BeritaArrow iconKategoriArrow iconArtikel

Berita Hari Ini : Ekspor Sawit Bebas Pungutan, San Miguel Pembeli Saham DLTA

19 Maret 2019
Tags:
Berita Hari Ini : Ekspor Sawit Bebas Pungutan, San Miguel Pembeli Saham DLTA
Petani menurunkan Tanda Buah Segar (TBS) kelapa sawit dari perahunya di Desa Kuala Tripa, Kecamatan Tripa Makmur, Nagan Raya, Aceh, Kamis (19/10). Petani mengaku, sejak sepekan terakhir harga TBS kelapa sawit tingkat petani mulai membaik dari Rp 1.000 perkilogram menjadi Rp 1.350 per kilogram. (ANTARA FOTO/Syifa Yulinnnas)

Indeks obligasi Indonesia pecah rekor, MARK perdalam pasar China dan Vietnam, GMTD kembangkan produk residensial

Bareksa.com - Berikut ini adalah intisari perkembangan penting di pasar modal dan aksi korporasi, yang disarikan dari media dan laporan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, Selasa, 19 Maret 2019 :

Kelapa Sawit

Pemerintah menambah insentif eksportir kelapa sawit, minyak sawit mentah, crude palm oil (CPO) dan produk turunannya. Pemerintah membebaskan ekspotir komoditas ini dari pungutan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), setelah sebelumnya, membebaskan eksportir dari kewajiban bea keluar.

Promo Terbaru di Bareksa

Insentif pembebasan pungutan BPDPKS tertuang di Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 23/PMK.05/2019 yang diundangkan 6 Maret 2019. Sama seperti fasilitas bebas bea keluar, insentif ini berlaku mulai 1 Maret 2019 hingga 31 Mei 2019.

Keluarnya aturan ini merespon surat dari Menteri Koordinator bidang Perekonomian selaku Komite Pengarah BPDPKS dengan nomor TAN54/M.EKON/03/2019 tanggal 1 Maret 2019. Surat itu berisi hasil kesepakatan dan keputusan rapat Komite Pengarah pada 28 Februari 2019, yang usulan kepada Menteri Keuangan agar mengubah tarif pungutan ekspor CPO.

PMK 23/2019 ini menegaskan tarif pungutan ekspor kelapa sawit, CPO, dan produk turunannya dikenakan nol. Tarif nol berlaku saat harga produk di bawah US$570 per ton, harga US$570 sampai US$619 per ton, maupun harga di atas US$619 per ton. Tarif nol ini berlaku untuk sementara. Mulai 1 Juni 2019, pemerintah kembali memberlakukan tarif dengan ketentuan terdahulu.

PT Delta Jakarta Tbk (DLTA)

Penjualan saham DLTA oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta terus bergulir. Kabarnya, San Miguel Malaysia Private (Pte) Limited (Ltd) yang akan membeli sekitar 27 persen saham, setara dengan 210,2 juta saham DLTA milik Pemprov DKI Jakarta.

Kabarnya, San Miguel ditunjuk sebagai pembeli utama DLTA. Pemprov DKI Jakarta bahkan konon mematok harga DLTA dengan price to book value (PBV) sebesar 5 kali, dari saat ini 4,5 kali. Jika terlaksana, San Miguel akan memiliki 85 persen saham DLTA.

Hingga akhir Februari 2019, kepemilikan saham San Miguel di DLTA sebesar 467,06 juta saham, atau setara dengan 58,33 persen atas modal yang ditempatkan dan disetor. Seperti dikutip Kontan, Direktur Pemasaran DLTA Ronny Titiheruw menolak memberikan komentar. Begitu pula dengan Sekretaris Badan Pembinaan BUMD DKI Jakarta Riyadi.

"Maaf, saya tidak punya informasi terkait masalah ini," ujar Riyadi.

Imbal Hasil Obligasi

Kinerja pasar obligasi dalam negeri cukup dahsyat. Berkurangnya risiko global, ditambah perbaikan data ekonomi dalam negeri, membuat indeks obligasi Indonesia kembali memecahkan rekor terbaiknya. Berdasarkan data Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA), Indonesia Composite Bond Index (ICBI) berhasil mencapai level 249,64. Ini merupakan level tertinggi indeks obligasi Indonesia ini sepanjang masa.

