MARKET FLASH: AALI Siapkan Belanja Rp2,5 T; PTBA Akan Tutup Tambang Ombilin

Bareksa • 12 Apr 2016

an image
Seorang pekerja memanen tandan buah segar kelapa sawit di Dusun Bayas Kecamatan Teweh Tengah Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah, Selasa (22/12/2015). (ANTARA FOTO/Kasriadi)

SMBR raih pinjaman Rp1,5 triliun; ANTM jual 3 ton emas kuartal pertama

Bareksa.com - Berikut sejumlah berita korporasi dan pasar modal yang dirangkum dari surat kabar nasional dan keterbukaan informasi publik:

PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI)

AALI menganggarkan belanja modal Rp2,5 triliun pada tahun ini untuk pemeliharaan tanaman dan pembangunan infrastruktur perkebunan sawit. Perseroan akan menggunakan kas internal untuk belanja modal tahun ini dan pinjaman bila kas belum cukup.

Secara rinci, sekitar 30-40 persen belanja modal untuk tanaman, porsi yang sama untuk infrastruktur dan sisanya untuk pabrik dan pelabuhan. Produsen sawit Grup Astra ini tidak membagikan dividen final tahun buku 2015. AALI mencatat laba Rp619,11 miliar pada 2015, turun 75,28 persen dibanding realisasi tahun sebelumnya.

PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk (PTBA)

PTBA berencana menutup operasional tambang batu bara Ombilin di Sawahlunto, Sumatera Barat. Rencana itu diambil menyusul tingginya beban operasional tambang tetapi tidak diiringi penguatan harga batu bara sehingga memicu kerugian.

Meski tambang ditutup, tidak ada dampak signifikan dan bahkan menguntungkan. PTBA masih memiliki cadangan batu bara cukup dari tambang lain. Tambang Ombilin termasuk kategori coal bed methane (CBM), di mana perseroan dapat memanfaatkan gas metan yang diekstrak dari lapisan batu bara tambang tersebut saat harga batu bara rendah.

PT Semen Baturaja Tbk (SMBR)

SMBR memperoleh pinjaman sebesar Rp1,5 triliun dari PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI). Pinjaman itu akan digunakan untuk membiayai pembangunan Pabrik Baturaja II yang berkapasitas 1,85 juta ton per tahun.

Saat ini, SMBR masih memiliki kas internal Rp1,2 triliun untuk membiayai pembangunan pabrik itu. Pada kuartal keempat, perseroan akan menambah pinjaman lagi sekitar Rp600 miliar.

PT Aneka Tambang Tbk (ANTM)

ANTM menjual 3 ton emas pada kuartal pertama tahun ini, melebihi seperempat target setahun sebanyak 10 ton emas. Emas sejak tahun lalu menjadi penopang penjualan perseroan, setelah pemerintah melarang ekspor bijih mentah.

Sekitar 60 persen penjualan emas berasal dari pasar luar negeri, terutama India, Singapura dan Hong Kong. Kemungkinan permintaan naik dan penjualan 12 ton tercapai tahun ini. Emas bisa memberi kontribusi 60-70 persen kinerja ANTM.

Rencana IPO di Bursa

Empat perusahaan sedang dalam persiapan proses penawaran saham perdana (initial public offering/IPO) setelah sempat menunda rencana tahun lalu. Nilai emisi dari empat perusahaan tersebut sekitar Rp5 triliun.

Keempat perusahaan tersebut adalah PT Duta Intidaya yang bergerak di bidang kesehatan dan kecantikan, PT Graha Andrasentra Propertindo yang merupakan pengelola taman bermain Jungleland, PT Cikarang Listrindo, dan Bank Ganesha. Cikarang Listrindo menargetkan dana IPO terbesar sekitar Rp4 triliun untuk ekspansi pembangkit listrik.

Realisasi Penerimaan Pajak

Realisasi penerimaan pajak non-migas hingga kuartal I-2016 mencapai Rp181,4 triliun, turun dibanding perolehan periode yang sama tahun lalu Rp190,5 triliun. Hal itu memberi sinyal upaya pemerintah mempertahankan target penerimaan kian berat.

Turunnya penerimaan pajak non-migas disebabkan berkurangnya pemasukan dari pajak pertambahan nilai (PPN) menjadi Rp72,8 triliun, dibanding sebelumnya Rp82,6 triliun. Kondisi ini mencerminkan masih rendahnya konsumsi masyarakat pada awal 2016.