Skandal Keuangan di Malaysia Terungkap. Ini Bukti Aliran Dana ke Akun PM Najib

Bareksa • 09 Jul 2015

an image
Perdana Menteri Malaysia Najib Razak memberikan keterangan pada United Malays National Organisation (UMNO) di Putra World Trade Centre in Kuala Lumpur (REUTERS/Olivia Harris)

PM Najib menggunakan dua rekening bantuan sebelum akhirnya dana dari SRC international ditransfer ke rekening pribadinya

Bareksa.com – Tim penyelidik penyelewengan dana lembaga 1MDB (1 Malaysia Development Berhad) akhirnya menemukan fakta adanya aliran dana senilai RM42 juta atau setara Rp147 miliar mengalir dari SRC International Sdn Bhd ke akun pribadi milik Perdana Menteri Malaysia Mohd Najib Razak.

Penyelidikan ini didasari oleh banyaknya permintaan—salah satunya oleh Tony Pua, politikus Partai Aksi Demokratik (DAP)— atas dugaan adanya keterlibatan PM Najib atas penyelewengan dana senilai RM41,9 miliar atau setara Rp148 triliun. (Baca juga: Skandal Keuangan Rp148 Triliun Guncang Malaysia, PM Najib Terseret)

PM Najib sebagaimana dikutip Serawakreport dan Wallstreet Journal membantah tudingan tersebut, dan mengungkapkan bahwa dana-dana tersebut telah diinvestasikan ke dalam perusahaan batu bara asal Mongolia, Gobi Coal & Energy.

"Saya tidak pernah mengambil uang untuk keuntungan pribadi seperti yang dituduhkan oleh lawan-lawan politik saya- apakah dari 1MDB, SRC Internasional atau badan lain, seperti perusahaan-perusahaan ini telah dikonfirmasi," ujarnya seperti dikutip Wallstreet Journal.

Najib boleh saja membantah. Namun, bukti dokumen yang ditemukan tim penyidik dan saat ini berada di tangan jaksa Malaysia menunjukkan bahwa ada sejumlah dana yang ditransfer ke rekening “Dato Sri Mohd Najib Bin Hj Abd Razak”.

Dalam dokumen tersebut, SRC International Bhd pada 10 Februari 2015 tercatat mentransfer dana sebesar RM10 juta ke rekening AmPrivate Bank PM Najib dengan nomor rekening  21.120.220.118.80. SRC awalnya melakukan transfer dana RM5 juta pada 5 dan 6 Februari 2015 ke Gandingan Mentari Sdn Bhd.

Gandingan Mentari merupakan perusahaan yang sahamnya dimiliki SRC dan dikendalikan oleh Nik Faisal Ariff, teman dekat Jho Low yang juga teman dekat PM Najib. Nik Faisal sebelumnya juga terlibat menyalurkan pinjaman 1MDB kepada anak usaha PetroSaudi.

Kemudian uang itu ditransfer ke perusahaan Nik Faisal lainnya, Ihsan Perdana Sdn. Dari Ihsan Perdana ini, barulah kemudian uang RM10 juta ditransfer ke rekening AmPrivate Bank milik PM Najib.

Alur Pencucian Uang RM10 Juta Dari 1MDB ke Rekening PM Najib Razak

Sumber: Sarawakreport

Ternyata cara serupa juga dilakukan pada pencucian uang pada akhir Desember 2014. SRC International mentransfer dana sebesar RM40 juta kepada Gandingan Mentari Sdn Bhd yang selanjutnya ditransfer ke Ihsan Perdana Sdn. Dari Ihsan Persada, dana ini dipecah masing-masing menjadi RM27 juta dan RM5 juta yang kemudian ditransfer ke rekening PM Najib lainnya dengan nomor rekening 21.120.220.119.06. Sementara, RM8 juta masih disimpan di rekening Ihsan Persada.

Alur Pencucian Uang RM32 Juta Dari 1MDB ke Rekening PM Najib Razak

Sumber: Sarawakreport

Tidak hanya itu, tim investigator 1MDB juga menemukan adanya tranfer dana lainnya sebesar $682 juta (RM2,6 miliar) atau setara Rp9,1 triliun dari Falcon Bank Switzerland cabang Singapura ke rekening AmPrivate Bank atas nama “Dato Sri Mohd Najib Bin Hj Abd Razak” pada Maret atau sesaat sebelum dimulainya pemilihan umum 2013.

Bukti Transfer Dana $682 juta ke Rekening PM Najib Razak dari Falcon Private Bank

Sumber: Wallstreetjournal

Dana ini diduga sebagai dana dukungan untuk pencalonan Najib sebagai Perdana Menteri Malaysia agar proyek “kemitraan strategis” antara Malaysia dan Abu Dhabi dapat berjalan lancar. Sebagai informasi, Najib beserta 1MDB telah melakukan penandatanganan proyek “kerja sama strategis” dengan Mohamed Badawy Al-Husseiny, CEO Falcon Bank dan Aabar Investment pada 12 Maret 2013 atau sehari sebelum dana tersebut ditransfer.

Penandatanganan Perjanjian Antara 1MDB dan Aabar Investment yang Disaksikan PM Malaysia Najib Razak

Sumber: Sarawakreport

1MDB dengan Aabar Investment saat itu menyetujui untuk membangun Tun Razak Exchange (TRX) yang dananya berasal dari obligasi pemerintah senilai $3 miliar atau setara Rp40,03 triliun yang separuhnya ditanggung oleh kerajaan Malaysia dan separuhnya lagi oleh Aabar.

 Namun, ternyata proyek pembangunan TRX pun akhinya mangkrak dan sejumlah pertanyaan pun muncul, ke manakah dana tersebut akhirnya mengalir? Sementara, separuh dana yang menjadi tanggung jawab Aabar juga tidak jadi disalurkan.