan IHSG kemarin :

1. Saham INTP (6,8 persen)
2. Saham CPIN (3,6 persen)
3. Saham SMGR (5,2 persen)
4. Saham BBNI (1,6 persen)
5. Saham BRPT (4,2 persen)

Sebanyak 193 saham menguat, 195 saham melemah, dan 144 saham tidak mengalami perubahan harga. Di sisi lain, investor asing mencatatkan penjualan bersih (net sell) di seluruh pasar pada perdagangan kemarin senilai Rp58,92miliar.

Saham-saham yang terbanyak dilepas investor asing :

1. Saham ASII (Rp79,25 miliar)
2. Saham BBCA (Rp73,9 miliar)
3. Saham BBRI (Rp58,46 miliar)
4. Saham PTBA (Rp53,48 miliar)
5. Saham BTPS (Rp21,18 miliar)

Analisis Teknikal IHSG

Sumber: Bareksa

Menurut analisis Bareksa, secara teknikal candle IHSG pada perdagangan kemarin membentuk doji yang menggambarkan pergerakan IHSG cenderung bervariatif namun akhirnya mampu ditutup lebih tinggi dibandingkan penutupan sehari sebelumnya.

Kenaikan kemarin membuat posisi IHSG kembali terlihat positif karena mampu menjauhi garis middle bollinger band serta berakhir di atas level psikologis 6.500.

Indikator relative strength index (RSI) terpantau masih bergerak naik, mengindikasikan adanya momentum kenaikan yang cukup kuat. Dilihat dari sudut pandang teknikal, pergerakan IHSG pada hari ini berpotensi untuk kembali melanjutkan kenaikannya.

Di sisi lain, kondisi Bursa Saham Wall Street yang ditutup kompak berakhir di zona hijau pada perdagangan kemarin diharapkan bisa menjadi sentimen positif yang kembali mendorong laju IHSG pada perdagangan hari ini.

Indeks Dow Jones menguat 0,85 persen, kemudian S&P 500 melaju1,09 persen, dan Nasdaq Composite melesat 1,42 persen pada perdagangan Kamis waktu setempat.

(KA01/AM)

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui saham mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami kinerja keuangan saham tersebut.