BeritaArrow iconKategoriArrow iconArtikel

Theresa May Siap Mundur, IHSG Diperkirakan Menguat Terbatas

28 Maret 2019
Tags:
Theresa May Siap Mundur, IHSG Diperkirakan Menguat Terbatas
Pengunjung melintasi layar elektronik pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. IHSG menguat dengan ditopang sektor mining, property dan basic industry. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay

Hasil penelitian Ernst & Young Indonesia (EY) menemukan banyaknya kejanggalan pada pengelolaan keuangan AISA

Bareksa.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 0,39 persen di level 6.444,74 pada perdagangan kemarin, Rabu (28/03), dari level penutupan perdagangan sebelumnya, setelah sempat dibuka menguat. Tujuh dari sembilan sektor berakhir melemah, dipimpin sektor industri dasar dan kimia (-1,19 persen) dan pertambangan (-0,84 persen).

IHSG melemah seiring dengan pelemahan bursa Asia lainnya seperti Indeks Nikkei 225 Jepang (-0,23 persen) dan Kospi Korea Selatan (-0,15 persen) seiring dengan kekhawatiran terkait pasar obligasi Amerika Serikat dan data ekonomi kurang baik.

Di Amerika Serikat, Indeks S&P 500 (-0,46 persen), Indeks Nasdaq Composite (-0,63 persen), dan Indeks Dow Jones Industrial Average (-0,13 persen) masing-masing ditutup melemah dibandingkan penutupan perdagangan hari sebelumnya.

Promo Terbaru di Bareksa

Bursa Wall Street serentak melemah pada akhir perdagangan Rabu (27/3/2019), setelah imbal hasil obligasi AS kembali turun dan inversi kurva imbal hasil yang berkepanjangan memicu kekhawatiran perlambatan ekonomi AS. Saham bank dan finansial turun, dengan indeks finansial S&P 500 berakhir turun 0,4 persen.

IHSG Diperkirakan Menguat Terbatas

IHSG pada perdagangan kemarin ditutup melemah setelah sempat dibuka menguat di awal sesi. Indeks tampak kembali mengalami konsolidasi dan berpeluang berlanjut dengan menguji resistance level 6,490.

Namun stochastic yang berada pada kecenderungan melemah berpotensi kembali menghambat laju penguatan indeks yang jika berbalik melemah dapat menguji 6,400.

Proyek Infrastruktur Penyumbang Terbesar Defisit Transaksi Berjalan

Menurut Bank Indonesia (BI), kebijakan pembangunan infrastruktur yang massif oleh pemerintahan Joko Widodo mendorong tingginya defisit transaksi berjalan Indonesia pada 2018.

Menurut Deputi Gubernur Senior BI, Mirza Adityaswara, impor bahan kebutuhan infrastruktur menyumbang defisit hingga US$6 miliar, dari total defisit transaksi berjalan Indonesia sebesar US$31 miliar. Meski begitu, menurut Mirza, belanja kebutuhan infrastruktur ini berguna bagi perekonomian Indonesia di masa depan.

Perkembangan Brexit : Theresa May Siap Mundur

Pada hari Rabu waktu setempat, Perdana Menteri Inggris, Theresa May menyatakan dirinya siap mundur apabila proposal ketiganya terkait kesepakatan Brexit disetujui. Hal ini dilakukan untuk mendorong koleganya di Partai Konservatif ikut menyutujui proposal May.

Hingga saat ini, masih belum jelas apakah Inggris akan keluar dari Uni Eropa dengan “no-deal Brexit”, atau bahkan batal melalui referendum kedua.

Keputusan ini sendiri harus diambil sebelum tanggal 12 April mendatang dan hingga saat ini tidak ada kesepakatan terkait hal tersebut di dalam parlemen Inggris.

BEI Panggil Manajemen AISA Soal Laporan EY

Hasil penelitian Ernst & Young Indonesia (EY) menemukan banyaknya kejanggalan pada pengelolaan keuangan PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA).

Sebagai informasi, beberapa poin laporan yang dirilis EY Indonesia yakni ditemukan adanya pencatatan keuangan yang berbeda dengan pencatatan keuangan yang digunakan oleh auditor keuangan dalam melakukan audit laporan keuangan untuk tahun buku 2017.

Selain itu, ada dugaan overstatement Rp4 triliun pada akun piutang usaha, persediaan, dan aset tetap Grup TPSF serta overstatement Rp663 miliar pada akun penjualan dan sebesar Rp329 miliar pada EBITDA entitas makanan.

Selanjutnya, adapula dugaan aliran dana Rp1,78 triliun dengan berbagai skema dari Grup TPSF kepada pihak-pihak yang diduga terafiliasi dengan manajemen lama.

EY Indonesia juga menemukan adanya hubungan dan transaksi dengan pihak terafiliasi, tidak ditemukan adanya pengungkapan secara memadai kepada para pemangku kepentingan.

Hal tersebut berpotensi melanggar Keputusan Ketua Badan Pengawas Padar Modal dan Lembaga Keuangan tentang transaksi afiliasi dan benturan kepentingan transaksi tertentu.

(KA02/AM)

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui saham mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami kinerja keuangan saham tersebut.

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah

1.314,36

Up0,41%
Up3,60%
Up0,02%
Up5,91%
Up19,01%
-

Capital Fixed Income Fund

1.764,83

Up0,56%
Up3,41%
Up0,02%
Up7,22%
Up17,48%
Up42,87%

STAR Stable Income Fund

1.915,81

Up0,53%
Up2,89%
Up0,02%
Up6,25%
Up30,81%
Up60,29%

Syailendra Pendapatan Tetap Premium

1.757

Down- 0,19%
Up3,05%
Up0,01%
Up4,62%
Up19,15%
Up47,74%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.038,38

Up0,12%
Up2,03%
Up0,02%
Up2,94%
Down- 1,75%
-
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua