Bareksa.com – Perlahan tapi pasti, PT Minna Padi Investama Sekuritas Tbk (PADI) melanjutkan proses rencana untuk menjadi pemegang saham PT Bank Muamalat Indonesia Tbk. Kali ini, manajemen Minna Padi mengumumkan salah satu skema pendanaan untuk merealisasikan rencana itu.
Skema yang dimaksud adalah rights issue dengan menerbitkan 5 miliar saham baru dengan nilai nominal Rp25 per saham. Melalui skema ini, perseroan menargetkan bisa meraup dana Rp4,5 triliun untuk investasi pada Bank Muamalat, melakukan investasi pada perusahaan lain, dan modal kerja perseroan atau perusahaan anak.
Untuk merealisasikan rencana ini, perseroan akan mengajukan pernyataan pendaftaran rights issue kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) setelah mendapat persetujuan pemegang saham melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 22 November 2017.
“Penambahan modal dengan memberikan HMETD diperkirakan akan dilaksanakan pada kuartal dua tahun 2018,” tulis keterangan perseroan, Senin, 16 Oktober 2017.
Untuk melengkapi informasi itu, Direktur Utama Minna Padi Djoko Joelianto menuturkan, tidak ada pembeli siaga dalam rencana rights issue perseroan. “Kami kan perusahaan publik. Jadi mereka yang punya saham bisa ikutan,” ungkap Djoko kepada Bareksa.
Djoko juga menyebut, pihaknya belum menentukan harga pelaksanaan rights issue dan mengacu kepada aturan tentang rights issue. Yang jelas, Djoko menegaskan, pelaksanaan rights issue hanya dibutuhkan untuk Bank Muamalat saja.
Tabel: Struktur Kepemilikan Saham PADI Dengan Asumsi Seluruh Pemegang Saham Mengambil Porsinya
Sumber: Keterangan perseroan
Djoko juga tidak menyebut rencana lain jika target dana melalui rights issue tidak tercapai. “So far, kami optimis dapat segitu (Rp4,5 triliun),” ujarnya. Yang pasti, dalam rencana rights issue ini, pemegang saham PADI yang tidak melaksanakan haknya akan terdilusi 30,7 persen.
Di sisi lain, Djoko juga menerangkan, sampai saat ini proses rencana Minna Padi untuk menjadi pemegang saham Bank Muamalat masih dalam tahap dokumentasi di OJK.
Saham PADI
Sementara itu, saham PADI memasuki pertengahan Oktober ini bergerak turun. Penurunan mulai terjadi setelah menyentuh level Rp1.605 pada 6 Oktober 2017 yang merupakan level tertinggi saham PADI sejak penawaran perdana (IPO).
Berdasarkan pantauan Bareksa, penurunan saham PADI sudah berlangsung dalam kurun waktu lima hari hingga 13 Oktober 2017 dan membuat harganya menjadi Rp1.410. Dan pada perdagangan hari ini (Selasa, 17 Oktober 2017), saham PADI kembali melemah.
Grafik: Pergerakan Intraday Saham PADI Hingga Pukul 10:54 WIB, Selasa, 17 Oktober 2017
Sumber: Bareksa.com
Hingga pukul 11:05 WIB, harga saham PADI berada pada level Rp1.325 atau turun 6,03 persen. Penurunan saham PADI sejauh ini terjadi atas volume 9.379 lot dengan frekuensi 312 kali bernilai Rp1,28 miliar. (hm)
Adapun pada perdagangan hari ini, saham PADI banyak dibeli melalui broker Kresna Sekuritas dengan volume 1.870 saham pada harga rata-rata Rp1.351. Sementara penjual terbanyak saham PADI dilakukan melalui Mirae Asset Sekuritas Indonesia dengan volume 3.825 saham pada harga rata-rata Rp1.368.