BeritaArrow iconBerita Ekonomi TerkiniArrow iconArtikel

MARKET FLASH: TLKM Target Pertumbuhan 9%; Pajak DIRE Akan Dipangkas Jadi 1%

Bareksa05 Januari 2016
Tags:
MARKET FLASH: TLKM Target Pertumbuhan 9%; Pajak DIRE Akan Dipangkas Jadi 1%
Dirut Telkomsel Ririek Adriansyah (kanan), bersama Direktur Sales Mas'ud Khamid (kiri) dan Kadis Kominfo Kaltim Abdullah Sani, berfoto bersama saat meluncurkan Telkomsel 4G LTE, di Balikpapan, Kalimantan Timur, Sabtu (28/11). ANTARA FOTO/Audy Alwi

SSIA siapkan capes Rp600 miliar bidik jalan tol; PTBA target produksi naik 34%

Bareksa.com - Berikut sejumlah berita terkait korporasi dan pasar modal yang dirangkum dari surat kabar nasional:

PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM)

TLKM memperkirakan pendapatan melampaui target Rp100 triliun sepanjang 2015. Direktur Utama TLKM Alex Sinaga mengatakan sebagian besar pendapatan disumbangkan oleh anak usahanya yang bergerak di jasa layanan seluler, PT Telkomsel. Sejumlah anak usaha lainnya diperkirakan membukukan pertumbuhan kinerja sekitar 30 persen.

Perkiraan pendapatan itu menjadikan pertumbuhan sekitar 11 persen bila dibandingkan dengan pendapatan Rp89,7 triliun pada 2014. Perseroan menargetkan pertumbuhan pendapatan di atas rata-rata pertumbuhan industri telekomunikasi sebesar 9 persen pada 2016.

PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA)

SSIA akan menyiapkan modal sebesar Rp600 miliar dari ekuitas internal untuk mendanai ekspansi tahun ini, termasuk rencana akuisisi konsesi proyek tol Pandaan - Malang. Presiden Direktur SSIA Johannes Suriadjaja, mengatakan perseroan melalui anak usahanya, PT Nusa Raya Cipta Tbk (NRCA) akan bergabung dengan PT Karya Sedaya Sejahtera dan UEM Group Berhad dalam sembuah konsorsium.

Badan Pengatur Jalan Tol, Kementerian Pekerjaan Umum & Perumahan Rakyat (PUPR) melansir proses lelang proyek jalan tol Pandaan - Malang akan dibuka pada Februari 2016 mendatang. Adapun pemenang lelang akan diumumkan pada 10 Mei 2016. Jalan tol itu akan dibangun dalam tiga seksi dengan panjang 37,62 kilometer. Nilai investasinya diperkirakan Rp2,98 triliun.

Pajak DIRE

Otoritas Jasa Keuangan menyatakan pemerintah telah sepakat untuk mengurangi pajak penghasilan pada instrumen dana investasi real estate (DIRE) atau real estate investment trust (REITs). Ketua Dewan Komisioner OJK, Muliaman D. Hadad mengatakan pajak keuntungan atas pengalihan aset atau capital gain akan dipatok sebesar 1 persen.

Keputusan itu akan tertuang dalam Peraturan Menteri Keuangan yang baru dan diperkirakan terbit akhir bulan ini. Diskon pajak tersebut merupakan hasil negosiasi antara OJK dan pemerintah agar perusahaan pengembang lebih tertarik menerbitkan DIRE. Sebelumnya, pada November 2015 lalu, pemerintah menerbitkan PMK No. 200 Tahun 2015. Dalam beleid tersebut, penghasilan dari pengalihan aset real estat dikenakan pajak sebesar 25 persen.

Inflasi 2015

Badan Pusat Statistik mencatat inflasi inti sepanjang 2015 hanya 3,95 persen. Adapun inflasi non inti sepanjang 2015 menanjak mencapai 4,84 persen. Ini pula yang sepanjang tahun mempengaruhi ekonomi Indonesia sebab, inflasi non inti dipengaruhi inflasi komponen bergejolak, terutama oleh kejutan harga bahan pangan yang tak mampu dikendalikan pemerintah.

Catatan Kementerian Perdagangan atas harga makanan yang banyak dikonsumsi masyarakat, seperti beras, daging ayam, daging sapi, telur ayam naik tajam. Rekor kenaikan harga per 4 Januari terjadi pada telur ayam yang naik lebih dari 28 persen lebih bila dibanding harga per 1 Desember 2014.

PT Bukit Asam Tbk (PTBA)

PTBA menargetkan volume produksi batu bara pada tahun ini sebesar 25,75 juta ton, naik 34 persen dari realisasi tahun lalu sekitar 19,24 juta ton. Unit pertambangan Tanjung Enim, Sumatera Selatan akan berkontribusi paling besar untuk produksi batu bara PTBA sebanyak 24,7 juta ton.

Joko Pramono, Sekretaris Perusahaan PTBA, mengatakan, perseroan juga berharap, penjualan tahun ini bisa mencapai 29,17 juta ton atau naik 52 persen dari realisasi 2015 sebesar 19,17 juta ton. Komposisinya, sebanyak 15,17 juta ton untuk permintaan domestik, dan sisanya 14 juta ton atau 48 persen untuk ekspor.

PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA)

MIKA berencana membangun dua rumah sakit tahun ini. Perusahaan itu menyiapkan dana belanja modal alias capital expenditure (capex) sebesar Rp 357 miliar untuk memuluskan rencana ekspansi rumah sakit baru tersebut. Rencananya dua rumah sakit anyar yang akan dibangun berada di Tangerang Selatan, Banten dan Bekasi, Jawa Barat. Perseroan memilih dua lokasi di wilayah Jabodetabek karena alasan demografis.

Semua sumber dana belanja modal 2016 berasal dari kas internal. Per 30 September 2015, MIKA mengantongi kas dan setara kas Rp 2,25 triliun. Tahun lalu MIKA mendapatkan kucuran dana segar buah aksi initial public offering (IPO) alias mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia.

Kinerja Bursa Wall Street

Indeks Dow Jones Industrial Average pada perdagangan awal tahun turun seiring dengan penjualan saham besar-besaran di China akibat kekhawatiran perkiraan pertumbuhan ekonomi global melambat. Indeks blue-chip AS memangkas separuh penurunan pada penutupan perdagangan Senin.

Saham perbankan dan perusahaan kesehatan memimpin penurunan dalam Indeks Standard & Poor’s 500 dengan penurunan 1,5 persen. Pada saat yang sama, saham-saham emerging market juga mencatat penurunan terbesar sejak Agustus karena perlambatan data manufaktur China mendorong investor menjual saham. Bahkan, perdagangan saham sempat dihentikan di Shanghai. Namun, obligasi masih bertahan dan yen menguat. Harga minyak ditutup turun setelah sempat naik pada awal sesi.

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah

1.311,52

Up0,64%
Up3,07%
Up0,02%
Up6,27%
Up19,97%
-

Capital Fixed Income Fund

1.757,52

Up0,53%
Up3,42%
Up0,02%
Up7,36%
Up18,23%
Up42,99%

STAR Stable Income Fund

1.908,5

Up0,50%
Up2,85%
Up0,01%
Up6,31%
Up31,62%
Up59,94%

Syailendra Pendapatan Tetap Premium

1.762,62

Up0,49%
Up2,79%
Up0,01%
Up5,45%
Up20,04%
Up48,77%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.038,05

Up0,36%
Up2,00%
Up0,02%
Up2,08%
Down- 2,75%
-

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua