Mengapa Buyback Saham Mampu Meningkatkan EPS HRUM?

Bareksa • 21 Jan 2019

an image
Pengangkutan Batubara Harum Energy (Company)

HRUM akan Buyback Sahamnya Dalam 18 Bulan Ke Depan

Bareksa.com - Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) PT Harum Energy Tbk. menyetujui aksi korporasi perseroan untuk melakukan pembelian kembali saham emiten produsen tambang tersebut (buyback).

Sebagaimana diketahui, pada akhir tahun lalu, HRUM mengumumkan rencana untuk melakukan buyback dengan menyerap kembali sebanyak-banyaknya 133,38 juta saham perseroan atau 4,93 persen dari modal disetor perusahaan.

Berdasarkan prospektus ringkas yang dipublikasikan perseroan, eksekusi saham buyback tersebut akan dilaksanakan bertahap selama 18 bulan setelah memegang persetujuan dari RUPSLB. HRUM sebelumnya menggenggam saham treasury dari aksi buyback 5,07 persen.

Karena itu, jika buyback ini teralisasi, maka HRUM akan mengeksekusi sahamnya sebesar total 10 persen atau mencapai batas maksimal untuk pembelian kembali saham. Perseroan menyiapkan dana sebanyak-banyaknya Rp236,52 miliar untuk aksi korporasi ini.

Direktur Utama Harum Energy Ray Antonio Gunara menyampaikan perseroan akan segera merealisasikan program buyback guna memperbaiki harga saham di pasar yang dinilai undervalued.

“Sesuai aturannya, maksimum hanya 10 persen saham yang bisa kami beli kembali untuk disimpan di saham treasury. Menurut kami, harga saham sudah terlalu rendah [sehingga perlu distimulus melalui buyback],” ungkapnya di Jakarta, Jumat (18/1/2019).

Selain untuk menurunkan jumlah saham beredar di publik dan meningkatkan harga, aksi korporasi ini diharapkan dapat mendorong likuiditas saham HRUM.

“Dengan begitu akan menaikkan earning per share (EPS) perseroan,” lanjut Ray.      

Mengapa Buyback Saham Berpotensi Meningkatkan EPS?

Seperti yang telah diketahui, rumus EPS ialah laba bersih dibagi jumlah saham beredar (outstanding shares). Semakin banyak saham yang dimiliki oleh treasury perusahaan, maka akan semakin sedikit jumlah saham yang beredar di masyarakat.

Dengan asumsi laba bersih tetap, maka pembelian kembali (buyback) saham akan berimbas kepada penurunan jumlah saham beredar. Sehingga secara otomatis akan meningkatkan nilai EPS perusahaan, meskipun laba bersih di beberapa tahun ke depan diasumsikan tetap atau tidak bertumbuh.

Indikator relative strength index (RSI) juga terlihat terus bergerak naik meskipun mulai mendekati area jenuh beli, mengindikasikan sinyal kenaikan yang cukup kuat dengan target terdekat berada di level psikologis Rp13.000.

(KA02/AM)

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui saham mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami kinerja keuangan saham tersebut.