PTBA dan TKIM Jadi Penghuni Baru Indeks MSCI, Berikut Daftar Lengkapnya

Bareksa • 14 Nov 2018

an image
Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terlihat pada monitor di Jakarta. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

Perubahan indeks ini akan efektif per 3 Desember 2018

Bareksa.com - MSCI kembali meninjau konstituen beberapa indeks global pada November ini. Secara total, Indeks MSCI menambahkan 48 saham dan menghapus 66 saham dari indeks MSCI Global Standard Indexes.

"Perubahan indeks ini akan berlaku pada penutupan 30 November 2018," ungkap MSCI dalam pengumuman Selasa (13/11).

Ada dua saham emiten Indonesia yang ditambahkan dalam MSCI Indeks Global ini, yakni saham PT Bukit Asam Tbk (PTBA) dan saham PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk (TKIM).

Dua saham harus turun kelas ke MSCI Indeks Small Cap, yakni saham PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) dan PT Waskita Karya Tbk (WSKT).

Kedua saham ini bergeser ke MSCI Global Small Cap Index bersama dengan saham PT Pool Advista Indonesia Tbk (POOL).

Daftar Saham Indonesia di Indeks MSCI Terbaru

Sumber : MSCI

MSCI menambahkan tiga saham dalam daftar indeks berkapitalisasi kecil ini. Ketiga saham ini adalah PT Matahari Department Store Tbk (LPPF), PT Waskita Karya Tbk (WSKT), dan PT Pool Advista Indonesia Tbk (POOL). Saham LPPF dan WSKT turun dari MSCI Global Standard Index.

Sedangkan terdapat tujuh saham Indonesia yang keluar dari daftar MSCI Global Small Cap Index, pada pengumuman Selasa (13/11) malam.

Tujuh saham tersebut adalah PT Bank Bukopin Tbk (BBKP), PT Harum Energy Tbk (HRUM), PT Indo  Tambangraya Megah Tbk (ITMG), PT MNC Investama Tbk (BHIT), PT Modernland Realty Tbk (MDLN), PT Siloam International Hospitals (SILO), dan PT Visi Media Asia Tbk (VIVA).

(AM)

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui saham mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami kinerja keuangan saham tersebut.