
Bareksa – Pasar logam mulia tengah menghadapi gejolak besar. Ketika survei manufaktur The Fed Philadelphia menunjukkan sinyal resesi, perhatian dunia beralih pada lonjakan harga perak dan potensi revaluasi besar pada emas.
Josh Phair, CEO Scottsdale Mint, memperkirakan harga emas bisa melesat hingga US$30.000 per ons di tengah krisis pasokan logam yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Prediksi ini makin menarik karena sebelumnya Jamie Dimon, CEO JPMorgan Chase & Co, juga memperkirakan harga emas bisa menyentuh US$10.000 per ons jika ketidakpastian ekonomi global berlanjut. Bahkan sejumlah lembaga riset memproyeksikan harga emas menembus US$5.000 per ons pada 2026.
Phair menjelaskan kekacauan di pasar fisik perak merupakan tanda awal dari “perang logam geopolitik” yang dapat memaksa dunia menilai ulang posisi emas terhadap utang luar negeri Amerika Serikat.
Dalam wawancara dengan Kitco News, ia menyebut peran dolar AS sebagai mata uang utama dunia kini mulai ditantang oleh aset berwujud seperti emas dan perak. Prediksi fantastis US$30.000 itu didasarkan pada konsep Fair Sinclair Ratio, yaitu metode menghitung harga emas yang diperlukan untuk mendukung seluruh utang luar negeri AS.
Dengan total utang luar negeri AS mencapai sekitar US$8,5 triliun dan cadangan emas resmi 261,5 juta troy ons, nilai emas seharusnya berada di kisaran US$32.000 per ons.
“Kalau kita ambil utang luar negeri AS, bukan utang domestik, dan kita bandingkan dengan cadangan emas yang mereka klaim, angkanya lebih dari US$30.000. Rasio ini sudah dua kali tercapai dalam hidup saya. Kenapa tidak bisa terjadi lagi?” ujar Phair (Kitco News, 16/10).
Phair juga menyoroti dimensi geopolitik dari krisis ini. Negara-negara BRICS disebut sedang membangun sistem keuangan berbasis emas untuk mengurangi ketergantungan pada dolar AS. Dunia berpotensi terbagi menjadi dua sistem perdagangan besar: poros BRICS vs sekutu Barat.
Di sisi lain, rantai pasokan perak global membeku total.
- Biaya sewa perak melonjak dari 1–2% menjadi lebih dari 100% per tahun.
- Kilang berhenti beroperasi karena beban pembiayaan.
- Penambang tertekan akibat keterlambatan pemrosesan.
- Pasokan fisik kian menipis.
Ironisnya, AS hanya memiliki dua kilang perak terakreditasi LBMA dan COMEX, dan keduanya dimiliki Jepang, memperparah ketergantungan impor logam.
Menurut data Investing (17/10), harga emas dunia pada pukul 05.15 WIB mencapai US$4.378 per ons, sedikit lagi menembus US$4.400 — rekor tertinggi baru sepanjang masa. Sebulan terakhir harga emas melesat 18%, dan setahun terakhir melonjak 61%.
Sementara itu, harga emas dalam negeri berdasarkan fitur Bareksa Emas adalah sebagai berikut:
Emas | Harga Saat Ini (Rp/gram) |
|---|---|
Treasury | 2.380.954 |
Pegadaian | 2.420.000 |
Indogold | 2.332.320 |
Antam | 2.485.000 |
Sumber: fitur Bareksa, 17/10/2025
Harga emas domestik dalam rupiah sudah naik 61%–75% dalam setahun terakhir. Dengan asumsi kurs Rp16.592/USD, berikut simulasi harga emas domestik di tiga skenario prediksi global:
Emas | Harga Saat Ini (Rp/g) | US$5.000/oz | US$10.000/oz | US$30.000/oz |
|---|---|---|---|---|
Treasury | 2.380.954 | 2.712.757 | 5.379.981 | 16.048.877 |
Pegadaian | 2.420.000 | 2.751.803 | 5.419.027 | 16.087.923 |
Indogold | 2.332.320 | 2.664.123 | 5.331.347 | 16.000.243 |
Antam | 2.485.000 | 2.816.803 | 5.484.027 | 16.152.923 |
Sumber: Kitco News, Investing, Bareksa Emas (diolah). Premium domestik 1,9%–6,4% terhadap harga spot.
Meski tren masih positif, harga emas kini berada di wilayah sensitif terhadap berita negatif. Beberapa faktor risiko yang bisa menekan harga:
- Data ekonomi AS yang lebih kuat dari perkiraan → menunda pemangkasan suku bunga The Fed.
- Penguatan dolar AS akibat arus “flight to cash”.
- Aksi ambil untung besar-besaran di level psikologis US$4.200–US$4.300.
- Meredanya ketegangan geopolitik global.
Jika proyeksi Phair terbukti dan harga emas benar menembus US$10.000–US$30.000 per ons, nilai emas batangan 10 gram Antam bisa setara Rp161 juta.
Investor disarankan mulai akumulasi bertahap (dollar cost averaging) lewat platform emas digital resmi seperti fitur Bareksa Emas. Dengan semua sumber permintaan aktif bersamaan pemerintah, bank sentral, dan investor ritel dunia, maka bisa memasuki babak revaluasi emas terbesar dalam sejarah modern.
Meski begitu investor tetap disarankan investasi seusai profil riisko dan tujuan investasinya.
1. Apa itu Fair Sinclair Ratio?
Konsep valuasi yang membandingkan total utang AS terhadap cadangan emas, dipopulerkan ekonom James Sinclair. Digunakan untuk mengestimasi harga “wajar” emas dalam skenario ekstrem.
2. Benarkah harga emas bisa sampai US$30.000?
Secara teoretis mungkin, namun bergantung pada krisis fiskal AS, inflasi global, dan arah kebijakan moneter The Fed.
3. Bagaimana menghitung harga emas domestik dari spot global?
Gunakan rumus:
(Harga spot per oz / 31,1035) × Kurs rupiah
Tambahkan premium lokal ± 1,9–6,5 %.
4. Kapan waktu terbaik membeli emas?
Idealnya saat harga terkoreksi harian 1–3 %, bukan saat momentum euforia pasar.
(AM)
***
DISCLAIMER
Fitur Bareksa Emas dikelola oleh PT Bareksa Inovasi Digital, berkerja sama dengan Mitra Emas berizin.