Waskita Beton Sudah Catat Kontrak Baru Rp6,51 Triliun, Nyaris Capai Target 2018

Bareksa • 21 Dec 2018

an image
Pekerja menggarap pengerjaan proyek pembangunan jalan Tol Cimanggis-Cibitung, di kawasan MM2100 Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP) mendapat kontrak untuk Proyek Jalan Tol Cibitung-Cilincing. ANTARA FOTO/Risky Andrianto

Pencapaian itu sudah 99,2 persen dari target nilai kontrak baru sebesar Rp6,56 triliun sepanjang tahun 2018.

Bareksa.com – PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP) tinggal selangkah lagi untuk merealisasikan target kontrak baru tahun 2018. Hingga pertengahan Desember ini, perseroan sudah membukukan kontrak baru sebesar Rp6,51 triliun atau 99,2 persen dari target nilai kontrak baru sebesar Rp6,56 triliun sepanjang tahun 2018.

Direktur Pemasaran & Engineering Waskita Beton Agus Wantoro menyatakan, pihaknya optimis akan mencapai target kontrak baru. Agus menyampaikan, konsistensi perseroan dalam penambahan kapasitas, juga dibarengi dengan pengembangan produk baru, antara lain rumah precast, tiang listrik beton, dan bantalan kereta api.

“Strategi dan keseriusan perseroan untuk pengembangan produk merupakan bagian komitmen dari strategi untuk mengembangkan pasar eksternal yang diharapkan terus meningkat dengan target kontribusi 40 persen di tahun depan,” ujar Agus, Jumat, 21 Desember 2018. 

Agus mengungkapkan, peningkatan kontribusi pasar eksternal salah satunya melalui pengembangan produk baru tersebut di atas. Perseroan juga menjaga sinergi dengan Grup Waskita untuk proyek-proyek yang bersifat pengembangan bisnis serta pengembangan produk lainnya.

“Ke depannya, perseroan akan tetap mempertahankan kinerja yang sudah baik di tahun 2018 ini, di mana kinerja perseroan tetap lebih tinggi dibandingkan kompetitor,” imbuh Agus.

Perolehan kontrak baru WSBP berasal dari proyek internal sebesar 63 persen yaitu Proyek Jalan Tol Cibitung-Cilincing dan proyek lainnya. Sedangkan proyek yang berasal dari eksternal sebesar 37 persen, antara lain Proyek Jalan Tol Pekanbaru-Dumai, Bandara Kulonprogo, Proyek Pelabuhan Pattimban, dan proyek lainnya.

Sebelumnya, Direktur Keuangan Waskita Beton Anton YT Nugroho mengemukakan, perseroan membukukan cashflow operasional positif sebesar Rp1,1 triliun pada 2018, dibandingkan minus Rp2,4 triliun pada 2017 dan pada 2016 minus Rp3 triliun.

Menurut Anton, cashflow operasional yang positif ini menjadi modal yang kuat bagi perseroan pada 2019. Ini disebabkan karena rasio posisi utang berbunga terhadap modal perseroan sebesar 0,77 kali, masih jauh dari batas yang ditentukan sebesar 2,5 kali. Dengan ekuitas sebesar Rp7,45 triliun per September 2018, itu berarti perseroan masih memiliki kapasitas ruang pendanaan yang besar. 

Kondisi keuangan perusahaan, kata Anton,  semakin prima dengan melihat pencapaian di akhir tahun ini. “Penerimaan termin yang sudah masuk mencapai Rp9,8 triliun. Kami terima lagi sampai akhir tahun 2018 sebesar Rp1,6 triliun. Total penerimaan Rp11,4 triliun. Jadi arus kas dari operasional akan surplus besar tahun ini,“ujarya. 

Di sisi lain, perseroan telah menuntaskan proyek Tol Becakayu, yang merupakan proyek turnkey pertama WSBP. Proyek turnkey memiliki margin yang lebih besar dibandingkan non-turnkey. Namun sebagai kompensasinya kontraktor harus siap pendanaan sampai proyek selesai.

Saat ini perseroan masih menyisakan dua proyek turnkey, yaitu proyek jalan tol Krian-Legundi-Bunder-Manyar (KLBM) dan Cimanggis-Cibitung. Pembayaran termin KBLM sudah terealisasi sebesar Rp665 miliar. Dari nilai ini, sebesar Rp250 miliar merupakan pembayaran turnkey. Pada akhir Desember ini ada realisasi pembayaran lagi sebesar Rp1,6 triliun. Begitu juga untuk Cimanggis-Cibitung akan terealisasi pada 2019 dengan pembayaran termin sebesar Rp2,6 triliun. (hm)