Defisit APBN Melebar, Dana Asing Mulai Keluar dari Pasar Indonesia

Bareksa • 11 Jul 2017

an image
Petugas memindahkan uang rupiah di 'cash center' Plaza Mandiri, Jakarta. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay

Pada Jumat, 7 Juli 2017, nilai tukar rupiah menembus level Rp 13.400 per dolar Amerika Serikat (AS).

Bareksa.com - Rencana pemerintah untuk melebarkan defisit anggaran direspons negatif pelaku pasar yang tercermin dari pelemahan rupiah serta obligasi dalam beberapa hari terakhir.

Akhir pekan lalu, Jumat, 7 Juli 2017, nilai tukar rupiah menembus level Rp 13.400 per dolar Amerika Serikat (AS), level tertinggi sejak pekan awal Januari 2017. Padahal di awal Juni 2017, nilai tukar rupiah sempat menguat hingga di bawah level Rp 13.300 setelah lembaga rating internasional, S&P menaikkan rating utang Indonesia menjadi layak investasi (investment grade). (Baca juga: Indonesia Dapat Rating Upgrade S&P, Ini 4 Faktor Ekonomi Pendorongnya)

Grafik: Pergerakan Rupiah Terhadap Dolar Amerika

Sumber: Bareksa.com

Dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2017, pemerintah berencana untuk meningkatkan defisit anggaran menjadi 2,67 persen terhadap produk domestik bruto (PDB) dari sebelumnya 2,41 persen dalam APBN 2017. Namun pada skenario terburuk, defisit berpotensi mencapai 2,92 persen. Angka ini tentu mendekati batas anggaran yang diatur dalam Undang-Undang (UU) nomor 17 tahun 2003 yaitu 3 persen dari PDB.

Kekhawatiran pun muncul dari pelaku pasar karena Indonesia belum pernah mengalami pembengkakan defisit sejak krisis dan periode pemulihannya yakni antara 1998-2001.

Grafik: Defisit APBN Terhadap PDB Indonesia Periode 1998 - 2016

Sumber: Kementerian Keuangan, diolah Bareksa.com

Melebarnya defisit anggaran juga dikhawatirkan akan membebani pembiayaan pemerintah yang berakibat pada pelemahan harga obligasi pemerintah. Hal ini tercermin dari pergerakan yield benchmark obligasi pemerintah 10 tahun. Yield obligasi kembali ke level 7 persen, padahal sebelumnya sempat membaik di bawah level 7 persen.

Grafik: Pergerakan Yield Obligasi Pemerintah 10 Tahun

Sumber: Bareksa.com

Sayangnya penjualan obligasi ini juga memicu keluarnya dana investor asing dari Indonesia. Pada obligasi pemerintah, dana investor asing yang keluar berkisar Rp 8 triliun sementara di pasar saham sekitar Rp 2,3 triliun. Inilah yang menjadi salah satu pendorong melemahnya nilai tukar rupiah.