Rahasia Reksadana CIMB-Principal Total Return Equity Cetak Untung 20% Setahun*

Bareksa • 13 Mar 2018

an image
Ilustrasi menghitung keuntungan reksadana. (sumber: 123rf)

Barometer Bareksa menunjukkan penilaian yang positif pada reksadana saham ini

Bareksa.com – Dalam satu tahun terakhir (data per 28 Februari 2018), harga reksadana saham CIMB-Principal Total Return Equity telah meningkat 20,08 persen. Artinya jika kamu membeli reksadana itu setahun lalu senilai Rp 1.000.000,- maka jika kamu jual pada tanggal 28 Februari 2018, uang yang kamu terima akan mencapai Rp 1.200.800,-.

Bandingkan jika kamu hanya menyimpannya di tabungan. Uang satu juta kamu bukannya meningkat, justru berkurang akibat adanya biaya administrasi bulanan yang lebih besar daripada suku bunga yang besarnya kurang dari 1 persen setahun.

Menurut PT CIMB Principal Asset Management selaku manajer investasi yang mengelola reksadana saham  CIMB-Principal Total Return Equity, kinerja yang cemerlang ini berasal dari proses pemilihan investasi yang ketat.

Chief Investment Officer CIMB Principal Asset Management, Priyanto Soedarsono, menjelaskan dalam memilih saham untuk membentuk portofolio reksadana CIMB-Principal Total Return Equity, pihaknya menggunakan proses quantitative screening, yang memilih perusahaan dengan performa finansial yang relatif lebih baik.

"Kami berfokus pada identifikasi awal perubahan fundamental perusahaan yang sustainable, yang pada akhirnya akan menghasilkan alpha tertinggi," katanya.

Sebelum membentuk portofolio, tim investasi CIMB Principal Asset Management akan membagi seluruh saham yang ada di Bursa Efek Indonesia dalam 4 kategori yaitu better, best, worse, worst. Pembagiannya didasarkan pada kinerja pertumbuhan laba sebelum bunga setelah pajak dan tingkat pengembalian investasi (return on investment).

Berdasarkan fund fact sheet, ada lima saham yang paling banyak dipegang (top holding) dalam portofolio CIMB-Principal Total Return Equity per Februari 2018. Kelima saham tersebut juga termasuk saham blue chip, yaitu saham PT Astra International Tbk (ASII), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), dan PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (HMSP).

Pengelolaan dengan proses pemilihan investasi yang selektif  membuat kinerja reksadana saham CIMB-Principal Total Return Equity lebih stabil dibandingkan dengan rata-rata reksadana saham di Indonesia. Seperti yang disebutkan sebelumnya, reksadana ini menghasilkan keuntungan 20,08 persen dalam setahun terakhir (per 28 Februari 2018), padahal rata-rata reksadana saham lainnya di periode yang sama hanya menghasilkan 16,27 persen, tercermin dari nilai Indeks Reksadana Saham Bareksa yang mengukur semua reksadana saham di Indonesia.

Grafik Perbandingan Return CIMB-Principal Total Return Equity terhadap Indeks Reksa Dana Saham Bareksa Setahun (per 28 Februari 2018)


Sumber: Bareksa.com

Bareksa sendiri memberikan penilaian yang positif pada reksadana saham ini. Terlihat dari hasil barometer Bareksa yang menunjukan nilai 5 dari skala 5 (tergambar dari 5 bulatan penuh di barometer Bareksa) untuk kategori reksadana saham dengan dana kelolaan Rp100 miliar hingga Rp500 miliar.

Sebagai informasi, produk reksadana yang  ini sudah memiliki dana kelolaan (asset under management/AUM) senilai Rp172,6 miliar per 28 Februari 2018.

Melihat keunggulan-keunggulan tersebut di atas, CIMB-Principal Total Return Equity bisa menjadi salah satu pilihan bagi investor dengan tujuan jangka waktu investasi yang panjang. Perlu diingat juga, sesuai dengan kategorinya, reksadana saham disarankan untuk investor yang bisa menerima risiko dari fluktuasi harga reksadana.

Tertarik dengan produk ini? Kamu bisa membeli di Bareksa pada tautan berikut ini. (ADV)

DISCLAIMER

*Kinerja setahun dihitung berdasarkan data per 28 Februari 2018

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksa dana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksa dana.