Dua Pekan Ramadan ini Asing Jual Rp 9,3 Triliun, Mampukah IHSG Tembus 6.000?

Bareksa • 12 Jun 2017

an image
Seorang karyawan melihat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

Pertemuan FOMC di AS pada pekan ini juga memicu kekhawatiran pelaku pasar

Bareksa.com – Sudah dua pekan di Bulan Ramadan ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak melemah 0,5 persen dari level 5.703 pada 24 Mei 2017 menjadi 5.675 pada penutupan akhir pekan lalu, 9 Juni 2017. Di periode yang sama pergerakan arus dana asing cenderung keluar atau outflow.

Menurut data Bareksa, arus dana asing di ekuitas yang keluar sejak 24 Mei hingga perdagangan akhir pekan lalu sebesar Rp 9,28 triliun dari Rp 181,62 triliun yang masuk menjadi tinggal Rp 172,34 triliun.

Mampukah IHSG ke 6.000?

Menanggapi sentimen tersebut, Riska Afriani, analis dari Oso Sekuritas mengatakan peluang IHSG menembus level 6.000 masih terbuka, mengingat fundamental makro ekonomi Indonesia cukup kuat. Data-data ekonomi dari Indonesia yang telah dirilis juga positif, bahkan Menteri Keuangan merevisi target pertumbuhan ekonomi dari semula 5,1 persen menjadi 5,3 persen.

“Belum lagi, kenaikan credit rating S&P diikuti adanya penetapan Indonesia sebagai negara nomor 4 dengan prospek investasi yang menarik menurut UNCTAD sehingga bisa menjadi pendorong investor asing untuk tetap berinvestasi d Indonesia,” ujarnya.

Terkait adanya aksi jual (net sell) oleh asing, dia menambahkan bahwa hal ini sebenarnya wajar jelang adanya Pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) pada bulan ini. Konsensus para analis dan ekonom memperkirakan peluang kenaikan suku bunga acuan The Fed (Fed Fund Rate) cukup tinggi yakni di atas 80 persen. Sehingga para pelaku pasar asing cenderung wait and see. Tetapi nanti ketika sudah ada kepastian dari The Fed potensi dana masuk asing itu masih terbuka.

Grafik : Pergerakan Dana Asing

Sumber : Bareksa.com

Reza Priyambada, analis senior Binaartha Sekuritas menambahkan kalau asing cenderung melakukan aksi jual kemungkinan seiring adanya rebalancing atas portfolio mereka terhadap saham-saham yang dianggap sudah overbought pasca imbas kenaikan rating S&P. 

Tags:
bursa