Sepanjang tahun ini, ICBI telah tumbuh 3,56 persen. Keuntungan berinvestasi di obligasi dalam negeri, baik obligasi pemerintah maupun obligasi korporasi, juga masih terus naik. Ini terlihat dari pergerakan indeks IBPA yang menggambarkan return investasi di obligasi. Kemarin, INDOBeX Government Total Return, yang menggambarkan return investasi obligasi pemerintah, naik 3,52 persen sejak awal tahun. Di saat yang sama, INDOBeX Corporate Total Return, yang menggambarkan return investasi obligasi korporasi naik sekitar 3,78 persen.

PT Mark Dynamics Indonesia Tbk (MARK)

Perseroan berencana memperdalam pasar China dan Vietnam di tahun ini. Sejauh ini, mereka belum optimal menggarap kedua pasar tersebut. Menurut catatan internal, Mark Dynamics menjual 95 persen produk cetakan sarung tangan atawa hand former ke luar negeri.

Adapun 60 persen penjualan ekspor ke Malaysia dan 30 persen ke Thailand. Barulah 10 persen sisanya penjualan ke China dan Vietnam. Mengintip informasi prospektus Mark Dynamics, pemasaran produk menggunakan sistem penjualan langsung alias direct sales.

Kepada beberapa pelanggan, perusahan berkode saham MARK di Bursa Efek Indonesia (BEI) itu menerapkan kebijakan pembayaran selama 30-60 hari dari tanggal pengiriman. Sementara dengan pelanggan baru, metode pembayarannya menggunakan L/C at sight atau 100 persen TT Advance.

Mark Dynamics yakin, impian memperbesar pasar ekspor tak akan tergangu oleh sejumlah risiko global yang banyak dikhawatirkan pelaku usaha lain. Sebut saja, kebijakan ekonomi Amerika Serikat (AS) dan perang dagang AS dengan China yang masih berlanjut.

PT Gowa Makasar Tourism Development Tbk (GMTD)

Perseroan akan fokus mengembangkan perumahan New Rosemary Residence. Produk residensial itu akan meluncur di akhir bulan ini. Hasrul, Public Relation PT Gowa Makassar Tourism Development Tbk menyebutkan, proyek New Rosemary Residence untuk mengantisipasi permintaan terkait pengembangan Kawasan Tanjung Bunga, Makassar. Di sisi lain, produk ini untuk menopang kinerja perusahaan agar terus mencatatkan pertumbuhan dengan menyasar segmen pasar menengah dan menengah ke bawah.

"Pada kuartal pertama tahun ini, kami tengah menawarkan Laurus Residence dan New Rosemary Residence sebagai pengembangan produk di Kawasan Green River View yang menjadi fokus kami," ungkap dia seperti dikutip Kontan.

Untuk New Rosemary Residence, Hasrul menjelaskan, Gowa Makassar berencana meluncurkan produk itu pada akhir bulan ini, yakni sebanyak 500 unit. Adapun harga hunian tersebut senilai Rp340 juta per unit.

Soal target penjualan, manajemen Gowa Makassar tidak mengungkapkan secara spesifik. Satu hal yang pasti, emiten properti bersandi saham GMTD di Bursa Efek Indonesia ini mengharapkan kedua produk tersebut pada kuartal I 2019 bisa terserap pasar yang terus menggeliat seiring pengembangan Kawasan Tanjung Bunga.

(AM)

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah

1.311,79

Up0,68%
Up3,10%
Up0,02%
Up6,29%
Up20,00%
-

Capital Fixed Income Fund

1.757,84

Up0,53%
Up3,44%
Up0,02%
Up7,40%
Up18,25%
Up43,13%

STAR Stable Income Fund

1.908,88

Up0,50%
Up2,87%
Up0,01%
Up6,27%
Up31,65%
Up59,98%

Syailendra Pendapatan Tetap Premium

1.762,89

Up0,50%
Up2,81%
Up0,01%
Up5,44%
Up20,06%
Up48,78%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.038,34

Up0,52%
Up2,03%
Up0,02%
Up2,02%
Down- 2,73%
-
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua