Telkomsel Bentuk Perusahaan Fintech Finarya

Bareksa • 28 Jan 2019

an image
Petugas menunjukkan aplikasi Mbanking Telkomsel yang terinstall di ponsel pintar. Telkomsel merupakan anak usaha dari PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) ANTARA FOTO/Feny Selly.

Finarya bergerak di bidang jasa layanan sistem pembayaran

Bareksa.com - PT. Telekomunikasi Selular (Telkomsel) yang merupakan anak usaha dari PT. Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) mendirikan perusahaan teknologi keuangan (fintech) bernama Fintech Karya Nusantara (Finarya).
 
Berdasarkan keterbukaan informasi yang dirilis dari Bursa Efek Indonesia (BEI), Vice President Investor Relation Telkom Andi Setiawan menjelaskan, dalam pembentukan fintech tersebut, Telkomsel menjadi pemegang saham mayoritas dengan kepemilikan 99,9 persen.
 
"Finarya adalah anak perusahaan Telkomsel yang bergerak di bidang jasa sistem pembayaran," terang Andi dalam keterbukaan tersebut seperti dikutip Senin (28 Januari 2019).
 
Sementara tujuan fintech tersebut untuk mendukung ekosistem fintech yang sebelumnya sudah ada di Telkomsel.
 
Sebelumnya, Telkomsel sudah memiliki layanan fintech di bidang sistem pembayaran, yakni melalui uang elektronik TCash. TCash bisa digunakan oleh seluruh pelanggan Telkomsel dan non Telkomsel untuk semua transaksi. Saat ini, TCash sudah menjangkau 25 juta pelanggan di 34 provinsi dan bisa digunakan di 75 ribu merchants. Aplikasi TCash juga sudah diunduh sebanyak lebih dari 8 juta kali.
 
Kinerja Telkom

Sementara itu, dari sisi kinerja, Telkomsel mengkontribusi pendapatan Telkom dengan membukukan pendapatan Rp23 triliun sampai kuartal III-2018 atau bertumbuh 19,8 persen year on year (yoy). Selain Telkomsel, IndiHome juga mengkontribusi pendapatan Telkom dengan mencatat pertumbuhan pendapatan sampai dengan 101,2 persen year on year dengan jumlah konsumen sampai akhir kuartal ketiga lalu yang mencapai 4,7 juta.

Sedangkan total pendapatan Telkom secara keseluruhan pada periode yang sama adalah Rp99,2 triliun atau meningkat 2,27 persen dari periode sebelumnya yang mencapai Rp97 triliun.

Namun seiring dengan peningkatan pendapatan ini, beban usaha meningkat 13,82 persen dari Rp61,64 triliun menjadi Rp70,16 triliun. Akibatnya, Telkom hanya mencatat perolehan Rp14,23 triliun, menurun 20,5 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai Rp17,92 triliun.

Sementara dari sisi aset, hingga kuartal III-2018, aset Telkom mencapai Rp204,89 triliun. Angka ini lebih tinggi ketimbang aset pada Desember 2017 sebesasr Rp198,48 trilun.

Grafik Harga Saham TLKM

Sumber: Bareksa.com

Seiring dengan penurunan kinerja tersebut, harga saham TLKM juga merosot dalam setahun terakhir. Saham TLKM pada perdagangan 25 Januari 2019 ditutup di Rp3.880, turun 4,67 persen dibandingkan setahun sebelumnya di Rp4.070 pada 29 Januari 2018. (hm)

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui saham mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami kinerja keuangan saham tersebut.