Yield Membaik, Kepemilikan Asing di Surat Utang Negara Indonesia Cetak Rekor

Bareksa • 27 Jun 2019

an image
Ilustrasi investasi secara online yang digambarkan dengan grafik di dalam tablet gadget dipegang oleh investor dengan latar belakang kalkulator dan kertas berisi kinerja saham obligasi reksadana surat utang negara.

Kepemilikan asing di surat utang negara Indonesia mencapai Rp984,24 triliun per 25 Juni 2019

Bareksa.com - Investor asing tampaknya semakin gemar untuk mengoleksi instrumen surat utang negara (SUN) Indonesia, seiring dengan membaiknya pasar obligasi Tanah Air di tengah tren penurunan suku bunga global.

Menurut data Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (DJPPR), dana investor asing yang masuk ke pasar SUN rupiah sudah mencapai Rp984,24 triliun, atau bertambah Rp90,76 triliun sejak awal tahun hingga 25 Juni lalu dan sekaligus menjadi rekor tertinggi sepanjang sejarah penerbitan surat utang dari sisi nilai.

Data DJPPR per 25 Juni 2019 menunjukkan angka tersebut mencerminkan porsi 38,98 persen dana asing terhadap total surat berharga negara (SBN) yang beredar senilai Rp2.525,04 triliun. Meskipun demikian, secara persentase, porsi investor asing di pasar SUN belum menembus rekor 41,48 persen yang tercatat pada 29 Januari tahun lalu.

Grafik Pergerakan Dana Asing di Obligasi Indonesia

Sumber: Bursa Efek Indonesia, diolah Bareksa

Masuknya investor asing ke pasar obligasi rupiah itu seiring dengan reli panjang penguatan harga yang masih berlanjut pada Rabu (26 Juni 2019) serta bertambahnya jumlah utang yang diterbitkan pemerintah. Reli panjang yang terjadi sejak akhir Mei lalu sempat berhenti pada Senin pekan ini, tetapi berbalik menguat kembali dan berlanjut hingga kemarin.

Grafik Perkembangan Yield Obligasi Pemerintah Indonesia Tenor 10 Tahun

Sumber: Investing

Berdasarkan grafik di atas, dapat dilihat bahwa yield SUN periode 10 tahun mengalami penurunan cukup tajam sepanjang Juni ini atau tepatnya setelah libur panjang Lebaran. Sebagai informasi, yield yang turun menggambarkan bahwa harga obligasi sedang cenderung naik akibat tingginya permintaan.

Hal tersebut ternyata sesuai dengan apa yang terjadi pada kepemilikan investor asing terhadap SUN rupiah. Berdasarkan data DJPPR, sejak 11 Juni hingga 25 Juni kepemilikan investor asing terhadap SUN rupiah belum sekalipun berkurang secara nilai, alias terus mencatatkan peningkatan dari hari ke hari.

Sentimen positif kali ini kembali datang dari ekspektasi terhadap penurunan suku bunga acuan domestik dan global, terutama dari bank sentral Amerika Serikat (AS) yakni The Federal Reserve (The Fed). 

Besarnya ekspektasi penurunan suku bunga itu masih mempengaruhi pasar obligasi meskipun baru akan terealisasi bulan depan.

Sekadar mengingatkan, The Fed mengumumkan kebijakan moneternya Rabu pekan lalu waktu setempat dan mengatakan bank sentral siap menghadapi risiko-risiko ekonomi global dan dalam negeri. Sebagian besar pejabat The Fed menurunkan proyeksi tingkat suku bunga acuannya tahun ini hingga sekitar 0,5 poin persentase.

Selain itu, Gubernur The Fed Jerome Powell juga mengatakan beberapa pejabat setuju bahwa alasan penurunan suku bunga semakin kuat. Para pelaku pasar melihat secara umum bank sentral negeri Adidaya tersebut telah bersikap lebih kalem (dovish) dari yang diharapkan.

(KA01/hm)