Jelang Akhir Tahun di Masa Pandemi, Investasi Jangka Pendek Bisa Ditambah

Abdul Malik • 01 Dec 2020

an image
Ilustrasi sepasang investor pria dan wanita merencanakan investasinya di 2021, seiring harapan pemulihan ekonomi dan berakhirnya pandemi Covid-19. (Shutterstock)

Alokasi investasi di jangka pendek bisa ditambah, misal untuk reksadana pasar uang

Bareksa.com - Kurang dari satu bulan lagi, 2020 berakhir dan 2021 menjelang. Pelbagai dinamika khususnya dampak dari pandemi Covid-19, memberikan warna tersendiri bagi tahun ini. Tidak mudah, tapi 2020 toh akan berakhir.

Eko Endarto, Perencana Keuangan dari Financia Consulting mengatakan kondisi tahun 2020 berbeda dengan tahun sebelumnya dari sisi perspektif seorang investor. Menurutnya, kondisi ekonomi dan sosial yang masih belum stabil harusnya membuat masyarakat menjadi hati-jati dengan kondisi ke depan.

"Dengan masih banyaknya ketidak pastian, maka sikap waspada dan hati-hati menjadi dasar. Tetap fokus ke jangka panjang tapi menjaga likuiditas yang cukup untuk jangka pendek adalah kunci keberhasilan di tahun depan," kata Eko kepada Bareksa, Selasa (1/12/2020).

Kembali Eko menyampaikan terkait situasi pandemi Covid-19 dan dinamika kondisi ekonomi keuangan tahun ini, sebaiknya seorang investor konsentrasi jangka panjang dan likuiditas. "Jangka panjang secara nominal kalau memang terpaksa harus turun nggak masalah tapi paksakan tetap ada alokasi investasi walau nominalnya lebih kecil. Toh harga-harga juga sedang discount," paparnya.

Saat bersamaan, Eko menyampaikan investor termasuk seorang investor pemula untuk mempersiapkan cash. Menurutnya, bunga turun akan memicu kenaikan harga ke depannya.

Reksadana Pasar Uang

Di sisi lain mengenai pengalokasian dana untuk investasi pada tahun depan, pada umumnya tetap sama antara lain perlunya pengalokasian dana darurat yakni untuk 3 hingga 6 bulan. "Tapi alokasi investasi di jangka pendek mungkin bisa ditambah. Misal untuk reksadana pasar uang dan deposito," kata Eko.

Hal tersebut perlu dilakukan, lanjut Eko, selain untuk backup juga sebagai amunisi kalau memang ada peluang baik di investasi.

Lebih lanjut mengenai reksadana pasar uang, Laporan Bareksa Mutual Fund Industry, Data Market – Monthly Report October 2020yang mengolah data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebutkan dana kelolaan atau asset under management (AUM) reksadana pasar uang pada Oktober 2020 tumbuh 29,21 persen (YTD). Pada Oktober 2020, dana kelolaan reksadana pasar uang tercatat Rp89,4 triliun.

Sumber: Bareksa Mutual Fund Industry, Data Market – Monthly Report October 2020

Jumlah unit penyertaan reksadana pasar uang di Indonesia seperti dicatat Laporan Bareksa Mutual Fund Industry, Data Market – Monthly Report October 2020, juga mengalami kenaikan 24,70 persen jadi 65,8 miliar pada akhir Oktober 2020.

(Martina Priyanti/AM)

***

Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa. GRATIS

​DISCLAIMER​
Semua data kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini adalah kinerja masa lalu dan tidak menjamin kinerja di masa mendatang. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.