MARKET FLASH: WSKT Akuisisi Tol Bakrie

Bareksa • 15 Jul 2015

an image
Suasana ruas jalan tol JORR W2 segmen Ciledug-Ulujami, Jakarta Selatan, Selasa (22/7) - (ANTARA FOTO/Vitalis Yogi Trisna)

SSMS bangun refinery $40 juta; RAJA selesaikan pipa gas di Gresik

Bareksa.com - Berikut sejumlah berita terkait korporasi dan pasar modal yang dirangkum dari surat kabar nasional:

PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT)

WSKT melalui anak usahanya, PT Waskita Toll Road, mengakuisisi 90 persen saham PT Cimanggis Cibitung Toll Ways milik PT Bakrie & Brothers Tbk. (BNBR) dan PT Bakrie Toll Indonesia, senilai Rp522,15 miliar.

Antonius Yulianto T. Nugroho, Sekretaris Perusahaan Waskita Karya, mengatakan perseroan melakukan penambahan modal bagi Waskita Toll Road sebesar Rp552,15 miliar. Tujuan penambahan modal ini untuk melaksanakan pembelian 90 persen saham CCT dari BNBR 10 persen dan Bakrie Toll 80 persen.

Perjanjian jual beli diteken pada 13 Juli 2013. Pada hari yang sama, WSKT juga mengumumkan pemberian pinjaman tunai kepada Waskita Toll Road senilai Rp51,88 miliar untuk dana kerja dan bank garansi pada PT Cinere Serpong Jaya, PT Solo Ngawi Jaya dan PT Ngawi Kertosono Jaya.

PT Selamat Sempurna Tbk (SMSM)

SMSM telah merealisasikan belanja modal (capex) senilai Rp50 miliar atau separuh target tahun ini. Belanja modal itu digunakan untuk perawatan mesin dan pembelian cetakan produk baru suku cadang otomotif. Sementara sumber belanja modal berasal dari kas internal. Hingga kuartal pertama, pendapatan perseroan turun 5,1 persen menjadi Rp629 miliar dibanding kinerja periode yang sama tahun lalu, dengan laba bersih melemah 10,8 persen menjadi Rp74,82 miliar. Perseroan optimis target pendapatan Rp3 triliun atau naik 14 persen tahun ini dapat dicapai.

PT Rukun Raharja Tbk (RAJA)

RAJA telah menyelesaikan pembangunan pipa gas di Gresik, Jawa Timur sepanjang 20 kilometer yang diyakini dapat mendorong kinerja pada tahun ini. Pengembangan pipa itu akan menyalurkan 15 mmscfd gas untuk PLN. Hingga saat ini perseroan sudah menggunakan belanja modal (capex) senilai $23 juta untuk proyek tersebut.
Sebelumnya, perseroan juga berencana mencari pinjaman hingga $120 juta untuk capex tahun ini. Dengan masuknya Itochu untuk membantu pendanaan, perseroan sudah pinjaman $70 juta belum lama ini dari HSBC cabang Jakarta.

Rencana IPO

Dalam waktu dekat sebanyak tiga perusahaan akan menggelar penawaran umum perdana (IPO) saham dengan total incaran Rp1 triliun. Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia Samsul Hidayat menyebutkan tiga perusahaan itu PT Bank Harda Internasional, PT Victoria Insurance dan PT Internux. Selain tiga perusahaan itu, ada dua perusahaan lain di bidang teknologi informasi dan e-commerce yang akan masuk bursa. Mereka menggunakan laporan keuangan Maret, sehingga batas akhir IPO pada September.

Penjualan Otomotif

Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia mencatat total penjualan sepeda motor pada semester I 2015 hanya 3,174 juta unit, anjlok 24,7% dari periode yang sama tahun lalu sebanyak 4,216 juta unit. Penjualan semester pertama 2015 pun menjadi yang terendah setidaknya dalam kurun waktu tiga tahun terakhir. Pada semester I 2013 total pasar sepeda motor yang dicatatkan AISI sebanyak 3,939 juta unit.

Ketua Umum AISI Gunadi Sindhuwinata memperkirakan penjualan hingga akhir tahun di kisaran 6,2 - 6,3 juta unit. Perkiraan itu juga turun tajam dibandingkan dengan angka tahun lalu 7,91 juta unit dan pada 2013 7,77 juta unit. Penjualan mobil semester pertama juga turun 18,2 persen menjadi 524.860 unit, menurut data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo). Penurunan terjadi karena perlambatan ekonomi. Toyota selaku penguasa pangsa pasar mencatat penurunan terdalam 27 persen.

PT Sawit Sumbermas Sarana TBk (SSMS)

SSMS ingin mengembangkan bisnis hilir kelapa sawit dengan membangun pabrik pengolahan atau refinery CPO dengan investasi $40 juta atau Rp532 miliar. Untuk menggarap refinery itu, SSMS akan bekerja sama dengan Islamic Development Bank (IDB), yang akan memberi pinjaman. Kerja sama ini membuka peluang pasar ekspor ke Timur Tengah. Saat ini kerja sama masih dalam tahap penjajakan, dan jika sudah sepakat kedua pihak akan meneken nota kesepahaman (MoU). Pendirian pabrik akan melalui PT Citra Borneo Utama, induk perusahaan yang juga 18 persen sahamnya dipegang SSMS.