Pasca Melonjak 6,16 Persen, Bagaimana Prospek Saham TRAM?

Bareksa • 24 Nov 2017

an image
Seorang pria melintasi layar elektronik pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay

Saham TRAM ditransaksikan sebanyak 7.375 kali dengan nilai transaksi mencapai Rp41,72 miliar

Bareksa.com - Pada perdagangan Kamis 23 November 2017 harga saham PT Trada Alam Minera Tbk (TRAM) ditutup menguat 6,16 persen ke level Rp155 per saham. Saham TRAM ditransaksikan sebanyak 7.375 kali dengan nilai transaksi mencapai Rp41,72 miliar.

Berdasarkan aktivitas broker summary, anggota bursa yang menempati posisi top buyer saham TRAM antara lain Mirae Asset Sekuritas (YP) dengan nilai pembelian Rp10,21 miliar, kemudian Phillip Sekuritas (KK) Rp2,9 miliar, dan Mandiri Sekuritas (CC) Rp2,74 miliar. (Baca : TRAM Dapat Pinjaman Rp3,13 Triliun untuk Akuisisi SMRU)

Analisis Teknikal TRAM

Sumber : Bareksa.com

Berdasarkan analisis Bareksa, secara teknikal candle saham TRAM pada perdagangan kemarin membentuk pola bullish candle disertai dengan upper shadow menggambarkan sepanjang perdagangan saham ini bergerak dalam area hijau dan sempat menyentuh level tertinggi di Rp160 per saham namun tidak mampu ditutup di level tersebut. (Lihat : Hingga September, TRAM Lunasi Utang Jangka Panjang US$34,9 Juta)

Indikator volume turut mengiringi kenaikan TRAM menunjukkan saham ini cukup menjadi sorotan pelaku pasar pada perdagangan kemarin.

Indikator relative strength index (RSI) terlihat mulai bergerak naik dan saat ini masih berada di level 53 atau masih cukup jauh dari area overbought (jenuh beli) di level 80, menandakan momentum kenaikan saham ini masih cukup terbuka.

Saat ini saham TRAM tengah berusah menguji level resisten di Rp 177, dan level support berada di Rp 143 per saham. (Baca : Analisis Teknikal Saham TRAM : Sinyal Kenaikan Jangka Pendek)

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui saham mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami kinerja keuangan saham tersebut.