
Bareksa.com – Saham PT Protech Mitra Perkasa Tbk (OASA) masuk pantauan Bursa Efek Indonesia karena terjadi peningkatan harga dan aktivitas saham di luar kebiasaan (unusual market activity/UMA). Untuk itu, para investor diminta memperhatikan jawaban perseroan atas permintaan konfirmasi bursa.
Status UMA bagi saham OASA diumumkan di situs bursa pada hari ini (Rabu, 4 Oktober 2017). Status itu diberikan karena akumulasi pergerakan saham yang sangat tinggi dalam jangka waktu yang pendek.
Grafik: Pergerakan Saham OASA Periode 30 Desember 2016 – 3 Oktober 2017
Sumber: Bareksa.com
Dari grafik pergerakan saham di atas, terlihat jelas bagaimana saham OASA mulai bergerak naik sejak 18 September 2017. Pada periode ini, saham OASA masih berada pada level Rp396 dan menjadi Rp605 per 3 Oktober 2017. Artinya ada peningkatan sebesar 52,8 persen dalam waktu 11 hari perdagangan. Sementara secara year to date, kenaikan saham OASA mencapai 100,33 persen atau lebih dari dua kali lipat.
Dalam suratnya, Bursa menjelaskan bahwa informasi terakhir yang dipublikasikan oleh Protech Mitra adalah informasi pada 15 September 2017. Saat itu, bursa meminta konfirmasi soal volatilitas saham OASA kepada manajemen perseroan.
Hasilnya, manajemen perseroan menyatakan tidak mengetahui fakta atau pun informasi material yang membuat saham OASA bergejolak.
Namun, seiring dengan pengumuman status UMA OASA pada hari ini, manajemen Protech Perkasa justru menyampaikan keterbukaan informasi terbaru. Perseroan telah menerima pekerjaan pembangunan proyek Gardu Induk 500 KV.
“Tanggal kejadian 2 Oktober 2017,” tulis Direktur Utama Protech Perkasa Anton Santoso dalam keterbukaan informasi tersebut.
Anton merinci, pekerjaan proyek milik PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN itu bernilai Rp28,8 miliar dan berasal dari PT Perfect Circle Engineering. Anton menjelaskan, pengerjaan proyek tersebut merupakan hasil dari usaha perseroan dalam satu tahun terakhir untuk mengembangkan segmen usaha sektor infrastruktur kelistrikan.
“Perseroan memperkirakan bahwa pendapatan di sektor kelistrikan ini akan memberikan kontribusi peningkatan pendapatan dan keuntungan bagi perseroan yang cukup signifikan di kemudian hari,” tambah Anton.
Kinerja Keuangan
Hingga Juni 2017, kinerja keuangan Protech Perkasa mengalami penurunan. Penjualan dan pendapatan jasa sepanjang semester pertama tahun ini hanya Rp3,86 miliar, atau turun 67,6 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp11,82 miliar.
Tabel: Rincian Pendapatan Protech Perkasa Periode 30 Juni 2017 Vs 30 Juni 2016
Sumber: Laporan keuangan perseroan
Hasilnya, meski berhasil menekan beban penjualan dan pendapatan jasa menjadi Rp1,16 miliar dari Rp6,9 miliar, perseroan harus menerima penurunan laba 25,9 persen dari Rp1,85 miliar menjadi Rp1,37 miliar.
Sebagai catatan, selama enam bulan pertama tahun ini, sebagian besar pendapatan perseroan berasal dari jasa konstruksi dengan nilai Rp2 miliar, sementara pendapatan jasa memberi kontribusi Rp1,87 miliar. (hm)