
Bareksa.com - Berikut ini adalah intisari perkembangan penting di pasar modal dan aksi korporasi, yang disarikan dari media dan laporan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia.
PT Golden Eagle Energy Tbk (SMMT)
Pemegang saham pengendali PT Golden Eagle Energy Tbk (SMMT), yaitu PT Mutiara Timur Pratama menambah kepemilikan saham di SMMT. Sebelumnya, PT Mutiara Timur Pratama hanya memiliki 1.002.735.910 saham SMMT atau 31,83%.
Namun sejak 2 Juni 2017, kepemilikannya bertambah menjadi 1.035.757.652 saham atau 32,88%. Artinya, ada kenaikan kepemilikan sebesar 1,5%.
PT Alfa Energi Investama Tbk (FIRE)
FIRE menargetkan kenaikan produksi dan penjualan batubara naik dua kali lipat dibandingkan dengan raihan tahun lalu. Tahun ini, FIRE menargetkan produksi batubara mencapai 580.000 metrik ton, naik 107,1% dari pencapaian tahun lalu 280.000 metrik ton.
Sampai saat ini produksi batubara FIRE baru 50%, dan diperkirakan hingga akhir tahun target bisa tercapai.
PT Berlian Laju Tanker Tbk. (BLTA)
BLTA sedang berjuang agar suspensi saham yang bisa dicabut pada tahun ini. Direktur Utama Belian Laju Tanker Siana Surya mengungkapkan bahwa pihaknya telah menyambangi Gedung Bursa Efek Indonesia pada tahun lalu. Pertemuan itu dilakukan, agar perdagangan harian emiten bersandi saham BLTA kembali dibuka.
PT Plaza Indonesia Realty Tbk (PLIN)
PLIN berencana menerbitkan emisi obligasi berdenominasi valuta asing senilai US$300 juta atau setara Rp4,03 triliun. Bila menggunakan kurs tengah rupiah pada akhir tahun lalu setara Rp13.436 per dolar, maka emisi obligasi tersebut setara Rp4,03 triliun.
Adapun penggunaan obligasi untuk membayar utang jangka panjang, utang jangka pendek, kebutuhan pengeluaran modal (capital expenditure), pengembangan proyeks pada entitas anak dan kebutuhan perseroan lainnya.
IPO Anak Usaha BUMN
Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menyatakan, rencana penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) saham sebanyak sembilan anak usaha BUMN harus terealisasi tahun ini.
Deputi Kementerian BUMN Bidang Restruktruisasi dan Pengembangan Usaha Aloysius Kiik Ro mengungkapkan, anak-anak usaha BUMN tersebut sedang memproses rencana IPO saham tersebut. “Semuanya harus jalan semester II tahun ini,” kata dia di Jakarta, Jumat 7 Juli 2017. Hingga awal semester II-2017, Bursa Efek Indonesia (BEI) baru mencatat satu anak usaha BUMN dalam pipeline IPO.
PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA)
GIAA telah menunjuk empat perusahaan efek sebagai penjamin emisi (underwriter) penawaran umum perdana (initial public offering/ IPO) saham anak usahanya, PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia (GMF AeroAsia). Perseroan menargetkan pelaksanaan IPO saham GMF akan berlangsung pada September atau Oktober 2017.
Chief Financial Officer dan Risk Management Garuda Indonesia Helmi Imam Satriyono mengatakan, empat perusahaan efek yang telah ditunjuk adalah PT Bahana Securities, PT BNI Securities, PT Danareksa Sekuritas, dan PT Mandiri Sekuritas.