Target Laba 2017 Naik 20%, Saham BBTN Dapat Rekomendasi Beli

Bareksa • 14 Feb 2017

an image
Nasabah mengisi blanko setoran di Bank Tabungan Negara (BTN), Jakarta, Kamis (24/4) - (Antarafoto/Puspa Perwitasari)

Hingga 13 Februari 2017, saham BBTN sudah naik 12,64%

Bareksa.com – Mencetak laba tinggi pada 2016 bisa jadi beban bagi PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) di tahun-tahun mendatang. Dalam posisi ini, BTN harus memutar otak agar bisa mempertahankan grafik pertumbuhan laba tidak turun ke bawah.

Salah satu pekerjaan rumah BTN adalah menjaga pertumbuhan pendapatan bunga saat tren bunga murah menggeliat. Meski berat, manajemen cukup percaya diri. Bahkan pada tahun ini, target minimal pertumbuhan laba BTN naik 20 persen. Jika dikalkulasi berdasarkan laba 2016 yang mencapai Rp2,61 triliun, maka laba BTN tahun ini minimal mencapai Rp3,13 triliun.

Target optimis tersebut pun berlatar belakang sederhana. “Mengingat kondisi ekonomi tahun ini yang mulai menunjukkan geliat positif serta berbagai kebijakan pemerintah dan regulator yang mendukung perkembangan sektor properti,” terang Direktur Utama BTN Maryono, Senin, 13 Februari 2017.

Atas hal itu, BTN masih akan tetap mengandalkan bisnis kredit pemilikan rumah (KPR) dengan berkomitmen mendukung Program Sejuta Rumah hasil inisiasi Presiden Joko Widodo. BTN menargetkan penyaluran pembiayaan akan naik berkisar 21 persen hingga 23 persen, dengan penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) tumbuh 22 persen sampai 24 persen.

Seperti kinerja sepanjang 2016, keuangan BTN tahun ini juga akan ditopang rencana recovery aset peninggalan manajemen lama. Direktur BTN Sulis Usdoko menyebut, pihaknya akan melakukan pemulihan aset hingga Rp2,5 triliun pada tahun ini.

“Langkah tersebut akan membawa level non performing loan (NPL) kami berada di bawah 2,5 persen,” tambah Sulis.

Untuk menyukseskan upaya itu, beberapa cara pun disiapkan. Pertama, mulai dari pra pengajuan kredit. Sulis bilang, BTN telah melakukan pengelolaan karakter kredit konsumer yang lebih mendalam. Kedua, mengambil langkah saat sudah menjadi NPL.

Ketika kredit menjadi NPL, BTN memilih untuk melakukan penjualan aset, baik melalui lelang maupun pengalihan kepada yang berminat. “Dan langkah terakhir adalah melakukan write off alias hapus buku. Untuk yang satu ini, kami targetkan bisa sampai Rp800 miliar,” imbuhnya.

Pada 2016, pendapat bunga bersih alias net interest income BTN naik 20,17 persen dari Rp6,87 triliun menjadi Rp8,52 triliun. Sementara, BTN jug mencatat pendapatan operasi lainnya dengan catatan Rp1,28 triliun atau naik 13,53 persen dari Rp1,13 triliun.

Di sisi lain, NPL gross BTN per Desember 2016 berhasil ditekan dari 3,42 persen menjadi 2,84 persen dengan NPL nett membaik dari 2,11 persen pada Desember 2015 menjadi 1,85 persen.

Grafik: Tren NPL Industri Vs NPL BTN Periode Desember 2014-Desember 2016

 

Sumber: Materi Presentasi Perseroan

Rekomendasi BUY BBTN

Riset Mandiri Sekuritas Selasa, 14 Februari 2017 menyatakan maintain BUY saham BBTN dengan target harga Rp2.350. Dalam risetnya itu, Mansek menjelaskan, saham BTN saat ini ditransaksikan di pasar pada valuasi rasio harga saham per nilai buku (P/BV) 2017F sebesar 1,13 kali dengan potensi kenaikan harga saham 20 persen.

Grafik: Pergerakan Saham BBTN Periode 30 Desember 2016-13 Februari 2017

Sumber: Bareksa.com

Hingga penutupan perdagangan Senin, 13 Februari 2017, saham BBTN telah naik 12,64 persen dari posisi akhir tahun 2016 Rp1.740 menjadi Rp1.960. Adapun pada perdagangan hingga pukul 11:42 WIB hari ini, saham BBTN kembali naik 4,59 persen ke level Rp2.050. (hm)