Moody's Naikkan Outlook Peringkat 8 Bank Indonesia Menjadi Positif

Bareksa • 10 Feb 2017

an image
Nasabah bertransaksi melalui Anjungan Tunai Mandiri (ATM) di Jakarta - (ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari)

Dari 10 Bank yang dinilai, 8 positif, 1 stabil, dan 1 negatif

Bareksa.com – Lembaga pemeringkat Moody’s Investors Service (Moody’s) meningkatkan outlook atau pandangan terhadap beberapa rating beberapa perbankan di Indonesia menjadi positif seiring dengan prospek ekonomi Indonesia yang membaik. Artinya, lembaga rating ini percaya ke depannya bank-bank tersebut bisa berkinerja lebih baik sehingga peringkatnya pun bisa dinaikkan.

Pada saat yang sama, Moody's menegaskan kembali peringkat Baa3 yang artinya layak investasi (investment grade) kepada delapan bank tersebut dalam riset yang dipublikasi Kamis 9 Februari 2017. Dari 10 bank yang dinilai, delapan bank dinilai positif, satu stabil, dan satu bank mempunyai performa negatif.

Delapan Bank yang mendapat outlook positif tersebut di antaranya ialah Bank Mandiri (BMRI), Bank Rakyat Indonesia (BBRI), Bank Central Asia (BBCA), Bank Negara Indonesia (BBNI), Bank CIMB Niaga (BNGA), Bank Tabungan Negara (BBTN), Bank Danamon Indonesia (BDMN), dan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (Eximbank). Sementara itu, satu bank dinilai stabil ialah Bank Pan Indonesia (PNBN), dan Bank yang dinilai mempunyai outlook negatif ialah Bank Permata (BNLI).

Moody's menyebutkan, kedelapan bank ini memiliki kemungkinan besar untuk mendapatkan dukungan pemerintah ketika dibutuhkan. Kondisi rating layak investasi yang setara dengan peringkat surat utang Indonesia itu, memberikan peluang besar ikut mendapat upgrade saat rating Indonesia dinaikkan. Sehari sebelumnya, lembaga pemeringkat ini juga memberikan pandangan positif terhadap perekonomian Indonesia dan mengkonfirmasi rating pada Baa3 (investment grade) untuk surat utang Indonesia (sovereign credit rating).

Dalam risetnya, Moody’s mengatakan bahwa Bank Permata Tbk terpaksa diberikan pandangan negatif di tengah positifnya outlook perekonomian Indonesia. Hal itu disebabkan lantaran semakin memburuknya kualitas aset sehingga kurang maksimal dalam mengejar keuntungan. Di sisi lain, Moody’s kelompok menyoroti pemegang saham utama dalam hal ini Grup Astra dan Bank Standard Chartered yang tidak maksimal dalam memberikan dukungan (support) di masa mendatang.

Potensi Rating Naik/Turun

Moody’s mengatakan ada beberapa faktor yang mampu mempengaruhi rating suatu bank di Indonesia, di antaranya:

1. Bergantung pada rating negara itu sendiri. Ketika Indonesia mendapat outlook positif maka bank-bank di Indonesia berpeluang juga mendapatkan revisi rating. Sebaliknya, apabila Indonesia kembali mendapat rating stabil, maka rata-rata bank di Indonesia juga akan downgrade ke level stabil.
2. Penilaian juga dinilai melalui pendekatan seberapa pesat peningkatan non performing loan (NPL) suatu bank, bagaimana restrukturisasi utangnya, penurunan atau peningkatan modal inti mengingat likuiditas pertumbuhan kredit akan berdampak pada modal inti
3. Perubahan kepemilikan pemegang saham mayoritas yang diyakini berpeluang membawa perubahan ke arah ketidakpastian.