IHSG Dibuka Melemah Menyusul Kenaikan Fed Rate, Bagaimana Prospeknya?

Bareksa • 20 Dec 2018

an image
Karyawan melintas di dekat monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (8/6). ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

Pada perdagangan Rabu kemarin IHSG berhasil rebound setelah tiga hari beruntun melemah

Bareksa.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Kamis, 20 Desember 2018, juga dibuka langsung melemah 0,5 persen di level 6.145. Pelemahan menyusul sentimen Bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve, pada Rabu (19/12/2018) waktu setempat, menaikkan suku bunga acuannya 25 basis poin (bps) serta menurunkan proyeksi kenaikan bunganya di tahun depan.

Sebagaimana yang telah diperkirakan pasar sebelumnya, The Fed menaikkan kisaran target suku bunganya Fed Fund Rate menjadi 2,25 - 2,5 persen. Ini adalah kenaikan keempat kalinya tahun ini dan yang kesembilan sejak bank sentral mulai melakukan normalisasi suku bunganya di Desember 2015.

Pada Rabu (19/12) Kemarin, IHSG berhasil rebound setelah mengalami pelemahan tiga hari beruntun. Mayoritas bursa saham utama kawasan Asia juga mengakhiri perdagangan kemarin di zona hijau. Indeks Hang Seng (Hong Kong) naik 0,2 persen, Indeks Strait Times (Singapura) menguat 0,43 persen, dan Indeks Kospi (Korea) bertambah 0,81 persen. Sementara itu, Indeks Nikkei (Jepang) turun 0,6 persen dan Indeks Shanghai (China) melemah 1,05 persen.

Bursa saham Asia kemarin berhasil rebound setelah pada Selasa (18/2/2018) mengalami sell-off. Kabar positif bagi bursa saham Benua Kuning datang dari Italia. Beberapa waktu lalu, Komisi Eropa menolak rencana fiskal pemerintah Italia lantaran target defisit yang menyalahi aturan main.

Untuk tahun depan, defisit struktural (perbedaan antara belanja dan penerimaan, tidak termasuk pos-pos one-off) ditargetkan naik 0,8 persen dari produk domestik bruto (PDB). Di bawah aturan Uni Eropa, Italia diwajibkan mengurangi defisit struktural sebesar 0,6 persen dari PDB.

Perkembangan terbaru, seorang juru bicara pemerintah pada Selasa (18/12/2018) mengatakan Italia telah mencapai kesepakatan dengan Komisi Eropa terkait dengan rancangan anggaran 2019.

Ia menjelaskan kesepakatan itu akan diformalkan hari Rabu waktu setempat di Brussels, dilansir Reuters. Namun hingga kini, belum ada detail yang diungkapkan terkait rancangan baru tersebut.

Di sisi lain, pidato Presiden China Xi Jinping masih membebani laju bursa saham kawasan Asia. Berpidato dalam peringatan 40 tahun dari "Reform and Opening Up" hariSelasa (18/12/2018), Xi mengatakan tidak ada pihak manapun yang bisa mendikte arah kebijakan China.

"Tidak ada pihak yang berada dalam posisi untuk mendikte warga negara China terkait apa yang seharusnya dan tidak seharusnya dilakukan," tegas Xi, seperti dikutip dari CNBC International.

Ia menegaskan China harus tetap berada dalam jalur reformasi yang sedang dijalaninya sekarang.

"Kami akan dengan tegas mereformasi apa yang seharusnya dan bisa direformasi, dan tidak mengubah (kebijakan) yang memang sudah seharusnya dan tidak bisa direformasi," lanjut Xi.

Menutup perdagangan Rabu, 19 Desember, IHSG menguat 1,55 persen berakhir di level 6.176,09. Aktivitas perdagangan terlihat sangat ramai di mana tercatat 19,81 miliar saham ditransaksikan dengan total nilai transaksi Rp11,42 triliun.

Secara sektoral, hampir seluruhnya berakhir di zona hijau pada perdagangan kemarin, kecuali sektor perdagangan yang terkoreksi 0,1 persen.

Tiga sektor yang mengalami kenaikan tertinggi yakni konsumer (2,81 persen), industri dasar (2,68 persen), dan manufaktur (2,42 persen).

Beberapa saham yang mendorong kenaikan IHSG kemarin antara lain :

1. Saham BBCA (3,3 persen)
2. Saham HMSP (4,7 persen)
3. Saham UNVR (2,4 persen)
4. Saham TLKM (1,9 persen)
5. Saham CPIN (6 persen)

Sebanyak 231 saham menguat, 166 saham melemah, dan 125 saham tidak mengalami perubahan harga. Di sisi lain, investor asing mencatatkan penjualan bersih (net sell) pada perdagangan kemarin senilai Rp376,19 miliar.

Saham-saham yang paling banyak dilepas asing yaitu :

1. Saham BMRI (Rp116,44 miliar)
2. Saham ASII (Rp65,83 miliar)
3. Saham BTPS (Rp65,49 miliar)
4. Saham UNTR (Rp48,17 miliar)
5. Saham PTBA (Rp43,96 miliar)

Analisis Teknikal IHSG


Sumber: Bareksa

Menurut analisis Bareksa, secara teknikal candle IHSG pada perdagangan kemarin membentuk white marubozu dengan body yang besar. Kondisi tersebut menggambarkan pergerakan IHSG yang sangat positif karena tidak sempat bergerak di bawah level pembukaannya, serta mampu berakhir pada level tertingginya.

Secara intraday, pergerakan IHSG terlihat sangat positif karena tidak bergerak di bawah level pembukaannya dan terus melaju sepanjang perdagangan kemarin hingga berakhir pada level tertingginya.

Kenaikan IHSG kemarin terlihat berhasil menembus middle bollinger band, yang menandakan adanya indikasi uptrend yang masih terjaga. Selain itu, indikator relative strength index (RSI) juga terpantau berbalik arah, yang menandakan sinyal kenaikan yang cukup kuat.

Dilihat dari sudut pandang teknikal, pergerakan IHSG pada hari ini berpotensi melanjutkan kenaikan, meskipun aksi profit taking bisa saja membayangi mengingat kenaikan IHSG yang cukup signifikan kemarin.

Meski begitu, menyusul kenaikan Fed Rate, kondisi bursa saham Wall Street yang ditutup serentak melemah cukup tajam pada perdagangan kemarin diperkirakan menjadi sentimen negatif bagi IHSG hari ini.

Indeks Dow Jones jatuh 1,49 persen, kemudian S&P500 merosot 1,54 persen, dan Nasdaq anjlok 2,17 persen.  

(KA01/AM)

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui saham mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami kinerja keuangan saham tersebut.