BeritaArrow iconKategoriArrow iconArtikel

Berita Hari Ini : META Ekspansi Rp3 T, Pemerintah Siapkan Super Deduction Tax

28 November 2018
Tags:
Berita Hari Ini : META Ekspansi Rp3 T, Pemerintah Siapkan Super Deduction Tax
Warga membayar pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Tanah Abang Tiga, Jakarta, Jumat (5/1). Pemerintah menyebutkan realisasi penerimaan perpajakan tahun 2017 sebesar Rp1.399,8 triliun atau 91 persen dari target APBN Perubahan 2017 dan menargetkan penerimaan sebesar Rp1.423,9 triliun pada tahun 2018. (ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay)

GOOD bidik pendapatan naik 10 persen, ULTJ anggarkan belanja modal Rp65 miliar, ACES tambah gerai hingga 28

Bareksa.com - Berikut ini adalah intisari perkembangan penting di isu ekonomi, pasar modal, dan aksi korporasi, yang disarikan dari media dan laporan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, Rabu, 28 November 2018 :

PT Nusantara Infrastructure Tbk (META)

Perseroan menyiapkan sejumlah rencana ekspansi. Belanja modal hingga Rp3 triliun diperkirakan dirogoh perseroan pada tahun depan. Setidaknya ada tiga aksi korporasi yang dirampungkan Nusantara Infrastructure sepanjang 2018.

Promo Terbaru di Bareksa

Pada akhir Mei 2018, emiten berkode saham META itu melepas kepemilikan sahamnya dalam PT Komet Infra Nusantara (KIN) kepada anak usaha PT Sarana Menara Nusantara Tbk dengan nilai transaksi Rp1,4 triliun.

Seperti dikutip Bisnis Indonesia, META mendivestasi KIN setelah masuk ke perusahaan menara telekomunikasi itu pada 2014. Aksi divestasi tersebut membuat aset perseroan menyusut.

Hingga 30 September 2018, total aset META mencapai Rp3,77 triliun dari posisi Rp5,32 triliun pada akhir 2017. Di sektor energi terbarukan, META melakukan ekspansi anorganik dengan mengakuisisi kepemilikan 80 persen saham PT Rezeki Perkasa Sejahtera Lestari (RPSL) pada 16 Agustus 2018.

Transaksi akuisisi Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa (PLTBm) Mempawah yang memiliki kapasitas 15 megawatt itu senilai Rp120 miliar.

PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk (GOOD)

Perseroan optimistis pendapatan perseroan pada 2018 dapat tumbuh di atas 10 persen dari raihan Rp7,48 triliun pada 2017.

Seperti dikutip Bisnis Indonesia, Direktur Utama Garudafood Putra Putri Jaya Hadianto Atmadja menuturkan perseroan menargetkan penjualan dapat tumbuh lebih dari 10 persen pada 2018. Pada tahun lalu, emiten berkode saham GOOD itu membukukan kenaikan pendapatan 13,31 persen year-on-year dari penjualan Rp6,6 triliun pada 2016.

Sepanjang Januari - April 2018, GOOD membukukan penjualan Rp2,9 triliun, naik 13,5 persen secara tahunan. Berdasarkan jenis produknya, penjualan GOOD terdiri atas makanan ringan Rp1,54 triliun, minuman Rp356,12 miliar, dan lain-lain Rp142 juta.

Untuk mendorong pertumbuhan penjualan, sambungnya, perseroan menambah produk-produk yang inovatif. Salah satunya, produk makanan ringan yang mengandung cokelat.

Insentif Pajak

Pemerintah terus menggodok berbagai jenis insentif perpajakan untuk menarik investasi di dalam negeri. Salah satu insentif pajak yang bakal diberikan, yakni super deduction tax khusus, ditargetkan berlaku efektif pada akhir 2018. Super deduction tax merupakan kebijakan pengurangan pajak hingga 100 persen lebih, bagi sektor industri tertentu yang berkaitan dengan Revolusi Industri 4.0.

"Target kami mudah-mudahan semua bisa (efektif) tahun ini," kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto seperti dikutip Kontan.

Kementerian Perindustrian (Kemperin) telah mengusulkan subjek industri mapun berapa besaran insentif ini. Pemerintah ingin memberikan, insentif ini kepada industri yang melakukan program pendidikan vokasi, penelitian dan pengembangan (R&D), dan menghasilkan inovasi.

PT Adhi Karya Tbk (ADHI)

Perseroan masih harus bekerja keras mengejar target perolehan kontrak baru di sisa tahun ini. Hingga 23 November 2018, emiten konstruksi pelat merah ini membukukan kontrak baru Rp12,6 triliun. Perolehan itu hanya 54 persen dari target kontrak baru yang dipatok tahun ini Rp23,37 triliun.

Mayoritas kontrak baru disumbang dari lini konstruksi dan energi yaitu mencapai 90 persen. Lalu, 8 persen berasal dari lini properti, sisanya dari lini bisnis lainnya.

Dari jenis pekerjaan, sebanyak 62 persen merupakan pekerjaan bangunan, 17 persen pekerjaan jalan, dan sisanya tipe pekerjaan lainnya. Sumber pendanaan kontrak baru ADHI yang berasal dari pemerintah hanya 26 persen. Porsi terbesar dari proyek-proyek swasta yakni mencapai 46 persen.

PT Ultra Jaya Milk Industry & Trading Company Tbk (ULTJ)

Perseroan telah menyiapkan sejumlah rencana untuk menyambut tahun 2019. Perusahaan menganggarkan belanja modal lebih besar untuk ekspansi tahun depan.

Sepeti dikutip Kontan, General Manager Public Relations ULTJ Muhammad Muthassawar mengungkapkan, perseroan akan menggelontorkan belanja modal (capex) Rp65 miliar. Jumlah ini lebih tinggi 82 persen dibanding capex tahun ini senilai Rp35,7 miliar.

"Capex tahun 2018 sudah terserap semua pada kuartal III 2018 untuk membeli mesin baru," papar dia.

Untuk tahun depan, belanja modal akan digunakan menyelesaikan ekspansi. Seperti mengganti mesin produksi sampai membangun pabrik dan kantor. Tak hanya itu, Muthassawar atau yang biasa dipanggil Azwar ini mengatakan ULTJ akan menggunakan belanja modal untuk mengembangkan proyek peternakan sapi perah milik PT Ultra Sumatera Dairy Farm (USDF) di Berastagi, Sumatra Utara.

ULTJ optimistis bakal membukukan pertumbuhan kinerja baik dari sisi pendapatan maupun laba bersih. "Pendapatan kami harapkan naik 12 persen dengan laba bersih meningkat menjadi 26 persen," ujar Azwar.

PT Ace Hardware Indonesia Tbk (ACES)

Perseroan menambah gerai melebihi target. Dari rencana menambah 15 gerai baru pada tahun ini, hingga akhir November 2018 mereka justru membuka 28 gerai baru. Menurut rencana awal, sebanyak 15 gerai baru di tahun 2018 meliputi 10 gerai Ace Hardware reguler dan lima gerai Ace Express. Namun realisasinya kini, gerai Ace Hardware bertambah 21 unit.

Adapun gerai Ace Express bertambah tujuh gerai dan semua berada di Jabodetabek. Gerai terbaru atau ke-28 Ace Hardware bakal hadir, di OPI Mall Palembang, Sumatra Selatan. Gerai anyar tersebut akan melengkapi total gerai menjadi 171 unit. Kembali mengingatkan, ukuran Ace Express lebih ciut ketimbang gerai reguler. Produk yang mejeng di gerai berukuran compact tersebut juga lebih sedikit karena lebih fokus pada kebutuhan sehari-hari.

PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID)

Perseroan mengupayakan cara untuk meringankan beban utangnya. Anak perusahaan mereka, PT Bukit Makmur Mandiri Utama, mengajukan perubahan syarat dan ketentuan surat utang dalam bentuk permohonan persetujuan (consent solicitation) kepada J.P. Morgan (S. E. A) sebagai solicitation agent.

Seperti dikutip Kontan, manajemen Bukit Makmur mengajukan consent solicitation atas surat utang senilai US$350 juta dengan bunga tetap 7,75 persen per tahun dan jatuh tempo 2022. Proses pengajuan akan berlangsung mulai 27 November 2018 hingga 24 Desember 2018.

Bukit Makmur sudah menerbitkan surat utang di luar wilayah Indonesia dan Amerika Serikat dengan merujuk pada ketentuan Rule 144A dan Regulation S dari US Securities Act of 1993. Surat utang telah tercatat di Singapore Exchange Securities Trading Limited.

(AM)

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah

1.313,18

Up0,15%
Up3,81%
Up0,02%
Up5,82%
Up18,30%
-

Capital Fixed Income Fund

1.766,42

Up0,60%
Up3,41%
Up0,02%
Up7,32%
Up17,24%
Up43,22%

STAR Stable Income Fund

1.917,41

Up0,56%
Up2,94%
Up0,02%
Up6,33%
Up30,71%
Up60,33%

Syailendra Pendapatan Tetap Premium

1.753

Down- 0,46%
Up3,74%
Up0,01%
Up4,38%
Up18,76%
Up47,23%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.035,73

Down- 0,22%
Up1,77%
Up0,01%
Up2,68%
Down- 2,15%
-
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua