BeritaArrow iconKategoriArrow iconArtikel

Berita Hari Ini : BI Diprediksi Tahan Suku Bunga, Polemik AISA Berlanjut

23 Oktober 2018
Tags:
Berita Hari Ini : BI Diprediksi Tahan Suku Bunga, Polemik AISA Berlanjut
Karyawan melintas di bawah layar monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis (13/9). (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)

Dirut MASA buyback saham 86,5 juta lembar, IPO DFI lepas 300 juta saham, laba UNVR naik 39,7 persen jadi Rp7,3 triliun

Bareksa.com - Berikut ini adalah intisari perkembangan penting di isu ekonomi, pasar modal, dan aksi korporasi yang disarikan dari media dan laporan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, Selasa,23 Oktober 2018 :

Suku Bunga Acuan BI

Dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG), Bank Indonesia (BI) yang berlangsung hingga hari ini diprediksi akan menahan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRRR). Bunga acuan yang telah naik hingga 150 basis points (bps) sepanjang tahun ini diprediksi tidak akan bertambah hingga akhir 2018.

Promo Terbaru di Bareksa

Direktur Riset Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Piter Abdullah mengatakan tidak ada alasan bagi BI untuk menaikkan bunga acuannya bulan ini. Sebab, The Fed baru akan menaikkan bunga acuannya pada Desember mendatang.

"Jika bulan ini BI menaikkan suku bunga, ruang BI untuk menaikkan suku bunga lagi akan semakin sempit," katanya seperti yang dikutip dari Kontan.co.id (22/10).

Suku bunga acuan BI 7 Day Repo Rate diprediksi tetap berada di level 5,75 persen selama bulan ini. Adapun kenaikan suku bunga acuan baru akan terjadi pada bulan depan.

Piter menilai alasan lain BI tak akan menaikkan suku bunga acuan karena nilai tukar rupiah terhadap dolar AS masih stabil dan inflasi terjaga dengan baik.

PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA)

Polemik antara jajaran komisaris dan direksi PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA) berlanjut. Kemarin jajaran komisaris tetap menyelenggarakan rapat umum pemegang saham luar biasa untuk pemilihan direksi baru meskipun meskipun Otoritas Jasa Jasa Keuangan menyatakan agar RUPS asal terlebih dahulu meminta direksi menyelenggarakan RUPS.

Surat ini dilayangkan OJK pada Jumat akhir pekan lalu mempertimbangkan sanggahan soal pergantian direksi awal pekan ini cacat hukum dan tidak sah. Namun dalam RUPSLB pada 22 Oktober kemarin, mencopot dewan direksi dan komisaris dan digantikan dengan jajaran yang baru kemarin.

Menurut keterangan tertulis perusahaan, RUPSLB yang digelar oleh 56,46 persen pemegang saham mencapai kuorum dan berhak mengambil keputusan yang mengikat sesuai dengan mata acara. Dari hasil RUPSLB, Hengky Koestanto ditunjuk sebgai Direktur Utama yang sebelumnya menjabat sebagai komisaris.

Kemudian, Charlie Dhungga ditunjuk sebagai Direktur Independen. Sementara posisi Komisaris Utama dan Komisaris Independen diisi oleh Yulie Sudargo, sementara Jaka Prasetya ditunjuk menjadi Komisaris Perseroan.

Namun Direktur Utama AISA versi sebelum RUPSLB yakni Stefanus Joko Mogoginta menyatakan tidak mengakui hasil rapat yang berangsung kemarin. "RUPSLB hari ini sudah pasti tidak sah, dan saya sudah tegaskan dalam press release kemarin," ujar Joko seperti dilansir CNBC (22/10).

Sebelumnya, perusahaan produsen Taro ini memang tengah berkonflik. Dewan Komisaris terutama Hengky ingin agar dewan direksi yang dipimpin Stefanus Joko Mogoginta dicopot.

PT Multistrada Arah Sarana Tbk (MASA)

Pieter Tanuri, Direktur Utama PT Multistrada Arah Sarana Tbk (MASA) memborong saham perseroan sebanyak 86,5 juta lembar dengan nilai transaksi Rp24,22 miliar pada 17 Oktober 2018 lalu.

Pieter menyatakan pembelian saham itu dilakukan melalui PT Waterfront Sekuritas Indonesia dengan harga pelaksanaan Rp280. “Status kepemilikan saham adalah langsung. Tujuan transaksi ini untuk pembelian kembali,” ujarnya dalam keterbukaan informasi Senin (22/10/2018) seperti dikutip Bisnis.com.

Dengan transaksi tersebut, kepemilikan saham Pieter di MASA meningkat menjadi 1,89 miliar lembar dari sebelumnya 1,8 miliar lembar saham. Pada penutupan perdagangan Senin (22/10/2018), saham MASA naik 10 poin atau 1,65 persen menjadi Rp615. Harga saham MASA melonjak 119,64 persen sepanjang tahun berjalan.

PT Dewata Freight International (DFI)

PT Dewata Freight Internasional , perusahaan yang bergerak di bidang sektor logistik akan melepas 300 juta sahamnya ke publik melalui initial public offering (IPO) atau mekanisme penawaran umum perdana.

"Penawaran umum perdana saham ini merupakan komitmen manajemen untuk mengembangkan usaha untuk lebih tumbuh dan berkesinambungan, akuntabel, profesional, serta mengikuti ketentuan good corporate government. Sehingga semuanya dapat meningkatkan bisnis Perseroan," ujar Direktur Utama DFI Bimada dalam paparan publik di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (22/10/2018) seperti dikutip dari Liputan6.com.

IPO PT Dewata Freight International (DFI) ini akan digelar pada 2-5 November 2018. Jumlah saham yang ditawarkan ke publik tersebut 26,79 persen dari modal disetor dan ditempatkan DFI setelah IPO. Penawaran awal dimulai pada 22-24 Oktober 2018.

Bimada menjelaskan bahwa harga yang ditetapkan untuk IPO Rp120-165 per saham. Perusahaan akan memperoleh tambahan modal Rp36 miliar hingga Rp49,5 miliar dari IPO tersebut.

Saham DFI bernominal Rp 100 per unit itu akan dicatatkan dan diperdagangkan di BEI pada 9 November 2018. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) akan menerbitkan pernyataan efektif untuk DFI ini pada 31 Oktober 2018. Dalam IPO ini, perseroan yang didirikan pada tahun 1994 itu menunjuk PT Erdikha Elit Sekuritas selaku penjamin pelaksana emisi saham.

PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR)

PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) mencatat penjualan bersih Rp31,5 triliun untuk periode Januari - September 2018. Laba bersih perseroan tercatat naik 39,7 persen menjadi Rp7,3 triliun.

"Kami memiliki komitmen untuk terus tumbuh di Indonesia, untuk itu kami akan terus memahami konsumen, menganalisis pergeseran perilaku dan preferensi konsumen untuk dapat mengembangkan inovasi yang secara jitu menjawab kebutuhan mereka,." ujar Sekretaris Perusahaan, Sancoyo Antarikso, dalam keterangan tertulis Selasa (23/10).

Pada kuartal III 2018 perseroan juga melakukan aksi korporasi penjualan aset kategori Spreads dengan nilai transaksi bersih Rp2,8 triliun.

(AM)

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah

1.314,36

Up0,41%
Up3,60%
Up0,02%
Up5,91%
Up19,01%
-

Capital Fixed Income Fund

1.764,83

Up0,56%
Up3,41%
Up0,02%
Up7,22%
Up17,48%
Up42,87%

STAR Stable Income Fund

1.915,81

Up0,53%
Up2,89%
Up0,02%
Up6,25%
Up30,81%
Up60,29%

Syailendra Pendapatan Tetap Premium

1.757

Down- 0,19%
Up3,05%
Up0,01%
Up4,62%
Up19,15%
Up47,74%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.038,38

Up0,12%
Up2,03%
Up0,02%
Up2,94%
Down- 1,75%
-
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua