Asing Keluar Dari Bursa Hingga Rp1T Setelah Demo Anarkis?

Bareksa • 07 Nov 2016

an image
Presiden Joko Widodo menyampaikan tanggapan terkait unjuk rasa 4 November di Istana Merdeka, Jakarta, Sabtu (5/11). Presiden mengucapkan terima kasih atas aksi tertib dan damai dalam penyampaian aspirasi oleh demonstran, tetapi juga menyesalkan kericuhan yang terjadi. ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari

Saat demonstrasi besar terjadi pada Jumat, 4 November 2016 terjadi asing juga sudah mulai mencatatkan nett sell Rp912M

Bareksa.com - Walaupun dibuka memerah namun akhirnya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hari ini 7 November 2016 ditutup menguat ke level 5.386 atau naik 0,4 persen. IHSG naik 24 poin dari sebelumnya di level 5.363. 

Hari ini ada total 81 juta lot saham yang diperjualbelikan dengan nilai R6,7 triliun. Adapun terdapat 306 ribu transaksi saham sepanjang hari ini. Walaupun demikian, investor asing kembali mencatatkan jual bersih (nett sell) hingga Rp1,02 triliun. 

Sebelumnya, saat demonstrasi besar terjadi pada Jumat, 4 November 2016 investor asing juga sudah mencatatkan nett sell hingga Rp912 miliar. (baca juga: Demo Berlangsung Damai, IHSG Menghijau di Saat-Saat Terakhir)

Walaupun demikian berdasarkan statistik dalam satu minggu terakhir investor asing masih mencatatkan pembelian bersih sebesar Rp2,9 triliun. 

Analis dari First Asia Capital, David Sutyanto, kepada Bareksa.com mengatakan bahwa alasan penjualan yang dilakukan asing ini bukan berasal dari sentimen dalam negeri. 

“Alasan asing keluar dari pasar itu alasan eksternal, saat ini menjelang pilpres (di AS),” katanya.

Statistik Perdagangan Hari Ini, Senin 7 November 2016

Sumber: Bareksa.com

Ia mengatakan para investor asing biasanya memang mengambil posisi jauh dari pasar terlebih dahulu sebelum pemilihan presiden Amerika Serikat. Posisi nett sell ini menurutnya akan bertahan hingga pemilihan tanggal 8 November 2016 nanti. 

David mengatakan sentimen pasar selanjutnya akan bergantung hasil dari pemilu Amerika Serikat. Menurutnya, sentimen positif akan datang jika ternyata Hillary yang memenangi pemilu. Namun, jika Trump yang menjadi presiden, kondisi sebaliknyalah yang akan terjadi.

Sebelumnya, suasana dalam negeri juga memanas karena aksi damai 4 November 2016 berakhir ricuh pada malam hari. Massa yang dibubarkan melakukan penyerangan kepada petugas kepolisian. Presiden Jokowi pun mengatakan bahwa ada yang menunggangi aksi damai yang berlangsung kondusif hingga sore hari. (hm)