Berita Hari Ini: Insentif Tax Allowance Diperluas, Proyeksi Angkutan Natal

Bareksa • 02 Dec 2019

an image
Seorang pria menggunakan busana sinterklas saat pameran pohon natal dari bahan daur ulang di Taman Imbi, Jayapura, Papua, Minggu (1/12/2019). Pohon Natal tersebut dibuat menggunakan bahan-bahan plastik, botol minuman dan jenis minuman kaleng. ANTARA FOTO/Gusti Tanati/ama..

Tekfin terapkan strategi berbeda, sektor properti dominasi penerbitan MTN, investor saham BEI tembus 1 juta

Bareksa.com - Berikut adalah intisari perkembangan penting di isu ekonomi, pasar modal dan aksi korporasi, yang disarikan dari media dan laporan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, Senin, 2 Desember  2019 :

Tax Allowance Diperluas

Pemerintah memperluas cakupan insentif tax allowance melalui penerbitan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 78/2019 tentang Fasilitas Pajak Penghasilan (PPh) untuk Penanaman Modal di Bidang-bidang Usaha Tertentu dan atau di Daerah-daerah Tertentu. Bisnis Indonesia, Senin (2/12/19), menulis beleid tersebut merupakan revisi atas dua aturan yang diterbitkan sebelumnya yakni PP 18/2015 tentang Fasilitas Pajak Penghasilan (PPh) untuk Penanaman Modal di Bidang-bidang Usaha Tertentu dan atau di Daerah-daerah Tertentu serta, PP 9/2019 yang mengatur tentang perubahan atas PP 18/2015.

Disebutkan, dalam peraturan baru itu, pemerintah memperbanyak bidang usaha penerima insentif ini yakni mencapai 183 dari sebelumnya hanya 145 bidang usaha. Regulasi baru juga menyebutkan, bidang usaha tertentu yang berhak mendapatkan fasilitas meningkat menjadi sebanyak 166 bidang usaha, sedangkan bidang usaha tertentu yang terletak di daerah tertentu jumlahnya menyusut menjadi tinggal 17 bidang usaha.   

Adapun insentif yang diberikan pun masih sama, yakni pengurangan penghasilan neto sebesar 30 persen dari jumlah penanaman modal berupa aktiva tetap termasuk tanah, yang dibebankan menjadi selama 6 tahun, di mana masing-masing 5 persen per tahun.

Angkutan Libur Natal & Tahun Baru

Moda transportasi darat dan laut, dinilai akan menjadi pilihan oleh sebagian masyarakat. Hal tersebut, menyusul harga tiket pesawat yang masih dianggap tinggi sehingga membuat masyarakat mencari alternatif moda transportasi lain yang lebih terjangkau untuk kebutuhan angkutan Natal 2019 & Tahun Baru 2020.

Bisnis Indonesia, Senin (2/12/19) menyebutkan kondisi ini jauh berbeda dibandingkan dengan keadaan beberapa tahun silam, ketika maskapai penerbangan bertarif rendah mulai booming. Kala itu, tidak sedikit pelaku usaha moda transportasi darat yang 'gigit jari' karena kalah bersaing.

Pelaku usaha di sektor transportasi darat dan laut pun memproyeksikan terjadinya kenaikan volume penumpang selama periode liburan tahun ini. PT Djawatan Angkoetan Motor Repoeblik Indonesia (DAMRI) memprediksi kenaikan jumlah penumpang lebih tinggi dari tahun-tahun sebelumnya yakni 11 persen.

Strategi Usaha Tekfin

Usaha rintisan bidang teknologi finansial (tekfin) memiliki strategi untuk meraih keuntungan. Selain itu, pelaku usaha ini membidik pertumbuhan. Seperti diberitakan Kompas (2/12/19), model bisnis perusahaan rintisan bidang teknologi dan perusahaan konvensional berbeda. Masing-masing memiliki strategi dalam merealisasikan keuntungan.

Lebih lanjut, Presiden Direktur PT Visionet Internasional, penerbit dompet elektronik OVO, Karaniya Dharmasaputra mencontohkan perusahaan rintisan bidang tekfin di Indonesia umumnya menyertakan pesan edukasi. Usaha ini memiliki produk untuk melayani masyarakat yang belum terjangkau layanan perbankan atau jasa keuangan konvensional lain.

Menurut Karaniya, model bisnis usaha rintisan tekfin tidak bisa disamakann dengan perusahaan konvensional. Setiap perusahaan rintisan bidang tekfin juga mempunyai strategi untuk mempertanggungjawabkan modal dari investor dan mencetak keuntungan.

Sektor Properti Dominasi Penerbitan MTN

Riset BNI Sekuritas seperti dikutip Bisnis Indonesia (2/12/19) menyebutkan, penerbitan surat utang jangka menengah atau medium term notes (MTN) sepanjang November tercatat Rp2,3 triliun, atau lebih tinggi dibandingkan dengan penerbitan pada Oktober yang hanya Rp1,9 triliun.

Sementara itu, total penerbitan MTN secara tahunan berjalan telah mencapai Rp22,3 triliun. Sektor properti mendominasi penerbitan dengan nilai penerbitan sebesar Rp7,3 triliun atau 33 persen dari total penerbitan MTN.

Kemudian, diikuti sektor lembaga keuangan (nonbank) Rp3,8 triliun atau menyumbang kontribusi sebesar 17 persen, agribisnis sebesar Rp2,9 triliun atau menyumbang 13 persen dan sektor industri dasar Rp2,8 triliun dengan kontribusi 12 persen.

Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Ramadhan Ario Maruto mengatakan sektor properti dan agribisnis memilih MTN, karena mempertimbangkan kecepatan untuk mendapatkan dana segar. Pasalnya, proses penerbitan MTN lebih singkat dibandingkan dengan instrumen obligasi karena penerbit MTN memiliki pembeli siaga, sehingga proses penawaran instrumen lebih singkat.

Investor Saham BEI Tembus 1 Juta

Jumlah investor saham di Bursa Efek Idonesia (BEI) hingga November 2019, telah mencapai 1.089.987 single investor identification (SID). Jumlah tersebut meningkat 27,8 persen dibandingkan per tahun 2018 sebanyak 852.240 seperti dikutip Investor Daily (2/12/12).

Direktur Utama BEI Inarno Djajadi menyatakan pertumbuhan SID saham pada 2019, merupakan hasil dari sinergi program literasi, edukasi, dan inklusi yang dilakukan selama ini. "Jumlah tersebut merupakan pencapaian luar biasa yang dicapai oleh BEI berkat usaha bersama self regulatory organization (SRO). Selain itu, galeri investasi juga menjadi ujung tombak bagi penambahan SID di kalangan milenial," kata dia.

Inarno menegaskan, per 28 November 2019, jumlah investor baru pada saham tercatat sebanyak 237.747 SID. Adapun jumlah tersebut melampaui rekor pencapaian jumlah investor baru saham 2018 yang sebanyak 223.749. "Jika rata-rata pertumbuhan SID saham dapat di pertahankan di atas angka 1.000 SID per hari, maka sampai akhir tahun jumlah investor baru di saham untuk pertama kalinya dapat melampaui angka 250.000 SID," kata Inarno.

(hm)