Meski IHSG Turun, Namun Jumlah Investor Saham Naik Jadi 700.000

Bareksa • 23 May 2018

an image
Direktur Pengembangan PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Hosea Nicky Hogan di kantornya 9 Januari 2018. (Bareksa/Jumari Akmal)

Sementara aksi jual asing membuat investor domestik menguasai kepemilikan saham dan aktivitas perdagangan

Bareksa.com – Bursa Efek Indonesia (BEI) punya kabar baik di tengah penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang minus 9,78 persen secara year to date hingga 21 Mei 2018. Kabar baik itu datang dari penambahan jumlah investor saham.

Direktur Pengembangan BEI Nicky Hogan menyampaikan hingga Selasa, 23 Mei 2018, jumlah investor saham yang tercermin dari single investor identification (SID) telah mencapai 700.000.

“Ada tambahan sekitar 57.000 investor sepanjang tahun ini atau dalam waktu sekitar 4 bulan lebih,” ujar Nicky kepada wartawan di Jakarta, Selasa, 22 Mei 2018.

Nicky memaparkan, dari total SID yang ada, pertumbuhan terbesar jumlah investor terjadi pada segmen usia 18-30 tahun. Secara rinci, jumlah investor usia 18-25 tahun naik 40,28 persen sementara investor usia 26-30 tahun naik 25,04 persen.

Menurut Nicky, pertumbuhan jumlah investor tidak lepas dari langkah BEI dan pihak-pihak lain seperti perusahaan efek maupun komunitas investor. “Tapi yang utama dan efektif adalah sekolah pasar modal, karena 100 persen peserta wajib jadi investor. Selain itu juga ada edukasi dan pembukaan galeri investasi,” ucap Nicky.

Nicky juga mengapresiasi keberadaan komunitas investor dan kelompok studi pasar modal (KSPM) yang tersebar di beberapa kota di Indonesia. Hingga saat ini, BEI mencatat ada sebanyak 390 komunitas investor dan KSPM.

“Dengan pertumbuhan investor yang cukup cepat dan apa yang selama ini dilakukan, mungkin 1-2 tahun ke depan bisa mencapai 1-2 juta investor,” imbuh Nicky.

Dominasi Domestik

Di sisi lain, Nicky juga mengomentari aksi jual investor asing di pasar modal Indonesia yang hingga 21 Mei 2018 telah mencapai lebih dari Rp41 triliun. Jumlah ini bahkan sudah melebihi aksi jual asing yang terjadi sepanjang 2017.

Aksi jual asing itu pun tentu saja menggerus kepemilikan asing di pasar saham. Berdasarkan data BEI, kepemilikan asing di pasar saham menjadi hanya 48,62 persen per April 2018 dari posisi akhir 2017 yang sebesar 51,33 persen.

“Asing masih akumulasi jual sehingga komposisinya turun,” jelas Nicky. Di sisi lain, aktivitas perdagangan saham juga didominasi investor domestik dengan pencapaian 62 persen dalam periode Januari – April 2018.

Trading Value dan Net Trading Value per 21 Mei 2018

Sumber: BEI

Adapun mengenai penurunan IHSG sejauh ini, Nicky menilai jika akhirnya indeks turun dalam pada tahun ini, bukan tidak mungkin jika tahun depan bisa naik lebih kencang.

Pernyataan Nicky mengacu pada siklus 10 tahunan yang mana pada 2008 turun dalam lalu 2009 naik kencang, begitu juga yang terjadi pada 1998-1999.

“Jadi siklus 10 tahunan itu tidak menakutkan tapi justru jadi peluang untuk masuk,” ungkap Nicky. (AM)