Meroket 279 Persen Sepanjang Desember 2018, Saham PTSN Kena Suspensi

Bareksa • 27 Dec 2018

an image
Seorang pria beraktivitas di dekat layar elektronik pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (6/12/2018). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 17,63 poin atau 0,29 persen ke level 6.115,49. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay

Sebelumnya, perseroan menandatangani kontrak dengan Pegatron Corporation yang merupakan perusahaan perakit produk Apple

Bareksa.com - Bursa Efek Indonesia (BEI) menghentikan sementara (suspensi) perdagangan saham PT Sat Nusapersada Tbk (PTSN) setelah terjadi kenaikan harga yang signifikan dalam beberapa waktu terakhir.

"Dalam rangka cooling down, BEI memandang perlu untuk melakukan penghentian sementara perdagangan saham PT Sat Nusapersada (PTSN) pada perdagangan tanggal 27 Desember 2018, ungkap Zakky Ghufron, PH Kadiv Pengawasan Transaksi dan Irvan Susandy, Kadiv Operasional Perdagangan BEI dalam pengumuman Rabu malam (26/12).

Penghentian sementara perdagangan saham PTSN dilakukan di pasar reguler dan pasar tunai untuk memberikan waktu yang memadai bagi pelaku pasar untuk mempertimbangkan secara matang berdasarkan informasi yang ada dalam setiap pengambilan keputusan investasi di saham PTSN.

Pada perdagangan Rabu (26/12), harga saham PTSN naik 11,35 persen ke level Rp1.815 per saham. Kenaikan harga saham PTSN terjadi sejak awal Desember. Sepanjang Desember ini, saham PTSN mengakumulasi kenaikan harga 279,71 persen secara month to date.

Grafik : Pergerakan Saham PTSN 1 Bulan Terakhir

Sumber : Bareksa.com

Harga saham PT Sat Nusapersada Tbk (PTSN) melesat sepanjang bulan ini, menyusul perseroan menandatangani kontrak dengan Pegatron Corporation yang merupakan perusahaan perakit produk Apple.

Sat Nusa dalam keterbukaan informasi menyampaikan, sudah mendapat kontrak dari Pegatron Corporation, yang merupakan perusaan perakit produk-produk Apple. Namun perseroan belum menyebutkan nilai kontrak yang didapat dari perusahaan tersebut.

Perang dagang antara China dengan Amerika Serikat (AS) membuat produk Apple yang dibuat di China dikenakan tarif tambahan jika dijual di AS.

"Ini membuat perusahaan (Pegatron) hengkang dari China dan masuk ke Indonesia," kata Direktur Utama Sat Nusapersada Abidin Fan, dalam keterbukaan informasi yang disampaikan, Senin (3/12/2018).

Bentuk kerja sama yang akan dilakukan kedua belah pihak yaitu Sat Nusa akan merakit berbagai produk elektronik yang akan diekspor ke AS.

(KA02/AM)