Dukung Inklusi Keuangan, OVO Berkolaborasi dengan Pegadaian

Bareksa • 09 Jan 2020

an image
ovo pegadaian. (fb: Lulut Anggit)

OVO berkomitmen dalam mendukung target pemerintah menjadikan Indonesia sebagai kekuatan ekonomi digital terbesar di Asia

Bareksa.com - OVO, platform pembayaran dan layanan keuangan digital terdepan, berkolaborasi dengan PT Pegadaian (Persero). Kolaborasi ditujukan untuk memperluas layanan sekaligus mendorong pertumbuhan dan pemerataan inkluasi keuangan.

Adanya kerja sama antara Pegadaian dengan unicorn (OVO) teknologi finansial pertama di Indonesia, seperti dikutip Investor Daily, berpotensi membawa lebih dari 13,4 juta nasabah Pegadaian ke dalam ekosistem keuangan digital yang terintegrasi, aman, dan mudah digunakan. OVO sendiri telah memproses 1 miliar transaksi dalam satu tahun secara real time, atau telah terjadi peningkatan jumlah transaksi mencapai lebih dari 70 persen pada 2019.

Karaniya Dharmasaputra, Presiden Direktur OVO mengatakan kesepakatan kerja sama antara OVO dan Pegadaian, akan semakin meniadakan kesenjangan layanan keuangan berbasis teknologi bagi pengguna. Bahkan, bagi masyarakat yang tinggal di wilayah pelosok.

Di sisi lainnya, nasabah Pegadaian dan penggguna OVO pun jadi bisa memperoleh pengalaman bertransaksi secara nontunai dengan lebih aman, nyaman, dan mudah. "Hal ini sejalan dengan visi OVO untuk menghadirkan akses keuangan digital yang merata bagi seluruh masyarakat Indonesia," kata Karaniya di sela Penandatanganan Kerja Sama OVO dan Pegadaian, Rabu (8/1/2020).

Karaniya menegaskan, OVO berkomitmen dalam mendukung target pemerintah menjadikan Indonesia sebagai kekuatan ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara. "Hadir sebagai salah satu motor utama perubahan lanskap pembayaran digital sejak 2017, OVO terus berupaya menjadi solusi layanan finansial terpadu dan secara aktif mendukung Gerakan Nasional Non Tunai serta inovasi QRIS dari Bank Indonesia," ujarnya.

Lebih lanjut dia menjelaskan, sebagai upaya demokratisasi layanan keuangan, OVO secara khusus merangkul masyarakat yang belum tersentuh layanan keuangan modern ke dalam ekosistem ekonomi digital. Tercatat, saat ini 28 persen pengguna OVO termasuk kategori yang belum tersentuh layanan perbankan (underbanked).

Disampaikan, strategi ekosistem terbuka yang dilakukan OVO pun secara signifikan telah mampu memperluas adopsi serta pertumbuhan jumlah merchant, khususnya pengusaha mikro, kecil dan menengah yang sebelumnya tidak tersentuh layanan keuangan modern. "Hal ini selaras dengan layanan keuangan Pegadaian dengan fokus kepada segmen nasabah yang sama," imbuhnya.

Akses Nasabah
Kuswiyoto, Direktur Utama Pegadaian mengatakan kerja sama dengan OVO akan meningkatkan akses nasabah Pegadaian ke dalam ekosistem keuangan digital nasional yang terus berkembang. menurutnya, Pegadaian perlu memastikan pemerataan akses terhadap sistem pembayaran modern yang terintegrasi, aman, dan nyaman serta akuntabel.

Ia meyakini, kerja sama Pegadaian dan OVO pun akan mengedukasi lebih banyak masyarakat untuk bertransaksi secara nontunai. "Kolaborasi ini kunci bagi pelaku industri keuangan seperti kamu untuk terus bertumbuh bersama," kata Kurwiyoto.

Nasabah Pegadaian akan melakukan transaksi keuangan melalui OVO seperti pembayaran, top up, serta pencairan (disbursement). Kerja sama dimaksud meliputi program pendaftaran, registrasi, dan upgrade OVO sesuai dengan penerapan prinsip-prinsip know your customer (KYC) OVO.

Selain itu, kedua belah pihak juga terbuka untuk menggali potensi kerja sama dan sinergi strategi lainnya untuk semakin meningkatkan layanan bagi nasabah Pegadaian dan OVO.

Tidak hanya dengan Pegadaian, kemarin OVO juga menandatangani kerja sama dengan PT RedKendi Andalan Mitra, Perum Perumnas, Rumah Zakat dan Badan Zakat Nasional (Baznas). Kerja sama difokuskan pada pengembangan pemanfaatan produk dan layanan antar perusahaan. Selain itu, kerja sama dimaksud juga akan membuat program bersama guna pengembangan jaringan untuk produk dan jasa unggulan.  

Sebagai informasi, OVO telah hadir di 115 juta perangkat dan bisa digunakan untuk mengakses pembayaran, transfer, top up dan tarik dana, serta manajemen aset dan investasi. OVO diterima di lebih dari 363 kota di Indonesia dan berkomitmen untuk membangun perusahaan pembayaran dan teknologi finansial terbesar di Indonesia.

OVO telah dinyatakan bergabung di jajaran unicorn - dengan valuasi lebih dari US$1 miliar - asal Indonesia, sebagai perusahaan pembayaran dan layanan keuangan digital pertama. Dengan valuasi US$2,9 miliar, OVO menyandang status unicorn sejak 14 Maret 2019 menurut CB Insights. (hm)