
Bareksa - Bulan Oktober bisa jadi salah satu bulan baik untuk membeli emas, karena secara historis jadi salah satu bulan harga emas terkoreksi atau sedang diskon. Data historis ini bisa dipertimbangkan investor, sebab beberapa waktu terakhir harga emas terus mencatat kenaikan dan tembus rekor tertinggi barunya sepanjang masa (all time high/ATH).
Sumber: Investing
Mengutip Investing, pagi ini pukul 10,36 WIB (30/9), harga logam kuning di pasar spot menembus US$3.860 per ons, mencerminkan kenaikan 0,67% secara harian, naik 2,55% secara mingguan, serta melesat 11,95% sebulan terakhir. Bahkan setahun terakhir, emas logam mulia di pasar spot meroket 45,96%. Harga emas tembus US$3.851 per ons pada pukul 09.01 WIB pagi ini.
Mengutip materi presentasi CEO Humanis, Fajar Wibisono yang menganalisis data historis harga emas 25 tahun terakhir, terungkap bulan Maret, Juni dan Oktober bisa jadi waktu pas untuk memborong emas karena harga relatif lebih rendah atau sedang diskon. Dalam 25 tahun periode 2000-2024, meskipun di bulan harga emas naik 14 kali dan turun 8 kali, dengan peluang kesuksesan 53%. Di bulan Oktober, kinerja terburuk harga emas ialah minus hingga 8,9% dan terbaiknya naik 6,8%.
Sumber: materi presentasi CEO Humanis, Fajar Wibisono
Fajar mengungkapkan termuan penting tren harga emas dari hasil riset data 25 tahun terakhir ialah sebagai berikut:
Temuan Utama
- Januari secara historis merupakan bulan terkuat dengan rata-rata return 1,9%
- Bulan Agustus, September, dan Januari termasuk periode terkuat untuk emas
- Bulan Maret, Juni, dan Oktober cenderung menjadi bulan terlemah
- Kenaikan musiman biasanya dimulai 6 Juli hingga 21 Februari (berdasarkan studi 50 tahun)
- Musim pernikahan di India (Oktober-Desember) mendorong permintaan emas
- Tahun Baru Imlek (Januari-Februari) menciptakan dorongan beli
- Mei-Juli sering disebut summer doldrums, di mana harga emas cenderung melemah
- Akhir tahun (November–Desember) sering muncul kekuatan tambahan karena permintaan perhiasan jelang liburan.
Statistik Kinerja Emas
- Bulan terkuat (rata-rata): Januari (2,2%)
- Bulan terlemah (rata-rata): Maret (−2,6%)
- Bulan paling konsisten positif: Januari (19 dari 25 kali naik)
- Bulan paling volatil: Februari (standar deviasi 3,8%)
- Kinerja bulanan terbaik: naik 16%
- Kinerja bulanan terburuk: turun 10,8%
- Jumlah tahun harga emas naik: 23 tahun
- Jumlah tahun harga emas turun: 2 tahun
- Tingkat keberhasilan (harga naik): 92,0%.
Riset ini menyimpulkan harga emas memang cenderung selalu naik dalam jangka panjang. Bulan-bulan di mana emas biasanya naik ialah Juli, Agustus, September dan Desember. Bulan Juli punya tingkat keberhasilan 76,9%, sering jadi awal kenaikan musiman. Kemudian Agustus–September biasanya harga emas kuat karena tren global dan kebutuhan musim pernikahan India.
Kalau mau nabung emas dengan strategi seasonal, maka kamu bisa mempertimbangkan bulan-bulan di mana harga emas biasanya turun. Namun faktor musiman kinerja harga emas secara historis ini belum tentu kinerja akan sama di masa mendatang.
Jika kamu tidak ingin pusing memantau kapan harga emas dan turun, maka kamu bisa menerapkan strategi cicil bertahap (dollar cost averaging/DCA) setiap bulan saat kamu ada dana. Sebab dengan strategi itupun, kamu tetap berpotensi meraih peluang keuntungan dari investasi emas, karena harga emas dalam jangka panjang trennya memang naik.
(AM)
***
DISCLAIMER
Fitur Bareksa Emas dikelola oleh PT Bareksa Inovasi Digital, berkerja sama dengan Mitra Emas berizin.