PHK Massal Tak Pengaruhi Saham Grup MNC, Ini Alasannya

Bareksa • 05 Jul 2017

an image
MNC Group CEO Hary Tanoesoedibjo di kantor editorial MNC di Jakarta. Hary sudah menjaring sepertiga penonton televisi di Indonesia lewat media miliknya. (Reuters/Beawiharta)

MNC Securities terpantau menjadi pembeli sekaligus penjual terbesar saham-saham Grup MNC

Bareksa.com- Isu tentang maraknya pemutusan hubungan kerja (PHK) massal secara sepihak yang dilakukan oleh anak perusahaan Grup MNC, tidak terlalu mempengaruhi harga saham yang beredar di Bursa Efek Indonesia karena tetap dijaga MNC Securities (EP).

Menurut Analis Senior, Binaartha Sekuritas, Reza Priyambada, dirinya tidak melihat imbas isu tersebut ke saham-saham Grup MNC. Tetapi reaksi negatif tentu ada karena hal tersebut termasuk sentimen negatif. Apalagi kondisi ini tidak melibatkan satu atau dua orang tapi banyak karyawan sehingga memunculkan penilaian negatif. "Belum lagi kalau para investor yang kemudian mempertanyakan kondisi keuangan dari Grup MNC seiring dengan adanya PHK massal ini," ujarnya kepada Bareksa, dalam pesan singkat, Rabu, 5 Juli 2017.

Dari hasil pantauan Bareksa, hingga pukul 14.30  WIB harga saham sejumlah perusahaan di bawah Grup MNC tetap naik, seperti PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) tetap naik 0,6 persen menjadi Rp 1.730, PT Global Mediacom Tbk (BMTR) naik 0,9 persen menjadi Rp 575 , dan PT MNC Sky Vision Tbk (MSKY) naik 1 persen menjadi Rp 995. Namun harga saham PT MNC Investama Tbk (BHIT) hanya turun tipis 0,8 persen ke level Rp 118 dan PT MNC Land Tbk (KPIG) turun 1,9 persen ke level Rp 1.265.

Kelima saham tersebut hari ini, Rabu, 5 Juli 2017 pukul 14.30 WIB, paling banyak dibeli dan dijual oleh broker yang sama yakni PT MNC Securities (EP). Saham MNCN dibeli MNC Securities sebanyak 18.784 lot senilai Rp 3,3 miliar, tapi EP juga tercatat sebagai penjual terbesar sebanyak 19.892 lot saham senilai Rp 3,3 miliar.

Tidak berbeda saham BMTR juga dibeli oleh MNC Securities sebanyak 202 ribu lot saham senilai Rp 11,6 miliar tapi dijual kembali 204 ribu lot saham senilai Rp 11,7 miliar. Kemudian saham MSKY hanya di beli dan dijual oleh MNC Securities sebanyak  2.900 lot saham senilai Rp 288,6 juta.

Saham BHIT di beli MNC Securities sebanyak 198 ribu lot dan di lepas sebanyak 200 ribu lot. KPIG juga dibeli 4.926 lot saham senilai Rp 637,8 juta, kemudian dijual sebanyak 4.895 lot saham senilai Rp 633,9 juta

Tabel: Transaksi Saham MNC Group Oleh MNC Securities

Sumber: Bareksa.com

Maraknya PHK massal  secara sepihak dilakukan oleh anak perusahaan MNC Group ini mendorong rekan-rekan pekerja termasuk para wartawan menuntut keadilan ke Menteri Tenaga Kerja. Para karyawan menolak penjatuhan PHK dengan rencana pemberian uang pesangon yang tak sesuai ketentuan Undang-undang Ketenagakerjaan.

Sedikitnya, sekitar 300-an karyawan MNC Group, mengalami PHK sepihak secara massal tahun ini. Manajemen Koran Sindo yang bernaung di bawah PT Media Nusantara Informasi (PT MNI) menutup sejumlah biro daerah. Antara lain Koran Sindo Biro Sumatera Utara, Biro Sumatera Selatan, Biro Jawa Tengah/Yogyakarta, Biro Jawa Timur, Jawa Barat, Sulawesi Selatan, dan Biro Sulawesi Utara.

Untuk diketahui, Federasi Serikat Pekerja Media Independen (FSPMI), Aliansi Jurnalis independen (AJI), dan Lembaga Bantuan Hukum Pers (LBH Pers) bertemu dengan jajaran Kementerian Ketenagakerjaan, hari ini Rabu, 5 Juli 2017. Mereka meminta keadilan terkait pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap sekitar 300 pekerja anak perusahaan Grup MNC.

Mereka menolak penjatuhan PHK sebab pemberian uang pesangon dinilai tak sesuai ketentuan Undang-Undang Nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. "Kami diundang oleh Kemenaker, untuk memberi masukan terkait pemutusan kerja massal sepihak dari MNC. Data yang masuk ke kami ada 300 pekerja yang di-PHK," ujar Sasmito Madrim dari FSPMI kepada wartawan.