
Bareksa.com - Berikut ini adalah intisari perkembangan penting di pasar modal dan aksi korporasi, yang disarikan dari media dan laporan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia.
PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGAS)
PGAS atau PGN memasok gas bumi ke pabrik keramik milik PT Arwana Citramulia Tbk, yang baru didirikan di Mojokerto, Jawa Timur. PGN akan terus memperluas pemanfaatan gas bumi di berbagai wilayah. Saat ini, di Jawa Timur, PGN antara lain sudah merambah di Surabaya, Gresik, Sidoarjo, Pasuruan, dan Mojokerto.
Total panjang pipa PGN yang beroperasi menyalurkan gas di Jawa Timur mencapai 1.155 km. Selanjutnya, sebagai BUMN di bidang gas, PGN terus membuka wilayah baru untuk memperluas pemanfaatan gas bumi bagi masyarakat. Di Jawa Timur, antara lain dilakukan dengan membangun jaringan baru gas bumi ke Lamongan dan Tuban sepanjang 141 km. Untuk tahap I proyek ini, PGN sedang menyelesaikan penanaman pipa gas sepanjang 11,5 km ruas Desa Suci-Desa Sembayat di Gresik, Jawa Timur.
PT Waskita Karya Tbk (WSKT)
Waskita mengantongi nilai kontrak dari pengerjaan ruas Salatiga - Solo sepanjang 23 km senilai Rp2,7 triliun setelah PT Solo Ngawi Jaya selaku operator ruas tol Solo—Ngawi telah menunjuk PT Waskita Karya Tbk sebagai kontraktor pemenang ruas itu.
Direktur Utama PT Solo Ngawi Jaya David Wijayatno mengungkapkan panitia tender Pembangunan Jalan Tol Semarang – Solo Ruas Salatiga – Kartasura telah menetapkan PT Waskita Karya (Persero) Tbk sebagai kontraktor dengan nilai kontrak mencapai Rp2,7 triliun. Selain itu juga menetapkan pemenang Untuk Jasa Konsultansi Pengawasan Teknik Paket 1 PT Cipta Strada dan Paket 2 PT Eskapindo Matra.
Saat ini Waskita juga bertindak sebagai kontraktor tol Solo—Kertosono dengan nilai kontrak konstruksi Rp5,37 triliun. Segala bentuk percepatan perlu dilakukan mengingat komitmen dari pekerjaan kontraktor dan konsultan terpilih yang hanya memiliki waktu 18 bulan untuk menyelesaikan proyek jalan tol ini. Apalagi pengadaan lahan di ruas itu telah mencapai 87 persen.
PT Bank Mandiri Tbk (BMRI)
Porsi dividen terhadap laba bank BUMN pada 2016 lalu diproyeksi tidak akan banyak berubah dari tahun sebelumnya yang sebesar 20 persen. Kinerja bank pelat merah pada 2016 yang mengalami banyak tantangan menjadi salah satu penyebabnya.
Kartika Wirjoatmodjo, Direktur Utama Bank Mandiri mengatakan, dividend payout ratio (rasio pembayaran dividen) tahunan terhadap laba 2016 diperkirakan 30 persen. "Kemudian Bank Mandiri akan menambahkan spesial dividen 10 persen sampai 20 persen sebagai tambahan," ujar Kartika, Selasa (10 Januari 2017).
Proyeksi dividen dari laba 2016 ini dengan memperhitungkan kondisi rasio kecukupan modal Bank Mandiri di tahun 2016 sebesar 20 persen.