BeritaArrow iconBerita Ekonomi TerkiniArrow iconArtikel

Ancaman Perang Dagang Memanas, Cina akan Terapkan Bea Masuk atas 128 Produk AS

Bareksa24 Maret 2018
Tags:
Ancaman Perang Dagang Memanas, Cina akan Terapkan Bea Masuk atas 128 Produk AS
Presiden Amerika Serikat Donald J Trump (www.whitehouse.gov)

Potensi munculnya perang dagang antara AS dengan Tiongkok memunculkan kekhawatiran di mata investor

Bareksa.com - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menandatangani surat eksekutif yang akan memberlakukan tarif pembalasan hingga US$60 miliar atas impor dari Cina. Keputusan yang diambil Trump ini tentu menumbuhkan ketegangan di antara kedua negara, bahkan sama saja dengan mengumumkan perang dagang.

"Ini adalah bagian pertama dari beberapa tindakan perdagangan," kata Trump ketika menandatangani surat eksekutif, seperti dikutip dari CNBC, Jumat, 23 Maret 2018.

Dalam hal ini, AS terutama akan menargetkan produk-produk tertentu di sektor teknologi di mana Cina memiliki keunggulan atas AS. Langkah-langkah baru tersebut dirancang untuk menghukum Negeri Panda atas praktik perdagangan yang menurut administrasi Trump melibatkan pencurian kekayaan intelektual perusahaan-perusahaan Amerika.

Promo Terbaru di Bareksa

Langkah-langkah baru ini mengikuti apa yang disebut investigasi 301 yang dipimpin oleh Perwakilan Perdagangan AS Robert Lighthizer ke dalam praktik perdagangan Cina yang berpotensi tidak adil dengan AS.

Kantor Lighthizer akan menerbitkan daftar produk yang ditargetkan dalam 15 hari, dan akan ada periode 30 hari untuk komentar publik, menurut pejabat administrasi senior. Laporan Perwakilan Perdagangan AS yang belum dirilis mencakup 1.300 lini produk, kata pejabat pemerintah.

Menurut Direktur Perdagangan Peter Navarro, AS secara strategis membela diri terhadap agresi ekonomi. Ia mengklaim Presiden AS Donald Trump sedang membela perusahaan-perusahaan Amerika.

Cina Respons Keputusan Trump

Sementara itu, negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia telah merespons keputusan tarif perdagangan kontroversial Presiden AS Donald Trump. Untuk merespons hal ini, Kementerian Perdagangan Cina mengajukan daftar 128 produk AS sebagai target balas dendam potensial.

"Barang-barang AS, yang memiliki nilai impor US$3 miliar pada 2017, termasuk anggur, buah segar, buah kering dan kacang-kacangan, pipa baja, etanol termodifikasi, dan ginseng," sebut Kementerian Perdagangan Cina, seperti dikutip dari CNBC, Jumat, 23 Maret 2018.

Produk-produk itu dapat dikenakan 15 persen untuk bea, sementara tarif 25 persen dapat dikenakan pada babi AS, dan barang-barang aluminium daur ulang, menurut pernyataan itu.

Namun, pernyataan itu tidak merinci lebih dalam. Produk pertanian AS, khususnya kacang kedelai, telah ditandai sebagai wilayah terbesar dari potensi pembalasan oleh Cina.

Selain itu, Kementerian Perdagangan Cina mengungkapkan Beijing akan mengambil langkah-langkah terkait 128 barang-barang AS dalam dua tahap jika tidak dapat mencapai kesepakatan dengan Washington.

Bahkan, pemerintah Cina bisa mengambil tindakan hukum di bawah peraturan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).

Pasar saham Asia mengambil keuntungan dari berita tersebut, dengan indeks Nikkei Jepang meluncur sebanyak tiga persen pada perdagangan Jumat pagi. Tanggapan Jumat dari Beijing relatif terukur, para ahli mengatakan keputusan untuk menargetkan US$3 miliar dalam impor AS adalah signifikan.

"Tetapi itu tidak banyak dalam hal hubungan AS-Tiongkok," kata Ekonom Tiongkok Tony Nash, yang juga CEO dan pendiri perusahaan analisis data, Complete Intelligence. Impor Cina dari AS diperkirakan mencapai US$172 miliar tahun ini.

Munculkan Kekhawatiran

Analis Samuel Sekuritas Ahmad Mikail mengatakan potensi munculnya perang dagang antara AS dengan Tiongkok memunculkan kekhawatiran di mata investor. Bahkan, kondisi itu memicu terjadinya pelemahan terhadap dolar Amerika Serikat terhadap sejumlah mata uang utama dunia.

"Kekhawatiran tersebut mendorong investor memindahkan investasinya dari pasar saham di AS ke pasar obligasi dan membuat penurunan sejumlah indeks saham di AS dan mendorong reli di pasar obligasi," kata Ahmad Mikail.

Tidak hanya itu, potensi perang dagang juga memberikan efek terhadap imbal hasil US Treasury jangka menengah (10 tahun) dan panjang di AS (30 tahun) yang sempat turun cukup tajam sekitar 8-7 basis poin (bps). Penurunan tersebut didorong kekhawatiran investor terhadap semakin tingginya kemungkinan perang dagang antara AS dan Cina.

Sementara itu, bursa AS tertekan dengan indeks Dow Jones melemah 700 poin setelah Pemerintah AS mengimplementasikan tarif impor untuk barang–barang dari Cina dengan estimasi nilai US$60 miliar. Sektor teknologi dan sektor perbankan menjadi korban dari kebijakan Trump tersebut.

Adapun indeks Dow Jones Industrial Average turun 723,45 poin, atau 2,93 persen, menjadi 23.958,86, Sedangkan S&P 500 kehilangan 68,23 poin, atau 2,52 persen menjadi 2.643,7 dan Nasdaq Composite turun 178,61 poin, atau 2,43 persen, ditutup pada 7.166,68. (K03/AM)

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah

1.314,36

Up0,41%
Up3,60%
Up0,02%
Up5,91%
Up19,01%
-

Capital Fixed Income Fund

1.764,83

Up0,56%
Up3,41%
Up0,02%
Up7,22%
Up17,48%
Up42,87%

STAR Stable Income Fund

1.915,81

Up0,53%
Up2,89%
Up0,02%
Up6,25%
Up30,81%
Up60,29%

Syailendra Pendapatan Tetap Premium

1.757

Down- 0,19%
Up3,05%
Up0,01%
Up4,62%
Up19,15%
Up47,74%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.038,38

Up0,12%
Up2,03%
Up0,02%
Up2,94%
Down- 1,75%
-

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua