IHSG Makin Longsor Namun BEI Paparkan Lima Kabar Baik Ini, Apa Saja?

Bareksa • 27 Apr 2018

an image
Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Tito Sulistio bersama Direktur Pengawasan Transaksi dan Kepatuhan BEI Hamdi Hassyarbaini menggelar konferensi pers terkait pelemahan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dalam 5 hari periode 20-26 April 2018, di Jakarta, Kamis (26/4). (Issa Almawadi/Bareksa.com)

Tito menyatakan Investor asing sebenarnya tidak menarik keluar dananya dari Indonesia

Bareksa.com – Bursa Efek Indonesia (BEI) menegaskan optimismenya terhadap pertumbuhan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada tahun ini, meski sudah turun 7,03 persen dalam 5 hari periode 19 - 26 April 2018.

Menurut Direktur Utama BEI Tito Sulistio, setidaknya ada lima serpihan kabar baik untuk pasar saham Indonesia.

Pertama, pertumbuhan laba emiten sepanjang tahun 2017 mencapai 20 persen. Sentimen positif ini berlanjut di kuartal I 2018 di mana 48 emiten mencatat pertumbuhan laba 21,15 persen.

“Jadi produknya masih bagus, perusahaannya masih bagus,” ujar Tito saat menggelar konferensi pers di Jakarta, Kamis, 26 April 2018.

Kedua, Tito menyampaikan investor asing sebenarnya tidak menarik keluar dananya dari Indonesia. Sebab berdasarkan data BEI, meski pasar saham mencatat outflow US$7 miliar, ternyata di pasar obligasi asing mencatat inflow US$8,5 miliar.

Ketiga, Tito menjamin transaksi perdagangan saham tanah air cukup aktif. “Terutama dengan catatan 40 ribu investor aktif per hari dan frekuensi transaksi yang mencapai 386.000 kali,” ucapnya.

Keempat, dari 572 saham tercatat, sebanyak 85 persennya aktif diperdagangkan. Artinya, hanya 15 persen saja yang tidak aktif. Catatan ini membuat saham-saham Indonesia lebih baik ketimbang Filipina, Malaysia dan Singapura.

Pergerakan IHSG Periode 2-26 April 2018

Sumber: Bareksa.com

Kelima, Tito menyatakan pasar saham Indonesia mencatat dividend yield growth naik 3 persen yang merupakan tertinggi dalam tiga tahun terakhir.

“Perusahaan yang memberikan dividen terus naik, 2015 ada 178 perusahaan, lalu naik jadi 198 pada 2016, dan pada tahun 2017 jadi 205 perusahaan bagi dividen,” imbuh Tito.

Sentimen Eksternal

Dengan beberapa kabar baik itu, Tito melihat tidak ada masalah di industri pasar modal tanah air. Artinya, Tito melihat sentimen negatif datang dari eksternal karena adanya ketidakpastian. Sehingga Tito menilai, tidak ada krisis yang terjadi di Indonesia.

Tito menegaskan, ketidakpastian yang muncul belakangan ini adalah mengenai perpanjangan libur Lebaran.

Menurut Tito, jangan sampai pasar saham Indonesia masuk book record karena tutup hingga dua pekan. "Ketidakpastian sekecil apapun harus dihilangkan," kata Tito.

Stock Trading Snapshot 26 April 2018

Sumber: BEI

Sebagai informasi, penurunan dalam IHSG terdalam terjadi pada perdagangan 25 dan 26 April 2018.

Pada 25 April, IHSG turun 2,4 persen atau 149,78 poin. Sementara pada 26 April, IHSG turun lebih dalam atau 2,81 persen setara dengan 170,65 poin yang akhirnya membawa IHSG berada pada level 5.909,19.

Pernah Terjadi

Penurunan IHSG dalam kurun waktu 5 hari terakhir, sebenarnya pernah terjadi saat Donald Trump memenangkan pemilihan umum di Amerika Serikat (AS).

Saat itu, dalam sepekan periode 16-23 Desember 2016, IHSG turun 3,19 persen, yang merupakan penurunan terdalam sepanjang 2 tahun terakhir.

Namun, Tito menuturkan, IHSG berbalik arah sepekan kemudian dengan kenaikan 5,35 persen dan menjadi kenaikan terbesar di antara indeks bursa-bursa lain di ASEAN bahkan Asia.

Histori Rebound IHSG saat Trump Effect

Sumber: BEI

“Maka bisa saya katakan, kondisi pasar saham Indonesia masih dalam keadaan baik. Tapi tidak ada yang bisa menjamin soal ketidakpastian,” ungkapnya.

Technical IHSG

Equity Technical Analyst Lanjar Nafi menerangkan ,secara teknikal IHSG terlihat tertahan pada level 5.900 yang merupakan level target support koreksi FR 161,8 persen sehingga indikasi rebound cukup kuat dipergerakan selanjutnya.

Indikator Stochastic mencapai area oversold dengan indikasi golden-cross dengan momentum reversal dari indikator relative strength index. Sehingga diperkirakan IHSG akan bergerak mencoba menguat bertahan di atas level 5.900 dengan rentan 5.880-6.000,” tulis Lanjar dalam risetnya.

Sedikit berbeda, Resarch Division PT Erdikha Elit Sekuritas Hendri Widiantoro menulis, indeks terkonfirmasi kembali melanjutkan tren pelemahan jangka menengahnya.

Stochastic mengarah pada bearish momentum memasuki areal oversold. Bill William nampak menunjukan fase deselerasi dengan momentum yang berbalik ke areal negatif. Indeks diprediksi akan bergerak konsolidasi  dengan range pergerakan indeks 5.879-5.967,” terang Hendri. (AM)