Berita Hari Ini : AJB Kembali Bisa Jual Asuransi, BI 7-Day Repo Rate Tetap 4,25%

Bareksa • 23 Mar 2018

an image
Direktur Utama PT Asuransi Jiwa Bumiputera (PT. AJB) Wiroyo Karsono (kedua kanan) berjabat tangan dengan Pengelola Statuter Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera (AJBB) 1912 Didi Achdijat disaksikan Pengelola Statuter Manajeman Resiko Yusman (kiri), dan Pengelola Statuter bidang SDM dan Umum AJBB 1912 Adhie M. Massardi.

Asuransi jiwa tambah porsi reksadana, Group Salim rambah bisnis poultry, Capex TLKM 25 persen dari pendapatan 2017

Bareksa.com - Berikut ini adalah intisari perkembangan penting di pasar modal dan aksi korporasi, yang disarikan dari media dan laporan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, Jumat, 23 Maret 2018 :

AJB Bumiputera

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memberikan izin kepada Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera 1912 (AJBB) untuk memasarkan kembali produk asuransinya sebagai bagian dari upaya penyehatan salah satu perusahaan asuransi tertua di Indonesia tersebut.

OJK telah melakukan pemeriksaan langsung di AJBB pada 7 hingga 23 Februari 2018 lalu untuk memastikan kesiapan AJBB melaksanakan operasional kembali setelah pada tahun 2017 tidak memasarkan produknya.

Adapun cakupan pemeriksaan yang dilakukan antara lain mengenai kesiapan produk-produk yang akan dipasarkan, program pemasaran dan keagenan yang akan digunakan, kebijakan dan standar operasional yang ditetapkan, sistem informasi dan teknologi, serta sumber daya manusia dan infrastruktur pendukung lainnya.

Asuransi

Investasi reksadana termasuk pilihan favorit perusahaan asuransi jiwa. Alhasil, dana investasi asuransi jiwa di produk reksadana pun meningkat. OJK mencatat sampai Januari 2018, jumlah investasi perusahaan asuransi jiwa di reksadana mencapai Rp168,81 triliun atau setara 36,2 persen dari total investasi.

Menyusul kemudian investasi di saham dengan porsi 31,23 persen. Sebagai perbandingan, pada Januari tahun lalu, porsi investasi saham mencapai 32 persen. Sedangkan porsi investasi asuransi jiwa di reksadana sebesar 27,45 persen.

Sejumlah faktor yang mendorong penempatan investasi di reksadana, di antaranya potensi perolehan imbal cukup optimal. Industri asuransi jiwa juga memiliki kewajiban kepada nasabah terkait pengembangan dana. Apalagi reksadana terbilang lebih aman ketimbang memiliki langsung saham.

Group Salim

Rencana Grup Salim menggarap bisnis peternakan ayam (poultry) berlanjut. Jika tak ada perubahan, grup usaha ini akan merealisasikannya di paruh pertama tahun ini.

Masuknya Grup Salim ke bisnis poultry merupakan kelanjutan atas penandatanganan nota kesepahaman antara perusahaan asal Malaysia, CAB Cakaran Corporation Berhad, bersama KMP Private Limited, akhir tahun 2016.

Nama yang disebut terakhir merupakan kendaraan investasi milik Anthoni Salim. Kedua perusahaan tersebut sepakat membentuk perusahaan yang bergerak di bisnis pakan ternak terintegrasi penuh. Nota kesepahaman ini berlaku 12 bulan setelah penandatanganan.

PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM)

Emiten dengan kode saham TLKM akan terus melanjutkan ekspansi pada tahun ini. Emiten telekomunikasi pelat merah ini akan fokus memperluas jaringan dan memperkuat layanan data. Tahun ini, TLKM mengalokasikan belanja modal atau capital expenditure (capex) dengan rasio 25 persen dari pendapatan.

Pada tahun lalu, TLKM membukukan pendapatan sebesar Rp128,26 triliun. Dengan asumsi itu, alokasi capex TLKM tahun ini mencapai Rp32 triliun.

Peruntukan capex tahun ini terutama untuk pembangunan infrastruktur data. Perseroan mengalokasikan 60 persen dana belanja modal untuk mendukung ekspansi anak usahanya, yakni PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel).

PT Pakuwon Jati Tbk (PWON)

Perseroan menargetkan tambahan pusat perbelanjaan baru tahun ini. Akhir 2018 nanti, mereka menjadwalkan operasional Pakuwon Mall Tahap 4 di Surabaya, Jawa Timur. Padahal tahun lalu Pakuwon Jati baru menambah tiga pusat perbelanjaan di Kota Pahlawan.

Pada Februari 2017, mereka mengoperasikan Pakuwon Mall Tahap 2 dan 3. Tujuh bulan berikutnya atau September 2017, giliran Tunjungan Plaza Tahap 6 yang beroperasi.

Menurut catatan internal Pakuwon Jati , Pakuwon Mall Tahap 2 dan 3 bahkan sudah menyumbang 33 persen terhadap total recurring income alias pendapatan berulang 2017. Adapun total recurring income tahun lalu mencapai Rp2,96 triliun.

BI 7-day Reverse Repo Rate

Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 21-22 Maret 2018 memutuskan untuk mempertahankan BI 7-day Reverse Repo Rate tetap sebesar 4,25 persen. Suku bunga Deposit Facility juga tetap 3,5 persen dan Lending Facility tetap 5 persen. Keputusan ini berlaku efektif sejak 23 Maret 2018.

Menurut BI, kebijakan itu konsisten dengan upaya menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan serta turut mendukung pemulihan ekonomi domestik. BI memandang pelonggaran kebijakan moneter yang ditempuh sebelumnya tetap memadai untuk terus mendorong momentum pemulihan ekonomi domestik.

Ke depan, BI tetap fokus menjaga stabilitas perekonomian yang menjadi landasan utama bagi terciptanya pertumbuhan ekonomi yang lebih kuat dan berkelanjutan.

Sejumlah risiko tetap perlu diwaspadai, baik yang bersumber dari eksternal seperti peningkatan ketidakpastian pasar keuangan global dan kecenderungan penerapan inward-oriented trade policy di sejumlah negara, maupun dari dalam negeri terkait kenaikan inflasi.

Untuk itu, BI terus mengoptimalkan bauran kebijakan moneter, makroprudensial, dan sistem pembayaran untuk menjaga keseimbangan antara stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan dengan proses pemulihan ekonomi yang sedang berlangsung, khususnya dengan memitigasi peningkatan risiko jangka pendek.

BI juga semakin memperkuat koordinasi kebijakan dengan pemerintah untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan serta penguatan pelaksanaan reformasi struktural. (AM)