Kamu Pekerja Lepas? Ini Tips Menata Keuangan untuk Freelancer

Bareksa • 20 Feb 2019

an image
Ilustrasi wanita muda cantik menarik memakai kaca mada berbaju kasual duduk di atas meja kerja sambil tersenyum bahagia. Karyawan bekerja freelance untuk perusahaan kantor milenial digital.

Penghasilan seorang freelancer itu cenderung tidak stabil

Bareksa.com - Tipe pekerjaan seperti apa yang kamu inginkan? Bebas datang kapan pun ke kantor, tidak takut diomelin bos ketika telat, tidak terikat dengan peraturan kantor, serta banyak waktu buat ngelakuin hal-hal yang diinginkan adalah tipe pekerjaan yang diinginkan oleh para milenial.

Kondisi kerja yang cukup menyenangkan seperti itu bisa jadi kenyataan kalau kita menjadi seorang pekerja lepas (freelancer).

Mengapa demikian? Karena jika kita menjadi seorang freelancer, kita akan bisa ngelakuin berbagai hal yang tidak bisa dilakukan oleh orang-orang kantoran. Contohnya seperti liburan kapan pun, family time tidak harus nunggu hari Sabtu Minggu, serta masih banyak hal menyenangkan lain yang bisa dilakukan.

Akan tetapi, menjadi seorang freelancer tidak selamanya menyenangkan lho. Penghasilan seorang freelancer itu cenderung tidak stabil, berbeda dengan orang-orang yang mempunyai pekerjaan tetap. Apalagi ketika job sedang sepi, di situlah kesabaran seorang freelancer akan diuji.

Jika tidak pandai-pandai mengatur uang bisa repot urusannya, apalagi jika kita sudah punya tanggungan cicilan rumah, cicilan kendaraan, biaya sekolah anak, dan sebagainya. Waduh, pasti sangat memusingkan.

Agar semuanya tetap berjalan dengan lancar, kita harus punya perencanaan keuangan sebaik mungkin. Setidaknya kita harus punya antisipasi saat menghadapi krisis keuangan.

Oleh sebab itu, amat sangat disarankan untuk kamu mempunyai investasi yang dapat menambah penghasilan alias passive income. Jadi ketika kamu mengalami fase sulitnya dapat job, keuangan kamu masih bisa tertolong dengan adanya investasi yang dilakukan.

Di zaman sekarang ini, terdapat banyak pilihan investasi yang patut dicoba oleh para freelancer, salah satunya adalah reksadana. Apa itu reksadana?

Reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.

Jadi, secara sederhana reksadana dapat diartikan bahwa kamu menyerahkan dana kepada Manajer Investasi (MI) untuk melakukan pengelolaan terhadap modal yang telah dihimpun dari kamu dan para investor lainnya, kemudian menempatkannya pada surat berharga seperti saham, obligasi, pasar uang dan lain sebagainya.

Oleh sebab itu, buat kamu yang ingin investasi tetapi tidak mau ambil pusing dan ribet, maka reksadana menjadi pilihan yang sangat cocok, karena ada MI yang akan bantu memaksimalkan investasi kamu. Alhasil kamu tidak perlu repot-repot mantengin tiap hari, cukup review secara berkala saja, praktis bukan?

Lalu mungkin dalam benakmu ada pertanyaan “Tapi penghasilanku tidak besar, apa masih tetap bisa investasi?”

Jawabannya 100 persen bisa! Karena berbicara investasi bukanlah soal nominal, melainkan soal kedisiplinan serta keinginan untuk mencapai sebuah tujuan keuangan. Jadi, tidak usah malu dengan investasi dalam jumlah yang kecil, yang jauh lebih penting adalah konsistensi.

Simulasi Reksadana

Agar lebih meyakinkan, mari kita simulasikan uang jika berinvestasi di reksadana. Katakan kita mampu menyisihkan uang secara rutin sebesar Rp200 ribu per bulan untuk investasi, akan jadi seberapa banyakkah hasil yang didapat dalam lima tahun ke depan?

Daftar Lima Reksadana dengan Return Tertinggi 5 Tahun di Bareksa

Sumber: Bareksa

Berdasarkan data reksadana yang dijual oleh marketplace reksadana online Bareksa, dapat dilihat bahwa dalam lima tahun terakhir reksadana saham memberikan imbal hasil (return) yang cukup menggiurkan yakni berkisar 51 hingga 108 persen, atau dengan rata-rata 74,74 persen dalam lima tahun (14,95 persen per tahunnya).

Jika kita gunakan asumsi rata-rata pertumbuhan tersebut dan menginvestasikan uang sebesar Rp200 ribu secara rutin selama lima tahun (enam puluh bulan), maka hasilnya akan tampak sebagai berikut.

Gambar Kalkulator Investasi Bareksa

Sumber: Bareksa

Berdasarkan kalkulator investasi Bareksa tersebut, uang rutin yang kita sisihkan sebesar Rp200 ribu per bulan kalau diinvestasikan ke dalam reksadana saham dalam lima tahun mendatang akan menjadi Rp17,64 juta. Menarik bukan?

Dengan uang sebesar itu, banyak hal yang bisa kamu lakukan. Contohnya seperti membeli motor baru, mulai membuka usaha kecil-kecilan, berjalan-jalan ke luar negeri, tambahan biaya menikah, membayar uang muka rumah, hingga mempersiapkan masa pensiun.

Sebuah cara yang terlihat sederhana tetapi bila ditekuni secara disiplin akan sangat bermanfaat bagi keuangan kita. Jadi kapan mau investasi reksadana?

(KA01/hm)

***

Ingin berinvestasi di reksadana?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik Bareksa Fund Academy. GRATIS

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.