BeritaArrow iconBerita Ekonomi TerkiniArrow iconArtikel

MARKET FLASH: XL Restrukturisasi Utang US$1,5 Miliar

Bareksa18 Agustus 2015
Tags:
MARKET FLASH: XL Restrukturisasi Utang US$1,5 Miliar
Presiden Direktur PT XL Axiata Tbk (XL) baru Dian Siswarini (tengah) berbincang dengan Direktur/Chief Operating Officer Willem Lucas Timmermans (kiri), Komisaris Dato' Sri Jamaludin bin Ibrahim (kedua kiri), Direktur/Chief Service Management Ongki Kurniawan (kedua kanan) dan Direktur/Chief Financial Officer Mohamed Adlan bin Ahmad Tajudin. ANTARA

TOTL peroleh kontrak baru Rp1,6 triliun; BRI jajaki buyback saham

Bareksa.com - Berikut sejumlah berita terkait korporasi dan pasar modal yang dirangkum dari surat kabar nasional:

PT XL Axiata Tbk (EXCL)

Operator telekomunikasi XL segera merekstrukturisasi pinjaman senilai US$1,5 miliar untuk memulihkan laba bersih dan menurunkan rasio utang terhadap EBITDA. Penataan ulang utang akan dilakukan dalam dua cara. Pertama mengganti uang dolar AS ke rupiah. Kedua memanjangkan tenor utang terutama untuk jatuh tempo pada 2017. Sepanjang paruh pertama tahun ini, XL membukukan rugi bersih Rp850,89 miliar, membengkak dibanding rugi Rp444,81 miliar pada periode yang sama tahun lalu. Penyebabnya ada rugi selisih kurs Rp1,4 triliun pada semester I-2015.

Promo Terbaru di Bareksa

PT Total Bangun Persada Tbk (TOTL)

TOTL telah memperoleh kontrak baru Rp1,6 triliun hingga saat ini, atau 53 persen dari target perseroan pada tahun ini. Corporate Secretary TOTL Mahmilan Sugiyo Warnasa menjabarkan seluruh kontrak baru yang diperoleh berasal dari proyek swasta, sebagian besar berasal dari pelanggan perseroan yang berulang. Perseroan belum berencana merivisi target Rp3 triliun dan akan tetap fokus menggarap proyek konstruksi gedung dan tidak masuk pada proyek infrastruktur.

PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI)

BBRI mempertimbangkan aksi buyback agar saham perseroan tak kian terdepresiasi. Direktur Keuangan BRI Haru Koesmahargyo mengatakan perseroan akan mengkaji apakah harga saham perseroan saat ini sudah berada di level undervalued. Bila hal ini terjadi, perseroan mungkin melakukan aksi buyback tersebut. Terkait dengan berapa nilai yang telah masuk dalam kategori undervalued, Haru mengatakan perseroan masih melakukan perhitungan batas (treshold). Selain itu, perseroan juga perlu menyesuaikan dengan ketentuan hukum yang berlaku untuk buyback ini. Pasalnya, UU No.40 Tahun 2007 tentang Perusahaan Terbuka mewajibkan adanya RUPS untuk keputusan buyback tersebut meski OJK tengah mengkaji kemungkinan tanpa izin pemegang saham dulu.

PT Wijaya Karya Tbk (WIKA)

WIKA sedang menjajaki menjadi investor sekaligus kontraktor proyek Pelabuhan Sorong di Papua Barat. Proyek yang dimiliki oleh PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II itu dibangun di atas lahan seluas 7.500 hektare dengan investasi Rp3,5 triliun. Proyek itu akan mulai dibangun akhir tahun dengan target selesai pada 2017 atau awal 2018. WIKA tidak khawatir soal pendanaan karena masih memiliki pinjaman Rp2 triliun belum dicairkan dan rencana obligasi Rp1 triliun akhir tahun depan.

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah

1.311,79

Up0,68%
Up3,10%
Up0,02%
Up6,29%
Up20,00%
-

Capital Fixed Income Fund

1.757,84

Up0,53%
Up3,44%
Up0,02%
Up7,40%
Up18,25%
Up43,13%

STAR Stable Income Fund

1.908,88

Up0,50%
Up2,87%
Up0,01%
Up6,27%
Up31,65%
Up59,98%

Syailendra Pendapatan Tetap Premium

1.762,89

Up0,50%
Up2,81%
Up0,01%
Up5,44%
Up20,06%
Up48,78%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.038,34

Up0,52%
Up2,03%
Up0,02%
Up2,02%
Down- 2,73%
-

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua