BeritaArrow iconKategoriArrow iconArtikel

Laba Melesat Ditopang Alat Berat & Pertambangan, Berapa Harga Wajar Saham ASII?

30 Oktober 2018
Tags:
Laba Melesat Ditopang Alat Berat & Pertambangan, Berapa Harga Wajar Saham ASII?
Menteri Komunikasi & Informasi RI Rudiantara (kedua kiri) bersama Presiden Direktur PT Astra International Tbk Prijono Sugiarto (kedua kanan), Chief Executive Officer & Founder Go-Jek Nadiem Makarim (kiri) dan President & Co-Founder Go-Jek Andre Soelistyo berswafoto seusai konferensi pers kerjasama Astra dan Go-Jek di Jakarta (12/2). (Dok. Astra)

ASII berhasil mengantongi laba bersih Rp17,07 triliun pada kuartal III tahun ini atau melesat 20,55 persen

Bareksa.com - Emiten perusahaan konglomerasi, PT Astra International Tbk (ASII) selama sembilan bulan pertama 2018 mencatatkan kinerja yang sangat positif.

ASII berhasil mengantongi laba bersih Rp17,07 triliun pada kuartal III tahun ini, melesat 20,55 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu Rp14,16 triliun.

Berdasarkan rilis yang disampaikan perseroan, kenaikan laba bersih tersebut ditopang oleh kenaikan pendapatan bersih konsolidasian grup pada periode yang sama yang tercatat naik 16,41 persen dari sebelumnya Rp150,23 triliun pada kuartal III 2017 menjadi Rp174,88 triliun pada periode yang sama tahun lalu.

Promo Terbaru di Bareksa

"Kenaikan laba ditopang oleh pertumbuhan pendapatan pada hampir semua segmen, terutama dari segmen bisnis alat berat, pertambangan, konstruksi dan energi," kata Presiden Direktur Prijono Sugiarto, melalui siaran pers yang disampaikan, Senin 29 Oktober 2018.

Sepanjang periode Januari - September 2018 arus kas bersih perseroan berhasil mengalami kenaikan dengan mampu surplus Rp4 triliun, jauh lebih baik dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang defisit Rp376 miliar.

Secara keseluruhan, laba bersih Grup Astra selama periode sembilan bulan di 2018 meningkat, disebabkan penambahan kontribusi dari segmen bisnis alat berat, pertambangan, konstruksi dan energi, segmen jasa keuangan dan segmen otomotif, yang melebihi dari penurunan kontribusi segmen agribisnis.

Sementara itu, pelemahan mata uang rupiah selama periode ini menekan margin terhadap bisnis manufaktur Grup Astra. Dampak tersebut mampu diimbangi oleh bisnis-bisnis berbasis komoditas Grup Astra, aktivitas ekspor serta meningkatnya keuntungan selisih kurs.

Harga Saham Naik

Merespons capaian kinerja yang positif, pada perdagangan Senin 29 Oktober 2018 pelaku pasar mengapresiasi saham ASII dengan ditutup menguat 1,01 persen ke level Rp7.500. Kenaikan tersebut terasa cukup spesial di tengah mayoritas saham big caps serta IHSG yang mencatatkan penurunan.

Selain itu, saham ASII juga bergerak atraktif pada perdagangan kemarin dengan menjuarai nilai transaksi perdagangan di Bursa Efek Indonesia yang mencapai Rp382,45 miliar. Kemudian, investor asing juga membukukan net buy Rp178,07 miliar, atau yang terbesar dibandingkan seluruh saham lainnya.

Meski begitu, sejak awal tahun ini harga saham ASII telah terdepresiasi 9,64 persen dari posisi akhir tahun lalu di level Rp8.300.

Harga Wajar Saham ASII

Analisis Bareksa mencoba untuk menghitung harga wajar saham ASII dengan sebuah metode sederhana yakni relative valution berbasis price earning ratio (PER), yaitu perbandingan harga saham (price) terhadap laba per lembar saham (earning per share/EPS).

Langkah pertama yang diperlukan adalah menghitung laba per saham (earning per share/EPS) yang disetahunkan (annualized EPS) serta rata-rata PER dalam waktu yang diinginkan (3-5 tahun).

Untuk menghitung annualized EPS dapat dicari dengan cara (EPS September 2018 – EPS September 2017 + EPS Tahunan 2017). Alhasil proyeksi laba per saham (EPS) saham ASII hingga akhir 2018 yakni Rp538, yang diperoleh dengan cara (Rp422 – Rp350 + Rp466).

Illustration
Sumber: Laporan Keuangan Perseroan, diolah Bareksa

Kemudian untuk menghitung rata-rata PER saham ASII, dapat dicari dengan menjumlahkan PER dalam kurun waktu yang diinginkan kemudian dibagi dengan jumlah periode tersebut.

Illustration
Sumber: Laporan Keuangan Perseroan, diolah Bareksa

Adapun PER yang dapat digunakan untuk mencari harga wajar tersebut dapat menggunakan rata-rata PER dalam tiga tahun terakhir. Rata-rata PER saham ASII selama periode 2015 hingga 2017 diperoleh angka 18,92x.

Alhasil harga wajar saham ASII untuk tahun 2018 dengan metode relative valution berbasis PER diperoleh harga Rp10.175{Rp538 x (18,92x)}.

Apabila dibandingkan dengan penutupan harga saham ASII pada perdagangan kemarin di level Rp7.500, maka saham ASII dapat dikatakan sudah tergolong murah (undervalued) 26,29 persen.

(AM)

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui saham mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami kinerja keuangan saham tersebut.

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah

1.311,79

Up0,68%
Up3,10%
Up0,02%
Up6,29%
Up20,00%
-

Capital Fixed Income Fund

1.757,84

Up0,53%
Up3,44%
Up0,02%
Up7,40%
Up18,25%
Up43,13%

STAR Stable Income Fund

1.908,88

Up0,50%
Up2,87%
Up0,01%
Up6,27%
Up31,65%
Up59,98%

Syailendra Pendapatan Tetap Premium

1.762,89

Up0,50%
Up2,81%
Up0,01%
Up5,44%
Up20,06%
Up48,78%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.038,34

Up0,52%
Up2,03%
Up0,02%
Up2,02%
Down- 2,73%
-
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua