BeritaArrow iconKategoriArrow iconArtikel

Dibayangi Sentimen Divestasi, Ini Analisis Teknikal Saham INCO

08 Januari 2019
Tags:
Dibayangi Sentimen Divestasi, Ini Analisis Teknikal Saham INCO
Nikel, jenis logam serbaguna yang kuat, antikarat, dan mampu mempertahankan karakter fisik maupun mekanik meskipun terpapar temperatur ekstrem. Dengan produksi rata-rata 75.000 metrik ton nikel matte per tahun, PT Vale menyumbang 5% pasokan nikel dunia. (Akun Facebook @ptvaleindonesia)

Vale Indonesia menyatakan bersedia menawarkan divestasi saham kepada Pemerintah Indonesia

Bareksa.com - Harga baham PT Vale Indonesia Tbk (INCO) pada perdagangan Senin, 7 Januari 2019 ditutup melonjak 4,15 persen dengan berakhir pada level Rp3.260 per saham.

INCO bergerak atraktif pada perdagangan kemarin dengan ditransaksikan sebanyak 3.805 kali, dengan nilai transaksinya yang mencapai Rp68,22 miliar.

Berdasarkan aktivitas broker summary, tiga broker teratas yang paling banyak membeli saham INCO pada perdagangan kemarin antara lain Indo Premier Sekuritas (PD) senilai Rp9,45 miliar, kemudian RHB Sekuritas (DR) Rp6,89 miliar, dan UBS Sekuritas (AK) Rp6,78 miliar.

Promo Terbaru di Bareksa

Nilai pembelian ketiga broker tersebut berkontribusi terhadap nilai transaksi keseluruhan INCO masing-masing sebesar 13,85 persen, 10,01 persen, dan 9,94 persen.

Wacana Divestasi

Akhir pekan lalu, Vale Indonesia menyatakan bersedia menawarkan divestasi saham kepada Pemerintah Indonesia. Untuk itu, Vale Indonesia sudah menyampaikan surat kepada Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) terkait hal ini.

"PT Vale akan memenuhi kewajiban divestasinya sesuai dengan Perjanjian Amandemen Kontrak Karya Vale Indonesia dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. PT Vale telah menyampaikan surat kepada Menteri ESDM sehubungan dengan proses pelaksanaan divestasi PT Vale," kata Senior Manager Communication PT Vale, Suparam Bayu Aji seperti dilansir CNBC Indonesia,

Vale Indonesia pertama kali melakukan eksplorasi di wilayah Sulawesi bagian Timur pada tahun 1920-an. Vale Indonesia yang semula bernama PT International Nickel Indonesia didirikan pada bulan Juli 1968.

Saat itu, Vale Indonesia menandatangani Kontrak Karya (KK) yang merupakan lisensi dari Pemerintah Indonesia untuk melakukan eksplorasi, penambangan dan pengolahan bijih nikel.

Melalui Perjanjian Perubahan dan Perpanjangan yang ditandatangani pada bulan Januari 1996, KK tersebut telah diubah dan diperpanjang masa berlakunya hingga 28 Desember 2025. Kemudian pada tahun 2014, Vale Indonesia melakukan renegosiasi Kontrak Karya sehingga operasi diperpanjang hingga 2045.

Bayu menjelaskan, divestasi akan dijalankan sesuai dengan hasil Amandemen Kontrak Karya perusahaan pada Oktober 2014. "Jadi divestasi yang akan dijalankan sesuai dengan hasil Amandemen Kontrak Karya kami pada Oktober 2014," tambah Suparam.

Analisis Teknikal Saham INCO

Illustration

Sumber: Bareksa

Menurut analisis Bareksa, secara teknikal candle saham INCO pada perdagangan kemarin membentuk doji yang menggambarkan bahwa saham ini bergerak bervariatif, namun dengan kecenderungan menguat.

Open gap up yang terbentuk kemarin menandakan adanya antusiasme beli yang cukup tinggi dari para pelaku pasar sejak awal perdagangan.

Volume terlihat mengalami lonjakan cukup signifikan dibandingkan dengan sehari sebelumnya menandakan adanya aksi pembelian serta antusiasme yang besar dari para pelaku pasar.

Kemudian investor asing juga terpantau banyak memburu saham INCO dengan mencatatkan pembelian bersih (net buy) senilai Rp10,31 miliar.

Selain itu, indikator stochastic mulai berbalik naik dan masih berada di sekitar area netral, mengindikasikan sinyal kenaikan yang cukup kuat dengan target terdekat berada di level Rp3.360. (KA01/hm)

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui saham mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami kinerja keuangan saham tersebut.

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah

1.311,79

Up0,68%
Up3,10%
Up0,02%
Up6,29%
Up20,00%
-

Capital Fixed Income Fund

1.757,84

Up0,53%
Up3,44%
Up0,02%
Up7,40%
Up18,25%
Up43,13%

STAR Stable Income Fund

1.908,88

Up0,50%
Up2,87%
Up0,01%
Up6,27%
Up31,65%
Up59,98%

Syailendra Pendapatan Tetap Premium

1.762,89

Up0,50%
Up2,81%
Up0,01%
Up5,44%
Up20,06%
Up48,78%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.038,34

Up0,52%
Up2,03%
Up0,02%
Up2,02%
Down- 2,73%
-
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua