Emas Satu-satunya Pesaing Sejati Kripto!

Abdul Malik • 03 Nov 2025

an image
Ilustrasi perbandingan emas logam mulia dan Bitcoin. Kinerja emas 10 tahun terakhir jadi satu-satunya yang mampu menyaingi Bitcoin. (Shutterstock)

Emas naik 250% dalam satu dekade, setara Bitcoin! Tahun 2025 jadi “banner year” dengan lonjakan 55%. Apakah ini saat tepat akumulasi emas?

Bareksa - Selama satu dekade terakhir, emas menunjukkan performa luar biasa dengan kenaikan sekitar 250%, setara dengan Bitcoin (BTC), dan jauh mengungguli Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang hanya naik 75%. 

Grafik Harga Emas, BTC & IHSG Periode Januari 2016- Oktober 2025

Sumber: Investing, per 28 Oktober 2025

Namun, berbeda dari kripto yang fluktuatif, pergerakan harga emas jauh lebih stabil. Tahun 2025 bahkan menjadi “Banner Year” bagi emas dengan lonjakan lebih dari 55% hingga awal Oktober. 

Apa Artinya?

Kenaikan harga emas tahun ini bukan semata efek siklus, tetapi didorong faktor struktural. Yakni meningkatnya diversifikasi cadangan devisa bank sentral Asia dari dolar AS, membengkaknya defisit fiskal AS yang menekan kepercayaan terhadap greenback, serta meningkatnya ketegangan geopolitik global. 

Saat ini harga emas sedang terkoreksi di kisaran US$3.900 per ons. Namun menurut analis global seperti JP Morgan dan Goldman Sachs, harga emas berpotensi rebound menuju US$4.600–5.000 per ons di tahun 2026.

Laporan Strait Times (28/10) mengungkapkan Gregory Sharer (Analis JP Morgan) menyatakan turunnya harga saat ini dangkal, dibanding kenaikan emas sebelumnya. Sebab permintaan dari Asia dan bank sentral tetap jadi penopang harga tahun depan.

Prediksi harga emas akhir 2026:
- Goldman Sachs US$4,900 per troy ounce
- Morgan Stanley US$4,400 per troy ounce
- JP Morgan US$5,000 per troy ounce. 

Apa yang Harus Dilakukan Investor? 

Bagi investor, fase koreksi ini bisa menjadi peluang akumulasi. Strategi dollar cost averaging (DCA) atau pembelian rutin setiap bulan dapat mengoptimalkan hasil tanpa perlu menebak waktu terbaik membeli. 

Strategi Investasi Emas:
 
- Selama harga emas di US$3.900–4.100 per ons, peluang rebound ke US$4.600 per ons masih terbuka.
- Jika harga turun di bawahnya, maka bisa berpotensi koreksi menuju US$3.800 per ons.
- Dengan asumsi kurs Rp16.600 per dolar AS, maka harga emas bisa mencapai Rp2,08 juta–Rp2,73 juta per gram.
- Di kisaran Rp2,1 juta per gram, strategi invetasi terbaik ialah beli bertahap saat harga turun.

Tabel: Skenario Pergerakan Harga Emas Menurut Tim Analis Bareksa

Skenario
Kisaran Harga Global (USD/oz)
Estimasi Harga Dalam Negeri /gram 

Konsolidasi (support)

3.940 – 4.120

Rp2,22 juta - Rp2,44 juta

Lanjut turun (bearish)

3.682 – 3.810

Rp2,08 juta - Rp2,26 juta

Rebound (bullish)

4.350 – 4.600

Rp2,46 juta - Rp2,73 juta

Sumber: Tim Analis Bareksa, asumsi kurs Rp16.600, premium harga domestik vs spot 5,9-11,4%

Beli Emas di Sini

(Ni Putu K/Sigma Kinasih CTA, CFP/Christian Halim/AM)

* Sigma Kinasih adalah Investment Strategist di PT Bareksa Marketplace Indonesia dengan pengalaman lebih dari 12 tahun di industri pasar modal. Memegang lisensi WMI, WPPE, CTA, dan CFP, ia berfokus pada riset makroekonomi, strategi portofolio, serta analisis reksadana, saham, emas dan SBN. Sigma meraih gelar Magister Ekonomi dari Universitas Trisakti.

***

DISCLAIMER​​​​​​​​

Investasi saham mengandung risiko dan seluruhnya menjadi tanggung jawab pribadi. Bareksa membuat informasi ini dari materi dan sumber-sumber terpercaya, serta tidak dipengaruhi pihak manapun. Informasi ini bukan merupakan ajakan, ataupun paksaan untuk melakukan transaksi dan Bareksa tidak memberikan jaminan atas transaksi yang dilakukan.​