Dana Kelolaan Reksadana Jenis Ini Tumbuh 16 Kali Lipat di 2019

Bareksa • 03 Jan 2020

an image
Ilustrasi investor pebisnis menghitung keuntungan imbal hasil suku bunga investasi reksadana saham obligasi surat berharga negara sukuk tabungan dengan kalkulator dan lambang persen di depannya.

Di antara jenis yang ada, reksadana saham menjadi satu-satunya yang mencatat penurunan AUM

Bareksa.com – Dana kelolaan (asset under management/AUM) industri reksadana hingga akhir tahun 2019 mencapai Rp542,19 triliun. Mayoritas jenis reksadana mencatatkan peningkatan pada dana kelolaan sepanjang tahun ini.

Mengutip data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), AUM reksadana di akhir tahun 2019 sebenarnya turun dari posisi Rp552,42 triliun pada 13 Desember 2019. Meski begitu, secara tahunan atau year to date, nilai AUM reksadana masih naik 7,28 persen.

Hampir semua tipe reksadana yang tercatat di OJK mencatatkan pertumbuhan dana kelolaan. Bahkan, salah satunya mencatatkan pertumbuhan yang signifikan hingga ribuan persen.

Lihat saja jenis reksadana global, yang mendapatkan keuntungan dari penguatan nilai rupiah. Pada akhir tahun 2018, reksadana ini hanya memiliki AUM sekitar Rp460 miliar dan naik hingga 1.480,43 persen atau hampir 16 kali lipat menjadi Rp7,27 triliun per akhir 2019.

Reksadana indeks juga sedang dalam momentum baik. Pertumbuhan AUM reksadana indeks mencapai 88,36 persen dari Rp4,64 triliun per akhir 2018 menjadi Rp8,74 triliun.

AUM Reksadana per Tipe

Sumber: reksadana.ojk diolah Bareksa

Satu lagi tipe reksadana yang tumbuh baik adalah reksadana pasar uang. Salah satu jenis reksadana yang cocok untuk investor pemula ini memiliki AUM Rp69,18 triliun atau naik 51,81 persen dari posisi akhir tahun 2018 Rp45,57 triliun.

Dari tipe reksadana yang ada, sangat jelas bagaimana reksadana saham menjadi satu-satunya yang mencatat penurunan AUM. Hingga akhir 2019, AUM reksadana saham turun 15,78 persen dari Rp165,23 triliun di akhir 2018 menjadi Rp139,16 triliun.

Perlu diketahui, reksadana ialah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.

Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka. (hm)

***

Ingin berinvestasi di reksadana?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.