Saham MNCN Anjlok 22 Persen Saat Pre-Opening

Bareksa • 26 Feb 2018

an image
Hary Tanoesoedibjo, pemilik MNC Group (Antara Foto)

Hingga pukul 10.10 WIB hari ini, harga saham MNCN sudah kembali ke level Rp1.500

Bareksa.com – Pada perdagangan di awal pekan ini (26 Februari 2018), saham PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) terkena penolakan otomatis (auto rejection) oleh sistem. Meski harga di pasar reguler hari ini tidak banyak berubah dibandingkan pada penutupan pekan lalu, ternyata, saham emiten media yang dikendalikan oleh taipan Hary Tanoesoedibjo tersebut mengalami penurunan signifikan pada masa pre-opening hari ini.

Pada masa prapembukaan (pre-opening), saham MNCN dibuka anjlok 22 persen menjadi Rp1.200 per lembar, dibandingkan Rp1.540 pada penutupan Jumat lalu. Sebagai informasi, dalam masa prapembukaan (pukul 8:55-9:00 WIB) terjadi pembentukan harga yang bisa menjadi acuan untuk perdagangan hari ini, khusus saham yang berada dalam indeks LQ45. Saham MNCN sendiri merupakan anggota dari indeks saham paling likud tersebut di Bursa Efek Indonesia.

Menariknya, tekanan jual pada masa pre opening itu dilakukan oleh broker tunggal yang mempunyai afiliasi dengan Grup MNC yakni MNC Sekuritas (EP). Alhasil, harga Rp1.200 dijadikan acuan harga pembukaan, sehingga batas maksimal kenaikan harga saham MNCN ialah hanya 25 persen yakni Rp1.500 per lembar. Hingga pukul 10.10 WIB, harga saham MNCN sudah kembali diperdagangkan di level Rp1.500 atau di batas auto rejection.

Namun jika dibandingkan dengan harga penutupan jumat lalu di level Rp1.540, harga saham MNCN pada perdagangan hari ini Rp1.500 masih lebih rendah dibanding penutupan jumat lalu. Sehingga wajar jika pada hari ini, saham MNCN tidak bisa bergerak menghijau atau berada di atas Rp1.540 seiring anjloknya harga saham pada masa pra pembukaan.

Sebagai tambahan informasi, Media Nusantara Citra, atau MNC mengoperasikan empat stasiun televisi free-to-air di Indonesia. Keempat stasiun itu adalah RCTI, MNC TV, GTV dan iNews. Perusahaan ini didirikan pada 17 Juni 1997 dan telah tercatat di Bursa Efek Indonesia sejak 22 Juni 2007. (hm)

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui saham mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami kinerja keuangan saham tersebut.