Berita / / Artikel

Kemenkeu : Indonesia Diramal Jadi Negara Terbesar ke-5 di 2024, Kuncinya di 2020

• 23 Jul 2020

an image
Seorang warga memotret gedung bertingkat menggunakan gawainya di kawasan Jalan Jendral Sudirman, Jakarta, Senin (27/1/2020). Bank Indonesia (BI) memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang 2019 berkisar di bawah 5,1 persen. (ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/aww)

Secara umum pada 2024 akan terjadi pergeseran susunan perekonomian terbesar di dunia

Bareksa.com - Kementerian Keuangan menyatakan di tengah pandemi yang mengancam perekonomian dunia tercermin dari proyeksi pertumbuhan berbagai negara yang terkontraksi, sebuah kabar baik datang bagi Indonesia.

Berdasarkan data Bank Dunia (World Bank) dan Dana Moneter Internasional (IMF) yang berbasis pada data produk domestik bruto-paritas daya beli, pada tahun 2024 Indonesia diprediksi menjadi negara dengan perekonomian terbesar ke-5 di dunia.

"Kerja keras atas penanganan Covid-19 pada 2020 akan sangat menentukan pemulihan di tahun-tahun berikutnya," kata Kepala Badan Kebijakan Fiskal, Febrio Kacaribu dalam keterangannya (22/7/2020).

Menurut Febrio, secara umum pada 2024 akan terjadi pergeseran susunan perekonomian terbesar di dunia. Asia akan semakin mendominasi posisi 5 teratas, menggeser posisi beberapa negara Eropa. Setelah Tiongkok dan Jepang yang saat ini sudah berada di posisi 5 besar, Indonesia dan India diprediksi akan menggantikan posisi Inggris dan Jerman.

"Selain basis 2020 yang penting, salah satu alasan dibalik pergeseran dominasi ekonomi ini adalah pertumbuhan kelompok kelas menengah di Asia," ujarnya.

Selain kelas menengah, kata Febrio, sisi demografi juga berkontribusi positif pada pergeseran dominasi Asia. Menurut World Economic Forum, di saat China diprediksi terus melandai pertumbuhannya seiring populasi penduduknya yang menua, Indonesia, Filipina, dan Malaysia justru diharapkan menjadi champion perekonomian Asia dengan motor pertumbuhan berupa meningkatnya angkatan kerja.

"Perkiraan susunan ekonomi terbesar di dunia tersebut menggunakan perbandingan proyeksi pertumbuhan ekonomi beberapa tahun ke depan, termasuk  tahun 2020 serta proses pemulihan ekonomi di tahun-tahun berikutnya,"Febrio menjelaskan.

Berdasarkan proyeksi World Bank dan IMF, beberapa negara dengan PDB terbesar pada 2020 diprediksi akan mengalami pertumbuhan negatif secara year on year (YoY), seperti Amerika Serikat dan Jepang sama-sama minus 6,1 persen, Jerman (-7,8 persen) dan Brazil (-8 persen).

Sementara prediksi pertumbuhan ekonomi tahun 2020 negara-negara Asia juga sangat rendah, bahkan 3 negara diperkirakan tumbuh negatif yaitu Malaysia (-3,1 persen), Thailand (-5 persen) dan Filipina (-1,9 persen). Meskipun lebih baik dari negara-negara Asia lainnya, Indonesia dan Tiongkok juga diprediksi tertekan dengan pertumbuhan ekonomi 0 persen dan dan 1 persen.

"Prediksi ini perlu kita syukuri dan perlakukan sebagai motivasi bagi Indonesia. Pemerintah harus terus melakukan kebijakan yang tepat dalam rangka penanganan pandemi Covid-19 serta pemulihan ekonomi nasional. Dengan demikian, diharapkan dampak krisis dapat diminimalisir, perekonomian segera bangkit, dan Indonesia dapat terus merealisasikan aspirasinya menjadi perekonomian besar dan maju di dunia,"Febrio menambahkan.

***

Ingin berinvestasi yang aman di reksadana dan diawasi OJK?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.

Tags: