Fundamental dan Teknikal Saham BUMI : Kinerja Cemerlang, Bagaimana Sahamnya?

Bareksa • 03 May 2018

an image
Karyawan melintas di antara monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (16/3). IHSG pada perdagangan pekan ini ditutup melemah 16,95 poin atau 0,27 persen ke level 6.304,95. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

Pada perdagangan Rabu, 2 Mei 2018 saham BUMI ditutup meroket 15,83 persen di level Rp 278 per saham

Bareksa.com - Harga Saham PT Bumi ResourcesTbk (BUMI) pada perdagangan Rabu, 2 Mei 2018 ditutup meroket 15,83 persen dengan berakhir di level Rp 278 per saham.

Saham BUMI menjadi saham peringkat pertama dengan volume perdagangan terbesar yakni 7,2 juta lot dengan nilai transaksi mencapai Rp191,12 miliar.

Berdasarkan aktivitas broker summary, tiga anggota bursa yang paling banyak melakukan pembelian terhadap saham BUMI antara lain Maybank Kim Eng Sekuritas (ZP) dengan nilai pembelian Rp31,53 miliar, kemudian Mirae Asset Sekuritas (YP) Rp18,25 miliar, dan RHB Sekuritas (DR) Rp12,44 miliar.

Ketiga anggota bursa tersebut masing-masing berkontribusi terhadap nilai transaksi secara keseluruhan yakni 16,5 persen, 9,55 persen, dan 6,51 persen.

Analisis Fundamental

Secara fundamental, emiten milik grup bakrie ini membukukan kinerja cemerlang pada kuartal I 2018. Hal tersebut tercermin dari pendapatannya yang melonjak fantastis 2.914,27 persen menjadi US$310,47 juta pada kuartal I 2018 dari US$10,3 juta pada periode yang sama tahun lalu.

Kenaikan pendapatan dikontribusikan oleh penjualan ekspor US$127,91 juta, lokal US$181,73 juta, dan jasa US$825.000.

Nilai tersebut meningkat jauh karena pada kuartal I 2017 perusahaan hanya mengonsolidasikan pendapatan dari bisnis jasa senilai US$10,3 juta. Nilai tersebut juga menjadi keseluruhan pendapatan perseroan saat itu.

Sementara itu, beban pokok pendapatan per Maret 2018 meningkat jadi US$210,46 juta dari sebelumnya tidak ada. Laba bruto BUMI pun mencapai US$109,01 juta dari kuartal I 2017senilai US$10.3 juta.

Akan tetapi, laba bersih perusahaan hanya naik 2,4 persen yoy pada periode Januari hingga Maret 2018 menjadi US$90,16 juta dari sebelumnya US$88,05 juta.

Ada sejumlah pemasukan yang membuat laba BUMI pada kuartal I 2017 melampaui nilai pendapatannya :

1. Pada pos penghasilan (beban) lain-lain neto, pada kuartal I 2018 BUMI hanya membukukan US$11,97 juta. Adapun, pada kuartal I 2017, pos tersebut menyumbang pemasukan US$107,68 juta.

2. Dalam (beban) manfaat pajak penghasilan neto, pada kuartal I 2018 BUMI mencatat beban US$25,65 juta, berbalik dari pembukuan positif pada kuartal I 2017senilai US$32.774.

Hal tersebut membuat laba tahun berjalan perseroan per Maret 2018 mencapai US$94,26 juta, naik 9,28 persen yoy dari sebelumnya US$86,25 juta.

Adapun, total laba komprehensif tahun berjalan US$92,22 juta pada kuartal I 2018, naik dari sebelumnya US$83,05 juta.

Di sisi lain, liabilitas BUMI per Maret 2018 naik menjadi US$3,411 miliar dari akhir 2017 sebesar US$3,410 miliar. Liabilitas jangka pendek meningkat menuju US$1,37 miliar dari sebelumnya US$1,33 miliar.

Ekuitas perseroan per Maret 2018 sejumlah US$378,57 juta, naik dari akhir 2017 sebesar US$286,35 juta. Total aset BUMI meningkat menuju US$3,79 miliar dari sebelumnya US$3,69 miliar.

Analisis Teknikal


Sumber : Bareksa

Menurut analisis Bareksa, secara teknikal candle saham BUMI pada perdagangan kemarin membentuk white marubozu dengan body yang sangat besar menggambarkan saham ini bergerak positif dalam rentang yang lebar hingga berakhir pada level tertingginya.

Volume terlihat mengalami lonjakan serta terdapat sebuah gap up yang menandakan saham ini telah banyak diburu pelaku pasar sejak awal perdagangan. Selain itu, investor asing juga membukukan net buy pada saham BUMI senilai Rp10,52 miliar.

Selain itu, indikator relative strength index (RSI) juga terpantau mulai bergerak positif dan berhasil keluar dari area jenuh jual mengindikasikan adanya sinyal kenaikan cukup kuat dengan target terdekat di resisten pada level Rp300. (AM)

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui saham mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami kinerja keuangan saham tersebut.